Home / Pernikahan / Kebangkitan Istri Yang Diabaikan / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Chapter 121 - Chapter 130

189 Chapters

Bab 121. Datang Diam-diam 

"Apakah dia benar-benar istriku?" tanya Wei bingung.Mengapa dia tidak bisa mengenali istrinya sendiri? Tapi memang dia merasa wajah wanita muda yang ada di hadapannya ini sepertinya tidak asing."Nyonya Ara? Apakah kamu bercanda?" tanya Arga memelototi Joy kesal.Bagaimana mungkin wanita asing ini menjadi istri Wei dan memiliki pemanggilan yang sama dengan adiknya? Ini benar-benar penghinaan bagi adik perempuannya. Seolah mereka ingin menggantikan tempat adiknya dan menghapus jejaknya dengan menempatkan wanita lain di posisinya dahulu di sisi Wei dengan nama yang sama."Aku ...."Joy bingung harus menjawab apa atas kemarahan ipar bosnya saat ini. Tapi apa yang disampaikan olehnya adalah kebenaran. Mengapa Arga marah? Jangan-jangan ...."Joy ayo ikut aku," kata Ara sambil mendahuluinya meninggalkan ruangan.Joy mengikuti Ara keluar dari kamar rawat inap bosnya."Cih, apa lagi yang ingin mereka bicarakan di belakang punggungku?" decih Arga sinis.Dia memperkirakan saat ini Ara dan Jo
Read more

Bab 122. Juwita Menemui Wei

"Tuan Wei saat ini di rawat di rumah sakit.""Sakit apa dia?""Kalau yang aku dengar dari percakapan kepala pelayan dan koki, dia mengalami kecelakaan.""Kecelakaan apa?""Aku tidak tahu.""Berikan alamat rumah sakitnya."Pelayan itu mengambil kertas dan memberikan alamat rumah sakit tempat Wei saat ini sedang di rawat."Ini," kata Juwita sambil memberikan beberapa dolar kepada pelayan yang ditemuinya.Setelah itu dia kembali mengendap-endap keluar dari rumah Wei dan masuk ke rumah Paul yang saat ini dia tempati.Keesokan harinya ....Juwita bersiap untuk mendatangi rumah sakit tempat Wei di rawat.Pada saat yang sama Nina dan suaminya juga keluar dari rumah menuju rumah sakit karena pihak rumah sakit meminta keluarga pasien untuk datang."Ma, Pa," kata Ara ketika melihat Nina dan Wuzini datang mendekat."Mengapa kamu tidak menunggu di dalam?" tanya Nina mengerutkan kening."Wei menolak ditunggui oleh kami," kata Ara apa adanya."Wei hilang ingatan. Dia tidak bisa mengenali siapapun d
Read more

Bab 123. Akan Melindungi  

Juwita tampak canggung dan malu karena terpergok oleh Nina dan Wuzini sedang berada di kamar rawat inap Wei tanpa izin."Dia di sini untuk menemui aku," kata Wei menengahi."Apa tujuanmu datang ke sini?" tanya Nina tanpa menyembunyikan rasa permusuhannya kepada Juwita."Aku ...."Juwita tercekat dan tidak dapat berkata-kata. Dia mengalihkan tatapannya kepada Wei dan memasang wajah sedih serta mata yang berkaca-kaca."Biarkan dia di sini menemaniku!" kata Wei keras kepala."Kamu gila? Bagaimana kalau Ara melihat ini dan marah? Apakah kamu tidak menginginkan istrimu lagi?" tanya Nina mendelik kesal."Ya, aku tidak menginginkan istri pilihan Mama itu. Biarkan aku sendiri yang memilih wanita mana yang akan menjadi istriku!" kata Wei tegas."Wei!" teriak Nina geram.Bisa-bisanya Wei berkata seperti itu setelah kembali mendapatkan hati Ara yang telah dia sia-siakan sebelum kecelakaan pesawat itu.'Anak ini pada akhirnya pasti akan menyesal jika dia sudah sadar,' batin Nina frustasi."Sudah
Read more

