Home / Pernikahan / Kebangkitan Istri Yang Diabaikan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Chapter 101 - Chapter 110

189 Chapters

Bab 101. Tidak Bisa Menjawab

Semua dugaan mungkin saja masuk akal, tapi dugaan tetap saja belum bisa menjadi sebuah kebenaran. Bukankah lebih baik mencari tahu kebenaran yang sebenarnya? "Aku masih belum bisa memikirkan jalan keluar lain, selain menghindar dari istriku. Aku takut kalau aku bertemu dengannya, emosiku akan naik dan akhirnya kami malah ribut," kata Wei tidak berdaya.Dia benar-benar tidak ingin ribut dengan Ara, apalagi saat ini, papa dan mamanya sedang tinggal di rumahnya."Tidak ada salahnya ribut kalau itu bisa meluruskan semua kecurigaan, bukankah pasangan lain juga melakukannya?" "Aku tidak ingin ribut-ribut dengan istriku di saat orang tuaku masih berada di rumahku."Joy terdiam. Sepertinya dia akan ikut bergadang malam ini bersama bosnya dan tidak bisa pulang ke rumah seperti biasanya."Jika kamu ingin pulang, pulang saja," kata Wei lagi seolah bisa membaca pikiran Joy saat ini."Bagaimana denganmu?""Aku bisa tidur di sini, tenang saja, aku tidak akan bunuh diri hanya karena masalah seper
Read more

Bab 102. Diusir

Yang ditatap tampak salah tingkah sampai tidak tahu harus di mana meletakkan tangannya sendiri.Ara hanya mendengus kesal melihat keheningan asisten pribadi suaminya saat ini. Dia menghentakkan kakinya dan meninggalkan Joy menuju ruang kantor Wei.Joy menghela napas lega melihat Ara pergi meninggalkan dirinya."Aku harus menghindar, sebentar lagi pasti akan ada perang dunia ketiga di ruang kantor Wei," gumam Joy sambil cepat-cepat masuk ke dalam lift."Masuk!" kata Wei ketika mendengar ketukan di pintu ruang kantornya.Dia terkejut ketika melihat sosok Ara memasuki ruang kantornya dan menutup pintu."Apakah aku mengganggumu?" tanya Ara sambil melangkah mendekati Wei."Mengapa kamu ke sini?""Apakah tidak boleh aku ke sini?"" ... "Wei terdiam. Tanpa sadar dia mengerutkan bibirnya kesal.Ara menangkap gerakan kecil Wei ini dengan kening berkerut. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa tiba-tiba Wei berubah lagi."Mengapa semalam kamu tidak pulang?" tanya Ara sambil duduk di hadapan We
Read more

Bab 103. Tidak percaya

Sementara itu, Wei yang merasa tidak enak dan gelisah karena mengingat air mata yang mengalir di mata Ara, tanpa sadar melangkah ke luar kantornya, berniat untuk mengejar istrinya tersebut.Namun, dia cemberut ketika melihat saat ini istrinya dan Luke sedang berjongkok berhadapan dengan posisi Luke sedang menghibur istrinya yang menangis."Sialan, ngapain juga aku mengejarnya sampai ke sini?" kata Wei geram menonjok tembok yang ada di sampingnya. Dia merasa panas melihat Luke yang terus mengusap punggung Ara dengan penuh iba dan kasih sayang."Apa yang kalian lakukan di sini? Berselingkuh di perusahaan, apakah kalian tidak malu dilihat karyawan?" tegur Wei sinis mengejutkan Ara dan Luke.Ara menatap Wei dengan wajahnya yang masih tampak basah oleh air mata."Ck, lap wajahmu! Itu berantakan sekali," kata Wei sambil melemparkan sapu tangan ke pangkuan istrinya."Tidakkah kamu pikir sikapmu kepada Ara ini keterlaluan?" tanya Luke mengerutkan kening merasa marah."Aku keterlaluan? Lalu b
Read more

