Pelukannya terasa hangat, Prims bisa mendengar isak tangis Katie yang sedang ia tahan. Yang barangkali tujuannya adalah agar Prims tak bisa mendengarnya.Menguraikan rasa terkejutnya, Prims membalas pelukan Katie, menepuk lembut punggungnya sebelum ibu mertuanya itu pada akhirnya melepasnya.Prims menjumpai wajahnya yang berlinangan air mata saat bibirnya yang biasa mengeluarkan hinaan itu mengatakan, "Maaf ...."Air matanya sekali lagi jatuh, "Maaf untuk memperlakukan kamu dengan sangat buruk selama ini," katanya.Prims tidak ingin menginterupsi yang ia sampaikan, membiarkan Katie mengeluarkan apa yang menjadi beban di dalam benaknya."Mama sangat malu, Primrose," ujarnya.Suaranya bergetar, meremas kedua tangan Prims yang ada di pangkuannya, mata mereka bertumbuk pandang di udara, dibelenggu rasa sesak yang menyelinap, getaran sesalnya memeluk mereka, mengisi setiap jengkal ruang kosong tempat di mana mereka duduk berhadapan, "Perempuan yang dulunya Mama hina, Mama rendahkan di dep
Read more