Semua Bab Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Bab 141 - Bab 150

189 Bab

Bab 141. Bijaksana 

"Tadinya kami ingin menyelesaikan semua ini dengan cara baik-baik. Tapi karena pihak mereka ingin membuat masalah ini menjadi publik, maka tidak ada jalan lain, pihak perusahaan akan menempuh jalur hukum untuk membuktikan siapa yang bersalah dalam kasus ini, sekaligus membersihkan nama baik perusahaan yang telah tercemar karena kerakusan karyawannya sendiri!" jawab Wuzini tegas."Lalu Pak Haris, apa yang akan anda lakukan dengan keputusan perusahaan ini?" tanya wartawan itu lagi sambil menoleh ke arah Haris."Kami dari pihak keluarga korban, tetap akan memperjuangkan hak-hak kami dan tidak menerima tuduhan yang telah dikatakan oleh pihak perusahan! Jangan karena kami ini orang kecil, maka mereka bisa menindas kami seenaknya!" kata Haris tidak kalah tegas."Sebenarnya tidak ada perbedaan dalam hal kebenaran, entah itu orang miskin ataupun orang kaya. Kita lihat saja hasil akhirnya, kebenaran pasti akan mencari jalannya sendiri," sela Wei bijak.Kata-kata bijak Wei membuat Joy berkali-k
Baca selengkapnya

Bab 142. Jauh Lebih Hangat

"Kalau sikapmu seperti ini terus, maka perusahaan ini lama-lama akan bangkrut!" kata Wuzini sambil menggelengkan kepala melihat tindakan anaknya."Aku hanya menempatkan hati dan perasaanku pada posisi mereka," kata Wei apa adanya."Kamu tidak bisa seperti ini terus! Ini perusahan, bukan badan amal!" kata Wuzini cemberut.Sia-sia dia mendidik Wei dari kecil, kalau pada akhirnya hanya karena hilang ingatan, anaknya jadi lemah seperti sekarang.Wei hanya menatap papanya bingung. Di mana letak kesalahannya? Dia hanya ingin karyawannya merasa nyaman bekerja di perusahaan ini. Apakah itu salah?"Dengar, tidak perlu terlalu membawa perasaanmu ketika sedang menjalankan sebuah perusahan," kata Wuzini lagi melihat Wei hanya terdiam."Aku hanya ingin membuat karyawanku merasa betah bekerja disini.""Ck! Mereka betah atau tidak itu bukan urusan kita, ada banyak orang yang menantikan tempat mereka di perusahan ini!" kata Wuzini blak-blakan.Dia sangat tahu jelas kalau saat ini ada banyak pelamar d
Baca selengkapnya

Bab 143. Dipaksa Pulang  

"Aku akan memikirkannya lagi, Pa," kata Ara pada akhirnya."Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Jangan khawatirkan Juwita, Papa pasti akan menyuruhnya kembali ke sini agar dia tidak terus mengganggumu dan Wei," kata Paul menghibur."Terima kasih,Pa, salam buat Mama," kata Ara sebelum mengucapkan salam perpisahan dengan papa angkatnya tersebut. Juwita yang baru saja mandi, mengerutkan kening melihat panggilan telepon dari Paul."Aneh sekali, mau apa Paman paul meneleponku?" tanya Juwita was-was.Apakah Ara sudah memberitahukan apa yang selama ini dia lakukan di Indonesia?"Halo, Paman," sapanya manis."Cepat tinggalkan Indonesia sekarang juga!" kata Paul tanpa basa-basi."Apa maksud paman?" tanya Juwita ketakutan."Alasanmu untuk memperbaiki hubungan dengan Ara hanyalah kebohongan!""Mengapa paman berkata seperti itu? Aku tulus benar-benar ingin memperbaiki hubunganku dengan Ara," kata Juwita pura-pura sedih.Ini benar-benar gawat! Kalau pamannya sampai bersikeras menyuruhnya pulang ke Pr
Baca selengkapnya