Bab 104. Kalang Kabut

Wei sendiri mulai merasa ragu dan gelisah setelah mendengar kata-kata Luke. Jika benar istrinya dan Luke menyembunyikan sesuatu, tidak mungkin Luke menyarankan dirinya untuk meminta rekaman CCTV restoran hotel tempat mereka bertemu."Sebutkan nama hotel tempatmu menginap," kata Wei serius.Tanpa banyak kata, Luke menyebutkan nama hotel tempatnya menginap saat ini. Setelah mendengar nama hotel tempat Luke menginap, Wei menelepon Joy untuk mengambil rekaman CCTV restoran hotel tersebut pada jam kedatangan Ara sampai istrinya itu pulang."Berikan ini kepada Ara, mulai sekarang dia juga salah satu pemegang saham di perusahaanmu," kata Luke sambil menyerahkan berkas saham miliknya yang telah dialih namakan menjadi nama Ara. "Ini?" Wei tercengang melihat Luke menyerahkan sahamnya kepada Ara."Aku ke sini sebenarnya untuk meminta maaf kepadamu. Aku akui, dulu aku memang sempat ingin menjatuhkanmu dan bekerja sama dengan Max ...."Luke menceritakan latar belakang kerja samanya dengan Max
Read more

Bab 105. Tidak Sengaja Bertemu 

"Aku ....""Mau apa kamu di sini?" tanya Wei kepada Juwita, galak.Dia baru saja turun dari mobilnya dan melihat sepupu Lanara ini sedang berdiri bersama mamanya."Dia mengatakan Ara bertemu dengan pria lain," kata Nina memberitahu."Dari mana kamu tahu?" tanya Wei sambil melangkah mendekati Juwita dan menatapnya tajam.Wei mulai curiga kalau wanita inilah yang sebenarnya mengirimkan foto-foto Ara dan Luke ke ponselnya."Aku melihatnya sendiri," kata Juwita sambil menatap Wei penuh obsesi.Pria sebaik ini harusnya menjadi miliknya, bukan milik sepupunya yang rendah itu.Tidak hanya status bangsawannya yang rendah, bahkan Lanara begitu berani bertemu diam-diam dengan pria lain di luar sepengetahuan suaminya. Ini benar-benar sulit untuk di terima dan sangat memalukan!"Jangan bilang kalau yang mengirimkan foto-foto itu ke ponselku juga kamu!" kata Wei sambil menyipitkan matanya menatap Juwita tajam."Ya, memang aku yang telah mengirimkan foto-foto itu ke ponselmu, agar kamu tahu kalau i
Read more

Bab 106. Menjaga Jarak

"Kamu?!"Arga terkejut mendengar wanita di hadapannya memanggil dirinya kakak.Dia berjalan mendekati Ara dan berjongkok di dekatnya."Apakah kita saling kenal?" tanya Arga bingung.Melihat wajah blasteran wanita di hadapannya saat ini, Arga benar-benar tidak ingat kapan dia pernah bertemu dengannya."Tidak!" Wei yang melihat Arga mendekati Ara langsung menengahi keduanya.Wei menghela napas merasa beruntung menyusul Ara ke tempat ini sebelum Arga mengenali Ara sebagai adiknya."Sayang, maukah kamu memaafkan aku? Aku sadar aku telah bersalah kepadamu," kata Wei mengabaikan kehadiran Arga di dekat mereka."Cih!" decih Arga merasa muak mendengar rayuan Wei kepada wanita yang baru saja memanggilnya kakak itu.Arga merasa Wei benar-benar bukan pria yang baik. Dia telah membuat adiknya patah hati sampai mati lalu pria itu bersikap seolah dia menyesal dan patah hati dengan kepergian Ara yang begitu cepat hingga Arga sempat mengira kalau Wei benar-benar telah menyesal.Tapi apa yang dilihat
Read more

Bab 107. Penasaran 

Wei merasa gelisah dan bersalah melihat tatapan tajam dan pertanyaan istrinya yang begitu menohok di hati. "Ara ....""Untuk saat ini aku hanya bisa melakukan seperti ini, jika kamu tidak setuju, mari kita benar-benar berpisah tempat tinggal agar kita benar-benar bisa berpikir dengan tenang, mau dibawa kemana hubungan kita ini," sela Ara tidak memberikan kesempatan bagi Wei untuk kembali membujuknya."Baiklah, kita akan melakukan apapun yang kamu inginkan selama kamu mau pulang ke rumah. Sebaiknya kita pulang sekarang, Mama pasti merasa cemas karena mengetahui kamu pergi dari perusahan dan tidak kembali pulang ke rumah.""Kamu mengatakan semuanya kepada Mama?" tanya Ara merasa terkejut.Mengapa Wei begitu mudah menceritakan masalah rumah tangga mereka kepada Nina? Walaupun dia adalah ibu kandung Wei dan dekat dengannya tapi Ara benar-benar merasa tidak nyaman mengetahui mama mertuanya itu mengetahui masalah antara dirinya dan Wei."Aku mencarimu di rumah sebelum ke sini," jelas Wei s
Read more

