Napas tertahan, kata tak bisa keluar dari bibir Prims. Ia menatap Arley yang sedang menikmati kepanikan yang tertera di wajahnya dengan tawa lirih sebelum jari telunjuknya menyentuh dagu Prims, "Apa yang kamu pikirkan, Nona?" tanyanya ringan."Memikirkan apa yang sedang kamu katakan.""Susu apa yang ada di pikiranmu?""Bukankah itu ....""Susu untuk sarapan bersama dengan sandwich. Aku sudah membuatkan French toast, tapi aku tidak pandai membuat susu yang enak," ucapnya tak berhenti memandangi Prims. "Waktu itu kamu bisa membuatnya, dan aku suka. Jadi, bisakah kamu membuatkan susu untuk sarapan kita?"Prims mengangguk dengan cepat, mengiyakannya. "Iya, akan aku buatkan. Biar aku mandi dulu.""Hurry up, Sweety! Aku tunggu kamu di ruang makan.""Baik."Mata Prims terpejam saat Arley satu jarak mendekat dan memberi kecupan di bibirnya. Saat ia membuka matanya kembali, Prims bisa melihat punggung bidang Arley yang menjauh meninggalkannya.Prims berdeham, meraba lehernya yang terasa serak
Read more