Home / CEO / Bukan Istri Pilihan Ibumu / Kehangatan yang Kembali

Share

Kehangatan yang Kembali

Author: Syifa Safaah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Wah, kamarnya bagus sekali, Nek!” Rehan berseru senang. Ketika tangan Nita membuka pintu kamar dan Rehan masuk lebih dulu ke dalamnya.

Mata bulat milik Rehan berpendar ke sekeliling kamar. Menatap takjub dan senang. Kata Nita, kamar ini akan menjadi kamarnya.

“Yang benar? Kamu suka dengan kamar ini, Rehan?” tanya Nita memegang kedua pundak Rehan dari belakang. Menyadarkan Rehan dari rasa takjubnya lantas bocah lelaki itu mendongkak pada Nita sambil mengangguk cepat.

“Iya, Nek. Kamarnya bagus sekali. Rehan suka dengan gambar-gambar MARVEL yang ada di dinding itu. Terus ranjangnya juga nyaman. Kalau Rehan tidur di sini, pasti akan bangun kesiangan karena saking enaknya,” ucap Rehan mencoba mendudukan dirinya di samping ranjang sambil menggoyangkannya pelan.

Nita terkekeh mendengar celotehan cucunya. Ia menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Rehan yang menurutnya begitu lucu dan menggemaskan.

“Rehan memang akan tidur di sini,” ucap Nita sambil ikut duduk di samping Rehan.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Cucu Kesayangan

    Melihat wajah kesal Alana, Andra cepat menghentikan tawanya dan mengubahnya menjadi dehaman pelan. Ditatapnya Alana dengan menggigit bibirnya dan Andra melangkah mendekat.“Tapi kamu tetap terlihat cantik meski dengan iler di wajahmu, Alana. Dan aku selalu senang memandangimu,” goda Andra mengangkat sebelah tangannya kemudian mengelus pipi Alana.Tapi Alana diam saja. Ia hanya melipat kedua tangannya di depan—dada dan menatap Andra dengan sebelah alis yang terangkat.“Jangan marah! Aku hanya bercanda tadi. Aku tidak sungguh-sungguh menertawakanmu. Bagiku, kamu adalah wanita paling cantik di dunia ini.” Andra mencubit kedua pipi Alana dengan gemas.Membuat Alana mengaduh dan balas mencubit tangan Andra.“Dasar perayu! Semoga saja saat besar nanti, Rehan tidak menjadi seorang pembual sepertimu!” kata Alana sambil menunjuk Andra.Andra terkekeh mendengarnya.“Sebenarnya kamu ini jadi mandi atau tid

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Akan Menikah Lagi

    Selama perjalanan, Rehan asyik bermain dengan memegangi robot Iron Man yang ada di kamarnya tadi. Andra yang menyuruh Rehan untuk membawa mainan apa saja yang Rehan suka dari kamar itu.Dan pilihan Rehan selalu jatuh pada robot Iron Man ini.Sedangkan Alana sendiri duduk di samping Andra. Sesekali ia dan Andra akan saling lirik kemudian saling melempar senyum manis satu sama lain.Rehan yang tak sengaja melihat itu dari kaca spion depan, kemudian tersenyum kecil.‘Sepertinya Mama memang sangat bahagia sekali bersama Papa. Benar apa yang dibilang oleh Nenek. Kalau Mama dan Papa memang saling mencintai. Dan aku akan senang melihat senyum bahagia Mama,’ ucap Rehan dalam hatinya.Sambil menyetir, Andra melirik sebentar kearah jok belakang dan ia tersenyum melihat Rehan yang tampak kembali asyik bermain dengan robot mainannya.Kemudian Andra beralih menoleh kearah Alana sambil mencolek lengan wanita itu agar menatapnya.&ld

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Sudah Kehilangan Alana

    “Papa! Papa akan pulang? Papa kenapa tidak menginap di sini saja? ‘Kan kemarin Rehan dan Mama juga menginap di rumah Papa.” Rehan bertanya sambil mendongkakan kepalanya pada Andra.Setelah selesai makan siang, Andra menemani Rehan di kamarnya dan mereka baringan bersama di atas tempat tidur. Rehan meletakannya kepalanya di atas dada—Andra yang bidang dan lebar. Sementara Andra sendiri melipat kedua tangannya di bawah kepala sebagai bantal.Menjawab pertanyaan Rehan, Andra menggelengkan kepalanya. “Papa tidak bisa menginap di sini, Rehan. Walaupun sebenarnya Papa juga ingin. Tapi tidak apa. Tidak akan lama lagi, kita akan tinggal bersama dan pindah ke rumah Papa. Jadi kita akan sering-sering bertemu setiap hari,” ucap Andra menggerakann sebelah tangannya untuk mengusap lengan Rehan.“Yah, padahal Rehan ingin sekali Papa menginap di sini. Tidur dengan Rehan dan Mama,” seru Rehan dengan wajah cemberut. Kin

