Qansha… Plis, nama itu tidak asing di benak Qizha, lalu kenapa bisa lupa? Qizha mengingat- ingat.“Ayo, kita keluar. Tante akan ajak kamu makan dulu.” Habiba mengubah ekspresinya yang sedih menjadi manis oleh senyuman. “Nggak usah, Tan. Aku makan di rumah aja,” tolak Qizha sungkan.“Jangan sungkan, tante akan senang sekali kalau kamu mau makan di sini, loh.”“Tapi… Nggak enak sama keluarga Tante. Apa kata mereka nanti? Dikira saya numpang makan gratis lagi. He heee…” Otak Qizha sambil terus mengingat- ingat siapa nama Qansha, namun belum mendapatkan jawaban.“Qizha, kamu ini sudah menyelamatkan nyawa tante. Kamu bahkan sudah menyelamatkan berlian yang harganya mahal sekali. Kalau Cuma jamuan makan, itu belum seberapa untuk membalas kebaikan kamu. Jangan berlebihan menyikapi ajakan tante. Ayo makan dulu ya!” Habiba meraih lengan Qizha dan menuntun wanita itu keluar kamar.Wanita tua bernama Fara mengikuti di belakang.“Mbak, siapin makannya ya!” titah Habiba.“Siap! Saya
Last Updated : 2024-03-14 Read more