Bab 108. Di Dalam Kamar

Malam hari .... Setelah makan malam, Ara dan Wei satu persatu masuk ke dalam kamar mereka."Kamu mau ke mana?" tanya Wei ketika melihat Ara mengambil selimut di lemari."Aku akan tidur di sofa," kata Ara sambil membawa selimut yang ada di tangannya ke arah sofa yang terletak tidak jauh dari tempat tidur yang ada di kamar mereka.Wei hanya mengerutkan kening melihat istrinya yang saat ini sedang bersiap untuk tidur di sofa dan memakai selimut."Kamu tidur di kasur saja, biar aku yang di sofa," kata Wei sambil bangkit dan menghampiri Ara."Tidak, aku saja yang di sofa," kata Ara bersikeras.Dia yang meminta tidur terpisah dari Wei, jadi dia juga yang harus menanggung akibat dari keputusannya tersebut.Wei tidak dapat berkata-kata melihat sikap keras kepala istrinya saat ini. Dia hanya menatap tidak berdaya ke arah Ara yang saat ini sudah membungkus dirinya seperti kepompong dan tidur di sofa.'Baiklah, tidak masalah Ara bersikeras tidur di sofa, aku masih bisa memindahkannya ketika dia
Read more

Bab 109. Cara Menyelesaikan   

Beberapa hari setelahnya Ara dan Wei berusaha untuk tetap bersikap normal ketika mereka sedang berada di dekat Nina dan Wuzini. Baru saat mereka berduaan saja sikap Ara kepada Wei kembali menjadi dingin.Wei benar-benar tidak berdaya menghadapi sikap Ara saat ini hingga dia meminta pendapat mama dan papanya tentang apa yang seharusnya dia lakukan saat ini agar Ara mau memaafkan dirinya."Sebenarnya masalah apapun antara suami istri pasti bisa diselesaikan di tempat tidur," kata Wuzini blak-blakan.Nina mendelik mendengar kata-kata tidak tahu malu suaminya. Pantas saja sejak awal mereka menikah jika ada masalah suaminya pasti akan menggunakan cara seperti itu untuk membuatnya tidak berkutik dan menyerah."Benarkah?" tanya Wei ragu.Dia tahu persis antara mamanya dan Ara jelas jauh berbeda. Mungkin mamanya adalah tipe yang akan menyerah setelah ditaklukan oleh papanya di tempat tidur, sedangkan Ara, Wei rasa tidak akan semudah itu. Salah-salah istrinya itu malah akan semakin marah dan
Read more

Bab 110. Mulut Kotor

"Apakah kalian akan pergi? Kebetulan sekali aku juga ingin keluar karena merasa bosan di rumah, bagaimana kalau kita pergi sama-sama?" tanya Juwita tanpa malu."Tidak!" tolak Nina tegas.Bagaimana mungkin dia akan membiarkan wanita ini mengikutinya dan Ara ke mall? Juwita pasti akan mengacaukan rencananya untuk berbicara secara pribadi dengan Ara. Selain itu, Nina juga mulai merasa muak melihat sikap ular keponakan papa angkat menantunya ini.Sebelumnya Nina masih bersikap baik karena melihat Paul. Namun, setelah Nina tahu Juwita mulai mengacaukan hubungan antara Ara dan Wei, Nina merasa tidak bisa lagi bersikap ramah kepada Juwita."Tante ....""Stop! Jangan panggil aku Tante, aku bukan tantemu dan kita sama sekali tidak ada hubungan kedekatan!" kata Nina memotong kata-kata Juwita tegas.Ara hanya tersenyum miring melihat raut wajah Juwita yang menjadi jelek ketika mendengar kata-kata Nina dan mendapatkan penolakan tegas dari mama mertuanya tersebut."Mengapa Tante marah? Apakah Tan
Read more
PREV
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status