Home / Romansa / Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya / Bab 104 - Semalam Di Rumah Paviliun

Share

Bab 104 - Semalam Di Rumah Paviliun

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keadaan tegang di sekitar mereka diperpanjang saat Prims mendegar ayah mertuanya itu mengatakan, “Sekretaris Papa bilang kalau dia dan ibunya sedang menjadi buronan Interpol. Sebelumnya Alice pernah hampir kabur ke luar negeri tetapi sepertinya dia membatalkan rencananya itu karena sedang ada sweeping di bandara saat itu.”

Maka setelah itu dia berbalik dan berniat membalas sakit hatinya pada orang-orang? Prims bertanya-tanya di dalam hatinya.

“Salah satu laporan menyebut jika Alice melakukan transaksi dengan salah seorang anggota Black Gangster untuk membeli senjata api. Setelah itu, keberadaannya tidak bisa ditemukan,” lanjutnya berbuntut panjang karena itu membuat Katie terpejam matanya dengan penuh ketakutan.

Bayangan Alice yang kala itu membakarnya masih belum usai dan kini mereka harus menerima ancaman bahwa gadis itu akan membunuh mereka—yang bisa diprediksi itu menggunakan senjata api?

Dan apa yang disampaikan oleh Tom memiliki inti yang sama persis dengan pesan yang dibaca ole
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Minang Bundo
prims yang baik hati gitu Sdh buat babang tamfan arley gak bisa pindah kelain hati. mama keti yg gak suka dan jutek aja luluh apa lagi bang arley yg baik.(cuma SM prims). wahh apa bakal selamat tu prims di paviliun cinta dari bang arley kerna datang bulan. tapi yg mendekat itu kan matahari.haha
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Lucu deh pas udh hot2nx eehhh Prims dtg bulan .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 105 - Kenyal Seperti Pudding

    Arley tidak bergerak, matanya menatap Prims yang sedang berada di bawahnya dengan tubuh yang terasa tegang."K-kita tidak bisa melakukan apapun malam ini," kata Prims, sekilas menggigit bibirnya sembari menusuk lembut dada Arley dengan jari telunjuknya.Arley lupa jika wanita memang memiliki kodrat untuk datang bulan. Termasuk juga untuk Prims, tapi ia tidak menduga jika itu akan datang hari ini, malam ini. Saat ia ingin memeluknya atau meluruhkan jarak di antara mereka dengan keringat dan cumbuan yang hangat."Kenapa kamu tidak bilang dari tadi ...."Arley berpindah dari atas Prims, menghempaskan diri di ranjang di sebelah kiri Prims berbaring menahan senyumnya mendengar cara bicaranya yang sedikit kekanakan."Kenapa saat aku sudah tegang kamu baru bilang, Primrose!"Arley menatapnya dengan kesal, sedangkan Prims menyentuh dagunya, kali ini ia menarik selimut untuk menutupi kakinya yang mulai terasa dingin karena sebelumnya disingkap oleh Arley."Maaf aku lupa. Datangnya juga barusan

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 106 - Malam Pertama Bulan Madu

    Pada akhirnya ....Keinginan bulan madu mereka pun terlaksana.Dari Seattle, menduduki kursi first class, penerbangan membawa mereka meninggalkan daratan Amerika dan mengantarkan mereka tiba di sini.Cinque Terre, ItaliaPrims dibawa oleh Arley untuk memulai Europe Honeymoon, lokasi yang dipilihkan oleh Arley dan langsung disetujui oleh Prims tanpa ba bi bu karena memang tempatnya sangat cantik.Dari bahasa Italia sendiri, Cinque Terre memiliki arti lima daratan. Karena ia memiliki lima kota yang cantik dan menawan.Riomaggiore, Manarola, Monterosso, Corniglia dan Vernazza.Selalu ada satu primadona dari banyaknya pilihan yang ada. Dan Vernazza adalah yang paling disarankan. Vernazza sendiri terletak di barat laut Florence, panduan dari buku wisatawan mengatakan jika Vernazza adalah harta karun Italia, yang bisa dijangkau dengan menggunakan kereta serta kapal ferry.Dan Vernazza adalah tujuan pertama Prims serta Arley dalam perjalanan bulan madu mereka.Sebuah vila yang menghadap ke l