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Kejutan Menyakitkan

    “Mama tahu ‘kan, bagaimana sikap Rehan padaku? Dia selalu ceria saat melihatku. Atau pun saat berbicara denganku lewat telpon. Tapi sekarang aku merasa kehilangan semua itu. Karena beberapa hari ini, setiap kali aku menelpon Rehan, dia terlihat tak seantusias biasanya. Bahkan, kami akan berbincang-bincang sebentar saja. Dan kemarin aku mencoba menghubunginya lewat video call. Tapi aku sama sekali tidak melihat raut bersemangat dari wajahnya. Rehan tampak biasa saja. Dia hanya menyapaku beberapa saat. Kemudian kami akan mengakhiri percakapan kami,” papar Danu.“Dan aku merasa ada yang hilang dari Rehan. Dia tidak seperti Rehanku. Rehan yang aku kenal, selalu menanyakanku, selalu menceritakan tentang semua yang ia jalani hari ini. Lalu dia juga akan bertanya berulang-ulang, kapan Ayah kembali mengunjungi aku dan Mama Alana? Biasanya dia selalu menanyakan itu. Tapi belakangan ini aku tidak mendengarnya dari mulut Rehan. Aku juga tidak mendengar lagi cerita tentang kesehariannya di sekol

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Kue Cokelat

    Danu cepat mengusap wajahnya yang terasa memerah, sebisa mungkin ia mengukir senyumnya pada Rehan.“Rehan!” Danu mendekat. Sementara Andra dan Alana saling pandang satu sama lain. Mereka tentu tampak terkejut dengan kedatangan Danu yang tiba-tiba.“Ayah kenapa tidak bilang kalau ayah mau datang ke sini?” tanya Rehan yang turun dari pangkuan Andra. Tapi ia hanya berdiri tanpa langsung memeluk Danu seperti yang biasa ia lakukan.‘Kenapa Rehan tidak langsung memelukku? Dia tidak terlihat sangat gembira seperti biasanya. Hatiku merasa sakit melihat Rehan yang tampak dekat dengan Andra. Meskipun Andra adalah Papa kandung Rehan. Tapi aku tetap tidak suka. Karena Rehan terbiasa dekat denganku! Ayahnya!’ desah Danu dalam hati.“Emh.. ayah sengaja tidak memberitahumu. Karena ayah mau memberikan kejutan. Makanya ayah datang tiba-tiba,” seru Danu sambil tersenyum pada Rehan.Tapi Danu sedikit melarikan pandangannya pada Andra yang kini sudah berdiri menjulang di hadapannya. Danu menatap tidak su

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Lupakan Alana

    “Loh, kenapa memangnya? Aku juga senang melakukannya.” Danu mengangkat bahunya.Tapi celetukan Rehan lagi-lagi berhasil membungkam mulut Danu. Dan berhasil memudarkan senyum tipis yang terukir di wajah Danu.“Karena kemarin Rehan, Mama sama Papa juga sudah beli banyak sekali perlengkapan untuk adik bayi, Yah,” seru Rehan. Danu mengernyitkan alisnya. Dan kini ia menelan ludahnya susah payah sambil menatap kearah Rehan.“Be-benarkah?” tanya Danu tak percaya. Jika ternyata ia telah kalah lebih dulu.Rehan langsung mengangguk dengan pasti.“Iya, Ayah. Kemarin Papa yang ajak kami pergi ke mall. Terus kita beli banyaaak sekali baju, sepatu, bando, pokoknya semuanya yang lucu-lucu dan berwarna pink. Papa bilang, untuk menyambut kelahiran adik bayi, kita harus mempersiapkan semuanya dengan sangat spesial. Bahkan Papa juga sudah siapkan box tidur untuk adik bayiku. Dan sekarang boxnya sudah ditaruh di rumah Papa,” lanjut Rehan. Dan perkataannya itu sukses membuat bola mata Danu membeliak leba

