“Kau bisa gunakan uang itu untuk keperluanmu. Mau beli baju, ta sandal, skincare, bedak, terutama makanmu. Aku sudah memberikan nafkahku untukmu, sekarang aku juga butuh nafkah batin,” bisik Qasam sambil mencium bibir Qizha lembut.Deg! Jantung Qizha berlarian. Tak tahu mengapa, Qizha mendapat gelagat buruk dari niat Qasam yang hendak menyentuhnya itu. Entah pikiran apa yang ada di otak Qasam hingga pria itu ingin menyentuh Qizha. Pasti niat buruklah yang ada di otak Qasam saat ini.“Qasam, hentikan!” Qizha menahan dada Qasam, membuat kepala pria itu menjauh dari wajah Qizha. “Kenapa? Ini hakku sebagai suami.” Qasam menyentuh pinggang Qizha, membuat wanita itu tersentak kaget.Entah kenapa Qizha kaget saat area itu disentuh Qasam. Ia ingat saat CEO itu menggagahinya, pinggangnya menjadi area paling banyak dipegang.“Kenapa tiba- tiba kamu punya uang sebanyak ini?” tanya Qizha berusaha mengalihkan fokus situasi.“Aku sudah bekerja.”“Tapi kerja apa? Nggak mungkin kamu bisa dapat uang s
Read more