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 107 - Bath Tub, Wine, And Touch

    Sebelumnya, menyentuh apa yang disebutkan oleh Arley saja Prims tak berani. Ia tidak pernah berpikir untuk menyentuh atau sedikit memandangnya bahkan setelah benda itu berada di dalam lemarinya dalam waktu yang cukup lama. Atau saat Arley membelikannya beberapa yang baru dari mall, tidak pernah terbesit di dalam benak Prims bahwa dia akan memakainya. Namun... Entah godaan apa yang membuatnya malah berani membawa benda itu ke dalam perjalanan bulan madu mereka ke Italia. Iya, ini adalah pembicaraan soal lingerie. Arley melihatnya, Prims memang mengikutkan serta pakaian itu ke dalam kiper miliknya. Dan kesalahan Prims bisa dikatakan... Sedikit 'fatal' karena membiarkan Arley yang membongkar isi koper dan merapikannya di dalam lemari dengan tangannya sendiri karena jelas dia bisa melihat semua pakaian yang dibawa olehnya. Termasuk soal lingerie warna merah yang tadi ia bicarakan itu. Apa artinya Prims susah payah menatanya dengan sembunyi-sembunyi jika pada akhirnya ketahuan seper

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 108 - Kekhilafan Yang Indah

    ....Pagi ini saat membuka matanya, Prims melihat Arley yang masih berbaring di sebelah kirinya. Mereka tidur dengan keadaan saling berhadapan. Dan saat prianya itu masih menutup matanya seperti ini, Prims memiliki kesempatan untuk mengaguminya lebih lama tanpa cemas Arley mengetahuinya.Pemandangan yang tampak sangat manis ketika Arley terpejam kedua netranya. Sebuah hal yang sangat kontras dengan dirinya jika sudah berperan sebagai suami yang ‘aktif’ di malam hari.Tidak akan pernah Prims lupakan apa yang semalam terjadi di dalam kamar mandi. Sebuah malam yang panjang ia habiskan di sana hingga ia dan Arley mengabaikan bahwa air di dalam bath tub menjadi dingin.Candu bibirnya yang menandai Prims di bagian dirinya yang memang terbuka secara utuh adalah bagian kecil dari penyebab suara erotikanya keluar tanpa henti.Jatuhnya air ke lantai kadang terjadi karena gerakan kecil atau guncangan masif yang membuat gelas-gelas wine milik mereka limbung dan menggelinding.Yang tentu saja itu

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 109 - Baby Tiger

    BLAM!Pintu tertutup. Wajah Jayden tak lagi terlihat. Prims melongo di tempatnya sebelum sedetik kemudian menatap Arley dengan kedua alisnya yang terangkat dan bertanya, “Kamu cemburu pada Jay?” “Iya.”“Apa-apaan itu? Aku tidak menganggapnya sebagai pemuda yang menarik loh padahal.”“Hah?”“Karena yang menarik bagiku hanya Arley Miller.”Arley bergeming. Prianya itu sedikit memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan ekspresinya yang salah tingkah dengan hanya mendengar Prims mengatakan bahwa tidak ada yang menarik baginya selain dirinya ini, Arley Miller.“Kamu semakin posesif belakangan ini, apakah itu efek setelah satu minggu tidak mendapatkan sentuhan jadi kamu bersikap seperti itu?” Prims menyipitkan matanya, meraih tangan Arley dan melingkarkan tangannya sendiri ke sana.Dengan satu tarikan agar Arley menunduk sehingga Prims bisa mendaratkan bibir di pipinya, Arley telah dibuat luluh. Sebuah kecupan telah mengakhiri kecemburuan tak berdasar itu.Benar-benar tipe posesif!“Jangan

