Share

Bab 98 - Penghinaan

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Arley hampir saja beranjak meninggalkan pintu utama rumah sebelum Prims mencegahnya dengan memanggilnya, “Arley, tunggu sebentar!”

Arley berhenti, memilih untuk menoleh terlebih dahulu pada Prims, membiarkannya berbicara, “Ada apa, Sayang?”

Prims terlihat memiringkan kepalanya sekilas ke kiri, mempertimbangkan apakah harus mengatakannya secara jujur ataukah menyebutnya dengan kiasan.

“Apa, Primrose?” tanya Arley sekali lagi karena Prims hanya memberikan keheningan yang tumbuh membesar di sekitar mereka.

“Biar aku saja yang menemuinya,” jawab Prims pada akhirnya. Memilih untuk mengatakan sebuah kejujuran tanpa basa-basi. Daripada kalimat berputar yang membuat Arley berpikir dua kali.

“Kamu ingin menemuinya sendiri?”

“Iya,” tanggap Prims dengan mengangguk samar.

“Bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang buruk padamu?”

“Maka biarkan aku yang menanggungnya. Yang menjadi permasalahan di sini adalah antara aku dan dia. Kamu tidak sepatutnya terlibat.”

“Tapi karena yang dia lakukan itu aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
diiihhhh emak sarap emng...
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Ibu sama anak sama2 SERAKAH ...,**)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 99 - Sayangku ....

    Prims menyaksikan ibu tirinya itu pergi pada akhirnya. Prims tidak peduli akan disebut sebagai apa olehnya karena gumamannya saat ia mengenyahkan diri itu Prims mendengar ia melontarkan sebuah cacian seputar 'anak kurang ajar' serta 'sombongnya mengerikan.'Baik, terserah!Masa bodoh!Ia tak akan peduli!Iris tak ingin mengganggu hatinya yang sudah penuh dengan retakan ini semakin sakit dibuat ibu tirinya.Ia menyaksikan Erren berjalan meninggalkan halaman rumah Arley, lalu menghilang saat pintu gerbang ditutup oleh Wil yang berjaga di sana dengan mengenakan jas hujan yang ia kenakan.Dari mana Erren tahu ini adalah rumah Arley?Bagaimana caranya ia menebalkan mukanya itu sehingga sama sekali tidak ada rasa malu saat menuntut hal hanya demi melindungi anak perempuannya yang jelas-jelas juga menanggung kesalahan?Benar cinta ibu memang tiada batasnya. Tapi, apakah cinta ibu yang justru membuat anaknya merasa benar sepanjang waktu padahal ia salah dan mengubahnya menjadi monster itu adal

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 100 - Berciuman Di Mana Saja, Bukankah Orang Amerika Seperti Itu?

    “Kalau kamu berbohong soal itu, aku akan mengatakan kalau kamu berhasil,” ucap Prims. Langkah kakinya yang terhenti itu kini berdiri di atas rasa gamang.Sepasang netranya menatap Arley yang hanya tersenyum memandang rasa ketidak percayaan yang timbul. Arley tidak menyalahkannya soal itu. Karena bagaimanapun ... cerita yang ia berikan sepertinya terlalu khayal untuk bisa diterima oleh akal sehat seseorang.“Kamu sungguh melakukan itu?”Arley mengangguk, mengguncang lembut tangan mereka yang saling menggenggam, “Tidak masalah kalau kamu tidak percaya. Aku tidak memaksamu untuk itu,” kata Arley akhirnya. “Tapi nanti jika kita memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Mama Jasmine di rumah Bapa yang ada di surga, kamu bisa menanyakan sendiri pada beliau, bahwa yang aku katakan adalah sebuah kebenaran.”Prims menggigit bibirnya.Entah harus bagaimana ia mengekspresikan dirinya sekarang ini. Pria di hadapannya ini, namanya Arley Miller. Pria yang bahkan bisa menunjuk wanita manapun sesuka

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 101 - Lagu Persuasif Bercinta

    Tapi biar bagaimanapun itu, mereka masuk ke dalam mobil. Prims sudah bersiap menggunakan pertahanannya yang paling tangguh seandainya Arley memaksa untuk menciumnya.Tetapi hal itu ia urungkan karena Arley hanya menggodanya saja.Yang dilakukan oleh prianya itu ialah menyalakan mesin mobil setelah memastikan Prims mengenakan seat belt-nya dengan benar kemudian membawa mobilnya melaju meninggalkan parkiran gereja yang masih lumayan ramai di hari minggu pagi ini.Ah ... leganya ....Artinya, Prims tidak perlu merasakan debaran menyakitkan nan menyiksa jantungnya tanpa peri kemanusiaan itu.“Primrose,” panggil Arley saat mereka telah kelar dari gerbang tingginya.“Iya?”“Aku belum mengatakan ini,” ucap Arley mula-mula.“Soal apa?”“Kamu cantik hari ini.”Baru saja reda, sudah akan mulai lagi?“Aku benar-benar bisa diabetes jika kamu memujiku berlebihan seperti itu, Tuan Arley. Jadi bisakah kamu menghentikannya sebentar? Kamu masih menyetir loh sekarang ini.”“Fine ....”Prims menyalakan m

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 102 - Pria Asing Itu Adalah Priaku