Bab 144. Berubah Pikiran

Dia mengizinkan Juwita ke Indonesia karena cucu perempuannya ini bilang ingin berbaikan dengan Ara dan membatu memuluskan jalan kakaknya berbisnis serta mendapatkan klien di Indonesia.Mengapa sekarang dia malah mengundang kecemburuan Ara?Walau dia tidak menyukai wanita yang menjadi istri Paul sekaligus ibu kandung Ara, tapi kasih sayang Stefani kepada Ara hanya bisa dikalahkan oleh kasih sayangnya kepada Thomas, cucu laki-lakinya.Mana mungkin Stefani suka melihat cucu perempuannya yang lain memiliki niat jahat kepada Ara dan ingin menghancurkan pernikahannya dengan suaminya.Memang awalnya Stefani ingin menjodohkan Wei dengan Juwita, tapi itu sebelum dia tahu kalau Ara dan Wei sudah menikah. Sekarang setelah dirinya tahu mereka sudah menikah, mana mungkin dia membiarkan Wei menceraikan Ara, ini sama saja dengan menampar wajah bangsawannya! Tidak boleh ada perceraian di dalam keluarga bangsawannya, apapun yang menjadi alasannya! Hal ni juga yang menjadi sebab dia tidak terlalu memak
Baca selengkapnya

Bab 145. Juwita Mengikuti Wei  

Juwita tidak bisa menyembunyikan cemberutnya mendengar apa yang dikatakan oleh Thomas.Dia tidak mau pulang, tapi kalau dia terus menolak, kakaknya ini pasti akan marah dan membuatnya lebih tidak bahagia.Pagi harinya ....Sebuah taksi berhenti di depan rumah Paul. Juwita keluar dari rumah dengan membawa kopernya. Dia melihat Wei baru saja keluar dari rumahnya dengan menggunakan mobil."Kejar mobil itu pak," kata Juwita kepada sopir taksi setelah dia masuk.Wei mengerutkan kening melihat mobilnya diikuti oleh sebuah taksi yang berkali-kali memberikan tanda dengan lampunya."Menepi, cari tahu apa maunya taksi itu mengikuti kita!" kata Wei kepada sopir.Sopir Wei menepikan mobil dan keluar, mendekati taksi yang juga ikut menepi di belakang mobilnya.Sebelum sopir Wei sempat menegur sopir taksi, Juwita turun dari mobil dan langsung menuju pintu belakang mobil Wei."Buka!" kata Juwita sambil mengetuk kaca mobil.Dia tahu saat ini Wei pasti ada di dalam.Wei menurunkan kaca mobilnya dan m
Baca selengkapnya

Bab 146. Situs Dua Puluh Satu

Mengapa? Mengapa bahkan setelah Wei hilang ingatan, dia masih tetap lengket dengan Ara? Apa kurangnya dirinya? Dia jauh lebih cantik dari Ara, lebih kaya dan memiliki latar belakang bangsawan yang lebih murni.Mengapa Wei sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan setelah dia hilang ingatan?"Wei ...." tanpa sadar Juwita memanggil Wei sedih dengan mata yang masih berkaca-kaca."Ayo naik mobilku," kata Wei kepada Ara dan mengabaikan Juwita.Dia menggandeng tangan istrinya lembut dan menuntunnya masuk ke dalam mobil."Mobilku?" tanya Ara ragu."Biar sopir yang bawa pulang!" kata Wei sambil menutup pintu mobil setelah istrinya masuk. Dia memutari mobil dan duduk di belakang kemudi sebelum meninggalkan tempat tersebut.Sopir yang mendengar kata-kata Wei, tanpa banyak kata langsung membawa mobil Ara kembali pulang."Nona," panggil sopir taksi ragu setelah melihat semua orang telah pergi.Dia tidak ingin tahu apa yang terjadi pada wanita pelanggannya yang cantik ini dan pria itu serta
Baca selengkapnya

Bab 147. Lebih Baik  

"Tidak!" sahut Ara cepat."Kalaupun iya juga tidak apa-apa, bagus bagimu untuk sedikit belajar," goda Wei sambil mengedipkan sebelah matanya."Apa-apaan ...," sahut Ara dengan wajah yang merona merah."Jangan malu, kita suami istri, apa yang kamu pelajari bisa kamu tunjukkan kepadaku," kata Wei sambil mengedipkan sebelah matanya genit dan duduk di sebelah Ara.Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Ara membuat istrinya itu merasa risih dan menghindarinya."Apa yang mau kamu pelajari? Apakah kamu ingin belajar membagi cinta?" tanya Ara mengerutkan kening menatap Wei."Mengapa kamu malah membaca hal-hal seperti itu?" tanya Wei curiga."Ini hanya novel," jelas Ara cepat."Apakah kamu sedang belajar membagi cinta dari sebuah novel?" tanya Wei sambil menyipitkan matanya menatap Ara menyelidik."Wei!" pekik Ara kesal."Ceritakan!" perintah Wei tanpa mau mendengar protes Ara."Ini tentang suami yang memiliki dua istri ...."Ara lalu menceritakan bagaimana menyedihkannya si Istri pertama dalam me
Baca selengkapnya