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 110 - Mood Mug And ‘Song From A Secret Garden’

    Vernezza akan menjadi saksi, tentang cinta di antara Prims dan Arley yang tumbuh semakin hebat. Dimulai dengan sebuah pagi yang manis, Prims bisa melihat Arley yang sedang berada di dapur vila.Tangannya sibuk dengan pisau yang ia gunakan untuk memotong daun bawang. Seperti tak ada beban.Dan kecakapan menjadi pesonanya yang melimpah ruah, Prims bisa melihatnya melakukan multi tasking dengan memanggang daging di atas teflon.Prims pernah bertanya mengapa Arley tidak meminta salah seorang pelayan yang ia miliki di rumahnya untuk turut terbang ke Italia atau ke manapun mereka pergi untuk membantu mereka. Tetapi Arley menjawab jika ia tak ingin ada orang lain di dalam rumah selain hanya mereka berdua.Arley lebih suka jika dia yang membuatkan sarapan untuk Prims, atau ada baiknya mereka pesan saja daripada ada orang lain. Pengecualian, jika mereka nanti sudah memiliki anak dan pergi liburan keluarga, maka Arley akan membawa salah seorang dari mereka.‘Tapi yang kita lakukan sekarang ada

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 111 - Happy Birthday To My Baby Tiger

    “Hari ini ulang tahunku?” ulang Arley dengan tidak percaya.Kedua sudut bibirnya tampak terangkat, memindai Prims yang mengangguk yakin kala memberinya jawaban. Ia juga memandang pada Jayden yang berdiri di belakang Arley dan membawa buket bunga berukuran besar di tangannya.“Happy Birthday ... to you ....”Lagu yang dinyanyikan oleh Prims diikuti oleh semua orang yang berada di dalam kafe, suaranya yang manis diikuti oleh Jayden yang malu-malu menirukannya. Dan sepertinya apa yang ia lakukan telah menghipnotis semua orang untuk melakukan hal yang sama.Seolah semua pengunjung yang ada di sana tak akan membiarkan Prims menyanyi berdua saja bersama dengan Jayden untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk Arley. Mereka tenggelam di dalam haru kebahagiaan itu.Sedang Arley yang berdiri di sudut kafe terpancang tak bisa pergi ke manapun selain hanya tersenyum.Ia menatap Prims sangat lama, tidak bisa beranjak atau berpindah dari wajahnya yang manis.Hingga tiba di ujung lagu, Prims menga

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 112 - Di Tepi Pantai Vernazza, Benang Merah Terungkap

    “Apakah kamu tidak suka?” tanya Prims karena sedari tadi Arley hanya diam saja. Ia meraih tangan Arley, mengusap punggung tangannya dengan lembut hingga prianya itu tersadar dari lamunannya, “Suka, Sayang,” jawab Arley dengan gegas, seolah tidak ingin membuat Prims menunggu. “Tapi wajahmu tidak mengatakan begitu,” ucap Prims lirih. Arley tertawa mendengar nada bicaranya yang tampak kecewa, baru setelah itu ia menggelengkan kepalanya, “Aku tidak begitu loh. Kenapa kamu bilang jika wajahku tidak mendukung bahwa aku suka hadiah dari kamu?” “Karena kamu diam saja.” “Aku diam saja karena membaca kalimat yang kamu berikan di bawah namaku.” Prims tersenyum, menyentuh pipinya yang menghangat dengan menggunakan punggung tangannya, “Kamu tahu artinya?” tanya Prims dengan masih tak mengalihkan matanya dari Arley. Sebelah tangannya yang membawa garpu memotong-motong black forest yang ada di piring kue miliknya hingga menjadi cacahan yang lebih kecil. “Tahu,” jawabnya. “Aku akan mencintai ka

Latest chapter

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status