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Sudah Ikhlas

    Setelah menghabiskan waktu dengan mengobrol dari hati ke hati bersama dengan Winarti di dapur. Kini Danu dan Winarti sama-sama keluar dan mereka berjalan menuju ke ruang tamu. Dimana di sana ada Andra dan Alana yang sedang duduk berdua. Sementara Rehan sudah tidak ada di sana. Mungkin Rehan sedang ke kamarnya.“Alana. Maaf. Tapi sepertinya aku harus pulang sekarang. Aku akan kembali ke Jogja,” ucap Danu pada Alana.Dan mendengar itu, Alana tampak terkejut. Ia dan Andra bangkit berdiri dan menatap Danu dengan alis yang terangkat.“Pulang? Tapi kenapa secepat itu? Kamu buru-buru sekali, Danu. Kamu baru saja sampai di sini. Tapi kenapa kamu sudah mau pulang lagi?” tanya Alana dengan heran. Tapi Danu mencoba untuk tetap menyunggingkan senyumnya pada Alana. Danu tak mau menunjukan wajah sedihnya di hadapan Alana. Ia lelaki yang kuat. Ya. Alana harus tahu bahwa Danu adalah lelaki yang kuat melihat kebahagiaannya dengan Andra.“Aku memang berniat mengunjungi kalian hanya sebentar. Tadin

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Calon Istri Andra

    ‘Hallo?’ “Selamat pagi, calon istriku!” sapa Andra pada Alana melalui sambungan telpon.Andra tengah duduk di balik meja kerjanya. Tapi tiba-tiba saja ia merasa rindu dengan Alana hingga akhirnya memutuskan untuk menjeda pekerjaannya sejenak, kemudian menelpon wanita itu.‘Selamat pagi! Kenapa kamu menelponku. Padahal kita baru saja bertemu sebelum kamu berangkat ke kantor,’ ucap Alana dan membuat Andra menyunggingkan senyum lebarnya.Ya. Sebelum berangkat ke kantor, Andra memang ke rumah Alana dulu untuk mengantar Rehan ke sekolah. Tapi yang namanya rindu, meski baru bertemu pun, tetap saja rindu.“Aku cuman mau bertanya. Apa kamu sudah minum susu hamilmu pagi ini?” tanya Andra mencari alasan. Padahal ia hanya ingin mendengar suara Alana saja.Andra sendiri tahu. Kalau Alana pasti tidak akan melewatkan asupan gizi untuk calon bayi mereka.‘Sudah. Aku baru saja selesai menghab

Latest chapter

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   TAMAT- Aku Tetap Milikmu

    Yang seketika membuat Alana menelan ludahnya. Alana lalu menggigit bibir. Tentu saja ia mengerti dengan apa maksud dari perkataan Andra barusan. Andra mempertanyakan apakah ia sudah boleh menyentuh Alana lagi malam ini? Ya. Karena setelah kelahiran Alin, Andra sama sekali belum buka puasa. Ia berusaha menahannya hingga Alana siap.“Belum..” cicit Alana pelan. Membuat Andra menghela napasnya. “Jahitannya belum kering. Jadi kita belum bisa melakukannya malam ini,” dusta Alana pada Andra.Karena sebenarnya jahitanya sudah kering. Alana bahkan sudah siap jika Andra ingin menyentuhnya. Hanya saja, Alana sengaja mengerjai Andra.Alana sengaja membohongi Andra karena ia sudah mempersiapkan sebuah kejutan untuk suaminya itu.“Begitu ya? Ya sudah. Tidak apa-apa,” ucap Andra meskipun terdengar helaan pelan yang keluar dari mulutnya.Alana menangkup kedua tangan Andra yang masih memeluk perutnya.“Kamu ti

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Rindu Alana

    Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa kini usia Alin sudah memasuki bulan ketiga. Alin sudah pintar mengoceh dan mengemut tangannya sendiri. Kadang ia akan menjambak pelan rambut Andra dan Rehan saat Papa dan kakaknya itu menciumi wajahnya.“Alin! Sayang! Berapa kali Papa bilang, berhenti mengemuti tanganmu seperti ini. Tadi ‘kan sebelum berangkat ke taman, kamu sudah minum susu yang banyak dari Mama Alana. Perut kamu pasti sudah kenyang ‘kan? Jadi sekarang hentikan mengemut tangannya ya!” Andra menarik tangan Alin yang mengepal dan masuk ke dalam mulutnya.Andra tidak ingin Alin terbiasa melakukan itu. Tapi yang namanya bayi berusia tiga bulan. Tentu saja dia tidak akan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Papanya.Berulang kali Andra menarik tangan Alin dari mulut mungilnya, berulang kali pula Alin tetap memasukan tangannya itu ke dalam mulut lagi.Hingga akhirnya Andra menyerah. Ia menghembuskan napasnya pelan.“B