Bab 148. Minta Direkomendasikan 

Misalnya saja soal perusahaan yang menyangkut kehidupan orang banyak, yaitu orang-orang yang bekerja di perusahaan Wei."Apakah kamu ingin jawaban yang jujur, Wei?" tanya Ara menatap suaminya serius."Tentu saja. Aku benar-benar ingin tahu apakah sikapku dulu kepadamu jauh lebih baik dari sekarang atau tidak?""Mengapa kamu ingin tahu?""Karena aku ingin membahagiakanmu," kata Wei tulus.Ara menatap suaminya terharu, menuruti kata hati ingin rasanya Ara memeluk Wei dan mengatakan bahwa sikapnya yang sekarang telah membuatnya bahagia. Tapi Ara takut kalau dia jujur, Wei malah akan menghindari terapi untuk mengembalikan ingatannya." ... jika aku yang sekarang tidak lebih baik dari aku yang dulu, aku bisa memperbaikinya, kamu hanya tinggal mengatakan dimana letak kekurangan pada sikapku yang sekarang," kata Wei sungguh-sungguh.Dia mulai mencurigai sikap diam istrinya saat ini. Apakah dulunya dia sangat baik? Apakah sekarang ini sikapnya kurang baik? Walau Wei merasa sudah melakukan
Baca selengkapnya

Bab 149. Kaya Dan Miskin 

Masalahnya adalah apakah Luke mau dan apakah Paul tidak akan menghalangi?"Itu tidak akan berhasil jika pamanmu mengetahuinya," kata Stefani sambil menggelengkan kepala, sangsi.Paul pasti tidak akan tinggal diam melihatnya dan Thomas memakai jalur ini. Anak laki-lakinya itu pasti akan menemui Luke, hasil akhirnya sudah dapat dipastikan, Luke pasti akan merasa tidak enak kepada Paul dan membatalkan rekomendasinya untuk Thomas."Kalau begitu kita harus mencari cara agar paman tidak tahu dan mengusahakan agar Luke setuju," kata Thomas semangat."Apakah kamu punya cara?" tanya Stefani mengangkat sebelah alisnya."Kita bisa melakukannya diam-diam tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, baik kepada Ara maupun paman.""Bagaimana cara Luke merekomendasikan kamu kepada Ara kalau dia tidak boleh memberitahunya terlebih dahulu?" tanya Stefani bingung.Kalau menyembunyikan dari Paul itu mungkin saja, tapi menyembunyikan dari Ara jelas tidak mungkin karena Luke memasukkan Thomas lewat Ara.Lagipula
Baca selengkapnya

Bab 150. Tidak Bisa Menjamin  

Wuzini merasa kata-kata menantunya memang masuk akal. Tapi sebagai pengusaha dia juga harus membatasi pengeluaran perusahaan agar tidak terus merugi.Jika pihak korban tidak bersalah maka perusahaan akan menghabiskan banyak uang. Tidak saja untuk dua kali penyelidikan, tapi juga untuk membayar ganti rugi yang diminta oleh pihak korban yang jumlahnya lumayan besar.Dia merasa dilema antara takut mengorbankan orang yang salah dan kerugian yang akan diderita oleh pihak perusahan kalau penyelidikan diulang kembali."Kalau kita adakan penyelidikan ulang, berarti kita harus siap-siap merugi jika pegawai itu benar-benar tidak bersalah," kata Wuzini sambil menghela napas resah.Betapa mudahnya mengeluarkan banyak uang sementara untuk menghasilkan uang bagi perusahan lumayan sulit dengan mulai banyaknya saingan di era pasar bebas seperti ini."Bukankah ada asuransi?" tanya Ara bingung melihat mertuanya tampak resah dengan pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh perusahan untuk kasus ini."Klaim
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status