“Loh, kenapa memangnya? Aku juga senang melakukannya.” Danu mengangkat bahunya.Tapi celetukan Rehan lagi-lagi berhasil membungkam mulut Danu. Dan berhasil memudarkan senyum tipis yang terukir di wajah Danu.“Karena kemarin Rehan, Mama sama Papa juga sudah beli banyak sekali perlengkapan untuk adik bayi, Yah,” seru Rehan. Danu mengernyitkan alisnya. Dan kini ia menelan ludahnya susah payah sambil menatap kearah Rehan.“Be-benarkah?” tanya Danu tak percaya. Jika ternyata ia telah kalah lebih dulu.Rehan langsung mengangguk dengan pasti.“Iya, Ayah. Kemarin Papa yang ajak kami pergi ke mall. Terus kita beli banyaaak sekali baju, sepatu, bando, pokoknya semuanya yang lucu-lucu dan berwarna pink. Papa bilang, untuk menyambut kelahiran adik bayi, kita harus mempersiapkan semuanya dengan sangat spesial. Bahkan Papa juga sudah siapkan box tidur untuk adik bayiku. Dan sekarang boxnya sudah ditaruh di rumah Papa,” lanjut Rehan. Dan perkataannya itu sukses membuat bola mata Danu membeliak leba
Read more