    Beberapa orang percaya tentang mitos kupu-kupu putih yang terlihat di pemakaman. Sebagian orang menyebut jika kehadiran kupu-kupu putih itu sedang menandakan bahwa seseorang yang dikunjungi itu sedang berada di sana, bersama mereka dan menyambut kedatangan mereka.Sebagian orang lainnya mengatakan jika si pemilik jiwa telah terbebas dari segala hal yang berkaitan dengan dunia fana dan menjadi kupu-kupu yang terbang bebas di manapun mereka suka.Maka dari itulah tadi Prims mendegar Arley mengatakan, ‘Jaga air matamu, mama melihat kita.’Yang jelas merujuk pada ‘kedatangan’ Jasmine, ibunya. Arley menjadi salah seorang yang meyakini bahwa mitos itu benar adanya.Untuk ukuran pria dewasa yang terlihat tidak tertarik dengan dongeng, Arley membuat Prims sadar bahwa dia benar-benar pria yang mengetahui perasaan orang lain dan menilainya dengan cepat.Ah ... bukankah Prims harusnya tahu, bahwa pengetahuan seperti itu jelas saja didapatkan Arley sejak dia adalah seorang kutu buku?Kemudian, Pr

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 103 - Playing Victim

    “Sayang?” panggil Arley karena Prims sepertinya tidak mendengarkan kalimatnya sama sekali.“I-iya?” tanggap Prims seraya menoleh pada Arley dengan sedikit gugup.“Ada apa?” tanya Arley saat melihat Prims yang sedang memaksakan senyum saat manik mata mereka bertemu.“T-tidak ada, Arley.”“Jangan berbohong!”Prims menggigit bibirnya, ragu apakah ia harus mengatakan ini ataukah menyimpannya untuk dirinya sendiri.Tetapi mempertimbangkan bahwa keselamatan nyawanya bisa saja terancam, ia akhirnya memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.“Ada yang baru saja mengirim pesan padaku,” katanya mula-mula. “Dan dia bilang dia akan membunuhku.”“Apa?”Ada nada terkejut dari caranya mengatakan ‘apa.’“Aku pikir ... kita tidak perlu mencari tahu siapa orangnya, ‘kan? Itu pasti Alice.”“Atau ibu tirimu,” sambung Arley memberikan opsi jawaban yang lain.“Iya. Bisa juga dia.”Prims menghela napasnya dengan sedikit dalam. Arley memelankan laju mobilnya saat mereka berhenti di tepi jalan dengan Arley yan

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 104 - Semalam Di Rumah Paviliun

    Keadaan tegang di sekitar mereka diperpanjang saat Prims mendegar ayah mertuanya itu mengatakan, “Sekretaris Papa bilang kalau dia dan ibunya sedang menjadi buronan Interpol. Sebelumnya Alice pernah hampir kabur ke luar negeri tetapi sepertinya dia membatalkan rencananya itu karena sedang ada sweeping di bandara saat itu.”Maka setelah itu dia berbalik dan berniat membalas sakit hatinya pada orang-orang? Prims bertanya-tanya di dalam hatinya.“Salah satu laporan menyebut jika Alice melakukan transaksi dengan salah seorang anggota Black Gangster untuk membeli senjata api. Setelah itu, keberadaannya tidak bisa ditemukan,” lanjutnya berbuntut panjang karena itu membuat Katie terpejam matanya dengan penuh ketakutan.Bayangan Alice yang kala itu membakarnya masih belum usai dan kini mereka harus menerima ancaman bahwa gadis itu akan membunuh mereka—yang bisa diprediksi itu menggunakan senjata api?Dan apa yang disampaikan oleh Tom memiliki inti yang sama persis dengan pesan yang dibaca ole

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 105 - Kenyal Seperti Pudding

    Arley tidak bergerak, matanya menatap Prims yang sedang berada di bawahnya dengan tubuh yang terasa tegang."K-kita tidak bisa melakukan apapun malam ini," kata Prims, sekilas menggigit bibirnya sembari menusuk lembut dada Arley dengan jari telunjuknya.Arley lupa jika wanita memang memiliki kodrat untuk datang bulan. Termasuk juga untuk Prims, tapi ia tidak menduga jika itu akan datang hari ini, malam ini. Saat ia ingin memeluknya atau meluruhkan jarak di antara mereka dengan keringat dan cumbuan yang hangat."Kenapa kamu tidak bilang dari tadi ...."Arley berpindah dari atas Prims, menghempaskan diri di ranjang di sebelah kiri Prims berbaring menahan senyumnya mendengar cara bicaranya yang sedikit kekanakan."Kenapa saat aku sudah tegang kamu baru bilang, Primrose!"Arley menatapnya dengan kesal, sedangkan Prims menyentuh dagunya, kali ini ia menarik selimut untuk menutupi kakinya yang mulai terasa dingin karena sebelumnya disingkap oleh Arley."Maaf aku lupa. Datangnya juga barusan

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 106 - Malam Pertama Bulan Madu

    Pada akhirnya ....Keinginan bulan madu mereka pun terlaksana.Dari Seattle, menduduki kursi first class, penerbangan membawa mereka meninggalkan daratan Amerika dan mengantarkan mereka tiba di sini.Cinque Terre, ItaliaPrims dibawa oleh Arley untuk memulai Europe Honeymoon, lokasi yang dipilihkan oleh Arley dan langsung disetujui oleh Prims tanpa ba bi bu karena memang tempatnya sangat cantik.Dari bahasa Italia sendiri, Cinque Terre memiliki arti lima daratan. Karena ia memiliki lima kota yang cantik dan menawan.Riomaggiore, Manarola, Monterosso, Corniglia dan Vernazza.Selalu ada satu primadona dari banyaknya pilihan yang ada. Dan Vernazza adalah yang paling disarankan. Vernazza sendiri terletak di barat laut Florence, panduan dari buku wisatawan mengatakan jika Vernazza adalah harta karun Italia, yang bisa dijangkau dengan menggunakan kereta serta kapal ferry.Dan Vernazza adalah tujuan pertama Prims serta Arley dalam perjalanan bulan madu mereka.Sebuah vila yang menghadap ke l

Latest chapter

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status