Bab 124. Perasaan Takut Yang Akrab    

"Sayang ...."Juwita merasa tersanjung mendengar perkataan Wei."Kekasih?" tanya Nina seraya menyipitkan matanya menatap Juwita curiga.Apa sebenarnya yang telah dikatakan wanita ular ini kepada anaknya? Mengapa Wei sampai berpikir kalau dia adalah kekasihnya?"Tante, aku tahu Tante tidak menyukai aku ....""Syukur kalau kamu sadar!" kata Nina sinis memotong kata-kata Juwita.Juwita terdiam melihat sikap sinis Nina kepadanya. "Apakah kamu benar-benar Mamaku?" sela Wei sambil menatap Nina datar."Apa ... apa maksudmu bertanya seperti itu?" tanya Nina terkejut.Dia benar-benar tidak menyangka kalau anaknya akan meragukan dirinya sebagai ibu yang telah melahirkannya hanya karena hasutan seorang pejalan kaki seperti Juwita."Jika kamu benar-benar mamaku, kamu pasti tidak akan menghalangi hubunganku dengan wanita yang aku pilih!""Tentu saja Mama tidak akan menghalangi, tapi dia bukanlah orangnya! Kamu telah di tipu olehnya, Wei. Mama yakin kamu pasti akan menyesal telah bersikap seperti
Read more

Bab 125. Pesimis

Nina dan Wuzini sampai di rumah dan mendapati Ara yang sudah menunggu di ruang tamu dengan kopernya."Ara ... sayang, mau ke mana kamu, Nak?" tanya Nina cemas sambil duduk di samping Ara."Ara mau kembali ke Prancis, Ma," kata Ara sambil membalas genggaman tangan Nina."Apakah ini karena kata-kata Wei tadi?" tanya Nina sedih.Dia tahu apa yang diucapkan anaknya tadi benar-benar keterlaluan, bahkan dia pun merasa marah dan kecewa padanya, apalagi Ara?"Ara, kamu tidak harus mengambil hati pada kata-kata yang diucapkan Wei. Kamu tahu sendiri, saat ini dia sedang tidak sadar dan tidak mengingat apapun," kata Wuzini berusaha menasehati."Ara tahu Pa, tapi Ara juga butuh waktu untuk menata kembali hati Ara," kata Ara mencoba berkelit tanpa berani menatap papa mertuanya.Sebelum kecelakaan itu, dirinya dan Wei memang sudah menjaga jarak dan ini mungkin tidak disadari oleh mertuanya karena baik dia maupun Wei, mereka sama-sama menjaga agar semua itu tidak sampai diketahui oleh Nina dan Wuzin
Read more

Bab 126. Tidak Siap

"Ara, maukah kamu sedikit bersabar? Tolong tetaplah di sini dan bantu kami untuk mengembalikan ingatan suamimu," kata Nina dengan tatapan memohon.Biar bagaimanapun, Nina tetap tidak ingin Ara pergi dari rumah ini.Kata seorang psikolog, suami istri yang tinggal berjauhan merupakan embrio dari sebuah perceraian. Tentu saja Nina tidak ingin anak dan menantunya sampai berpisah hanya karena saat ini anaknya sedang dalam keadaan bingung dan lupa. "Ma ....""Mama mohon, tolong lakukan untuk Mama, sekali ini saja," kata Nina sedikit memaksa, memotong kata-kata Ara.Ara terdiam. Apa yang harus dilakukannya? Satu sisi dia ingin pergi karena takut mendapatkan pengabaian suaminya kembali. Tapi di sisi lain, Ara juga merasa tidak enak untuk menolak permintaan mama mertuanya."Baiklah, Ma. Ara akan mencoba untuk tetap bertahan di sini," kata Ara pada akhirnya, memilih untuk mengabulkan permohonan mama mertuanya."Terimakasih sayang," kata Nina sambil memeluk Ara erat.Wuzini hanya menghela na
Read more

Bab 127. Berisik

Wei berdecak kesal melihat Ara hanya berdiri mematung di depannya dan menahan air mata yang hampir tumpah."Pergi! Jangan menampakan wajah bodohmu lagi di depanku!" kata Wei tanpa perasaan.Air mata yang semula berusaha Ara bendung, mulai menganak sungai di pipinya mendengar kata-kata Wei yang tanpa perasaan."Malah nangis di sini!" kata Wei lagi dengan nada kesal memelototi Ara.Entah mengapa dia merasa tidak nyaman melihat wanita muda yang mengaku sebagai istrinya ini menangis. "Aku pulang," kata Ara serak sambil menghapus air matanya dan berbalik pergi.Wei hanya cemberut dan mengerutkan alisnya melihat Ara yang berbalik dan keluar dari kamarnya.Dia memegang dadanya yang terasa sakit dan berdenyut. "Mengapa dadaku terasa sakit?" gumam wei bingung.Setelah kepergian Ara, Juwita datang. Dia mengetahui Nina dan Wuzini saat ini masih berada di rumahnya dan belum datang ke rumah sakit dari pelayan yang menjadi mata-matanya."Siapa kamu?" tanya pengawal yang berjaga di depan kamar Wei
Read more