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Alindra

    Kening Alana berkerut menatap pada suaminya."Alindra?" ulang Alana.Dan Andra langsung mengangguk mantap."Ya. Alindra. Alindra Wijaya. Dia akan menjadi seorang perempuan yang kuat dan berhati lembut. Dia akan pintar dan berwawasan luas. Dia juga akan tumbuh menjadi orang yang penuh kasih sayang. Semua orang akan memanggilnya dengan sebutan Alin!" ujar Andra menuturkan.Membuat Alana yang mendengarnya kini menarik kedua sudut bibirnya ke samping.Hingga membentuk sebuah senyuman."Alindra Wijaya? Aku setuju. Nama yang sangat indah," ucap Alana.Kemudian ia mengelus pipi mungil Alin yang masih sibuk menyusu--di dadanya."Hei, Alin! Ini Mama! Kata Papa, mulai sekarang nama kamu adalah Alin, ya. Nanti kamu akan bertemu dengan kakak Rehan. Juga dengan kedua nenek kamu. Kakak Rehan pasti akan senang saat melihat kamu yang secantik ini!" ujar Alana.Ya. Rehan adalah salah

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Kelahiran Bayi Kedua

    “Emhh.. Maaf Pak Andra! Mr. Steve! Saya mau pamit ke kamar kecil dulu sebentar. Boleh?” tanya Vani dengan wajah sungkan.Yang kemudian langsung diangguki oleh Andra dan Mr. Steve.“Tentu saja boleh. Silakan Vani!”Vani mengangguk. Lalu ia bangkit berdiri sambil meraih ponselnya. Kaki Vani terus bergerak menjauhi meja itu. Lantas ia berhenti ketika berada di dekat kamar kecil.Vani segera saja mengangkat panggilan dari Nita.“Hallo Nyonya Nita! Mohon maaf saya baru mengangkat telpon Anda. Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya Vani setelah menempelkan ponselnya di telinga kanan.‘Kenapa ponsel Andra tidak aktif? Sejak tadi saya menghubungi ponsel Andra sampai berpuluh-puluh kali. Tapi tidak satu pun yang tersambung. Jadi saya menghubungimu. Mana Andra?! Saya mau bicara dengannya?’ tanya Nita dari seberang telpon.Pertanyaan Nita itu seketika membuat Vani menggigit bibirnya. Ia tergugu dan

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Tak Perlu Bahas Masa Lalu

    Sambil memegangi kepalanya dengan sebelah tangan, Andra menatap Alana dengan alis yang bertaut.“Kenapa kepalaku dijitak?” tanya Andra dengan memasang wajah sok polos.Alana berkaca pinggang di hadapannya. “Aku melakukan itu agar isi otak suamiku tetap waras. Ini sudah malam ‘kan? Kalau aku yang mandikan, bisa-bisa kita menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kamar mandi itu. Karena aku sudah tahu betul dengan apa yang ada di dalam pikiranmu!” Alana berkata dengan tegas. Dan dagunya terangkat kearah Andra.Andra mengusap wajahnya dengan sebelah tangan, kemudian ia menghembuskan napasnya pelan. Lalu matanya menatap Alana lurus.“Hhh.. padahal aku sudah membelikanmu bunga. Tapi aku tidak mendapatkan balasan apa-apa,” gumam Andra pelan.Namun gumaman itu masih bisa terdengar dengan jelas di telinga Alana. Hingga membuat kedua bola mata Alana melebar dan ia mendelik kearah suaminya.“Oh! Jadi kamu sengaja membe