Bab 128. Mengomel 

Bukankah rumah sakit ini milik bosnya? Siapapun dokter ini, dia sama saja seperti dirinya yang merupakan anak buah tuan Wuzini.Tugas mereka berjaga juga sudah disetujui oleh direktur rumah sakit. Apa yang mereka takutkan?"Nona, kalau keluarga pasien menolak, Nona tidak bisa memaksa," kata dokter itu tegas.Ada banyak wanita muda yang memiliki karakter seperti yang ada di hadapannya saat ini. Mereka memaksa masuk sekalipun keluarga pasien tidak berkenan. Kebanyakan dari mereka adalah wanita simpanan pasien.Sang dokter tidak bisa tidak kembali menatap Juwita.'Sayang sekali, wanita secantik ini mau-maunya menjadi simpanan laki-laki kaya. Apakah dia tidak bisa mendapatkan pria lajang yang juga kaya raya?' batin sang dokter menyayangkan."Aku hanya ingin menemui kekasihku ....""Siapa kekasihmu?" tanya Nina yang baru sampai di tempat itu sambil menatap Juwita tajam.Setelah Ara sampai di rumah, Nina dan suaminya bergegas ke rumah sakit untuk berbicara dengan Wei. Siapa sangka baru turu
Read more

Bab 129. Sakit Yang Menusuk  

"Kurang ajar!" sentak Wuzini memelototi Wei dengan wajah yang memerah karena marah.Wei mengerutkan alisnya tidak suka melihat reaksi papanya."Sayang, sudahlah," bujuk Nina sambil menarik siku suaminya agar menjauh dari Wei.Nina tidak ingin suaminya bertengkar dengan anak tunggal mereka.Dia tidak marah menghadapi sikap Wei yang acuh tak acuh. Nina tahu saat ini Wei benar-benar sedang bingung karena hilang ingatan."Tinggalkan aku, aku ingin sendiri," kata Wei datar."Nak ....""Biarkan dia, ayo kita pulang saja, anak ini benar-benar tidak bisa diperbaiki, nanti juga kalau ingatannya pulih dia akan menyesali kelakuannya saat ini. Terutama yang berkaitan dengan istrinya," kata Wuzini mengajak Nina pulang.Tadinya dia berharap bisa berbicara dengan Wei tentang Ara. Tapi sepertinya saat ini anak laki-lakinya benar-benar tidak dapat diajak bicara dengan benar.Sejak kehilangan ingatannya, Wei berubah menjadi orang yang penuh kecurigaan dan acuh tak acuh."Baiklah, Nak, kami pulang dulu,
Read more

Bab 130. Merasa Enggan  

Arga memegang kedua bahu mamanya untuk menguatkan. Dia tahu Eva pasti sedih mendengar Wei benar-benar telah menikahi wanita lain selain adiknya."Tante, mengapa Wei menikah diam-diam? Kapan mereka akan mengadakan pesta pernikahan?" tanya Arga kepada Nina."Kami masih belum bisa mengadakan pesta pernikahan, Ara dan Wei memutuskan untuk menundanya sampai mereka benar-benar siap," jawab Nina apa adanya."Apakah itu karena Wei masih mengingat putriku?" tanya Eva penuh harapan.Dia tidak meminta banyak. Setidaknya walau Wei menikah dengan wanita lain, Wei tetap mengingat Ara di dalam hatinya."Tentu saja anakku masih mengingat Ara, bagaimana mungkin dia akan melupakannya begitu saja, kecuali dia sedang hilang ingatan seperti sekarang ini," kata Nina meyakinkan.Arga hanya mencibir di dalam hatinya. Mengingat? Mana mungkin Wei masih mengingat adik perempuannya ketika dia sudah memiliki wanita lain di sisinya. Jangankan mengingat, bahkan rasa bersalah kepada Ara pun, Agra yakin Wei sudah tid
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
19
DMCA.com Protection Status