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Suami Genit

    Membuat Alana dan Rehan sama-sama tersenyum mendengarnya.“Oh iya. Apa PR-nya Rehan sudah selesai?” tanya Andra yang melemparkan tatapanya ke arah buku tulis milik Rehan.“Sudah, Pa. Kalau untuk PR-nya, aku sudah mengerjakannya tadi. Sekarang hanya tinggal belajar membaca saja. Karena besok ada tes membaca oleh Ibu Guru,” sahut Rehan menjawab. Dan Andra mengangguk-anggukan kepalanya.“Oh begitu. Baiklah. Berhubung sekarang Papa sudah pulang ke rumah. Jadi bagaimana kalau Papa saja yang membantu kamu belajar membaca? Kamu mau?” Andra menaruh tas kerjanya di atas tempat tidur Rehan. Kemudian ia bertanya pada bocah kecil itu.“Mau Pa! Rehan mau!” seru Rehan dengan senang. Sampai ia mengangkat kedua tangannya ke atas hingga Andra terkekeh menggeleng-gelengkan kepalanya.Namun Alana menatap Andra dengan mengerutkan keningnya.“Tapi, Andra. Kamu ‘kan baru pulang dari kantor. Pasti k

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Mengajari Berbohong

    “Apa pensil warnanya sudah? Jangan sampai ada yang tertinggal, Rehan!” Alana sedang mengecek perlengkapan sekolah Rehan yang ada di tas anak itu.“Sudah Rehan masukan semuanya, Ma? Isi tasku sudah lengkap, ‘kan?” Rehan balas bertanya pada Alana yang duduk di tepi ranjang sambil meneliti isi tas anak lelakinya itu.Pagi ini Alana memang langsung mendatangi Rehan ke kamarnya. Hal yang selalu menjadi kebiasaan Alana. Ia selalu memeriksa PR Rehan dan isi tas bocah itu. Alana takut jika sampai ada yang tertinggal di rumah.Merasa semuanya sudah lengkap, Alana menganggukan kepalanya lalu ia memberikan tas itu kembali ke tangan Rehan.“Ternyata semuanya sudah lengkap. Kalau begitu kemarikan sisirnya. Biar Mama yang sisirkan rambut kamu!” pinta Alana menengadahkan tangannya pada Rehan.Namun Rehan menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Tidak usah, Ma. Rehan sudah besar sekarang. Mama tidak perlu lagi menyisiri rambut R

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Ingin seperti Papa

    Malam ini, Andra sedang duduk di kursi yang terletak di balkon kamarnya. Tampak kaki kanannya tertumpang di kaki kiri. Dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, Andra mengamati lamat-lamat buku-buku tebal yang ia pangku di atas—paha.Yang sedang Andra baca itu tentu saja sebuah buku bisnis.Ketika itu Rehan datang dengan membawa snack di tangannya. Bocah kecil itu melangkah mendekati Papanya yang langsung menoleh dan tersenyum begitu melihat Rehan.“Hei! Papa pikir kamu sudah tidur?” Andra tersenyum pada Rehan sembari melepas kacamatanya dan menaruhnya di atas meja.“Belum, Pa. Rehan tidak bisa tidur.” Rehan kini menghempaskan pantatnya di kursi yang ada di depan Andra.“Kenapa kamu tidak bisa tidur? Apa kamu sudah minum susu hangatnya dari Bik Sumi?” tanya Andra kemudian ia menaruh buku tebalnya juga di atas meja. Untuk bergabung dengan kacamatanya.Rehan mengangguk sebagai j

  • Bukan Istri Pilihan Ibumu   Istri yang Manis

    Kini Andra dan Alana sudah ada di mobil. Alana mengerutkan keningnya menatap kearah jendela di sampingnya, benaknya berpikir kemana Andra akan menjalankan mobilnya ini?Andra bilang, mereka akan pergi jalan-jalan. Tapi Andra belum memberitahunya kemana tujuan mereka sebenarnya.Sementara Andra sendiri tampak fokus menyetir sembari tatapannya tajam ke depan sana.“Andra!”“Hmm?” Andra berdeham, melirik sekilas kearah Alana yang duduk di sampingnya. Sebelum kemudian kembali memusatkan pandangannya ke jalanan.“Sebenarnya kamu mau bawa aku ke mana?” Alana tak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan hal itu. Ia sungguh penasaran.Tapi Andra hanya menahan senyumnya. Melihat Alana yang menatapnya dengan pandangan penuh tanya, membuat Andra merasa geli.“’Kan sudah ku bilang, kalau aku mau membawamu ke sebuah tempat yang akan membuatmu senang melihatnya. Karena it

DMCA.com Protection Status