Home / Pernikahan / Kebangkitan Istri Yang Diabaikan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Chapter 91 - Chapter 100

189 Chapters

Bab 91. Senjata Makan Tuan  

Sementara itu Ara yang masih berada di rumah dan menunggu Wei, tampak berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya.Dia benar-benar penasaran bagaimana hasil dari balas dendamnya kepada Rina. "Apakah itu berhasil?" gumam Ara bertanya kepada diri sendiri sambil menggigiti kukunya tanpa sadar.Ara lupa kalau di kukunya masih tertinggal bubuk obat perangsang yang diberikan oleh sahabatnya, Lita dan penangkal itu hanya bisa bertahan selama beberapa jam. Dengan kata lain, jika Ara tanpa sadar terkena bubuk itu melewati batas waktu yang dimiliki penangkalnya, maka dia tetap akan merasakan efek dari obat perangsang itu sendiri. Wei cepat-cepat pulang karena ingin menanyakan langsung kepada Ara, bagaimana caranya memberi Rina obat tanpa diketahui oleh siapapun, bahkan oleh dirinya yang ikut mendampingi ketika Ara menemui Rina.Sesampainya di rumah, Wei masuk ke dalam rumah dan merasa heran ketika menyadari tidak ada yang menyambutnya seperti biasa."Biasanya Ara selalu menyambut kedatanganku s
Read more

Bab 92. Tidak Ada Bedanya   

Stefani langsung memanggil Paul melalui telepon agar datang ke rumahnya."Siapa yang menelepon?" tanya Hanna ketika suaminya meletakkan ponselnya."Mamaku, dia meminta aku datang ke sana.""Apakah dia ingin membujukmu lagi, agar membiarkan Thomas ikut serta dalam proyek di Indonesia?" tanya Hanna mengerutkan kening khawatir. "Aku tidak tahu ... jangan khawatir, aku tidak akan pernah membiarkan Thomas ikut andil dalam proyekku di Indonesia," kata Paul sambil mengusap punggung istrinya menenangkan.Hanna merasa sedikit lega ketika mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya. Namun, entah mengapa kelopak matanya terus saja berkedut gelisah sejak pagi tadi dan tidak hilang bahkan setelah suaminya pergi ke rumah Stefani."Ada apa Mama memintaku datang ke sini?" tanya Paul kepada Stefani ketika dia telah sampai di rumah Mamanya."Apakah aku tidak boleh memintamu datang ke sini kalau tidak ada perlu?" tanya Stefani dengan wajah cemberut."Ya tidak seperti itu juga, Ma ... apakah ini tentang
Read more

Bab 93. Tidak Ada Tempat

"Tidak, tentu saja tidak. Aku tidak akan memberikan kesempatan kepada wanita itu untuk mengudara di sekitar Wei," kata Ara tegas.Awalnya Wei merasa khawatir dan ingin mengikuti istrinya ke bandara tapi ditolak oleh Ara. Ara merasa lebih baik jika Wei tidak ikut menjemput Juwita, Ara khawatir wanita itu akan semakin narsis jika Wei ikut menjemput."Itu bagus! Jangan kasih kesempatan perempuan seperti itu untuk dekat dengan Wei.""Mama jangan khawatir, tanpa kita halangi, Wei sendiri sebenarnya sudah merasa tidak suka didekati oleh Juwita," kata Ara sambil tersenyum lebar.Dia masih mengingat bagaimana suaminya itu sampai bergidik dan merinding mendengar Juwita ingin datang ke Indonesia."Itu bagus!" kata Nina sambil mengangguk puas mendengar apa yang dikatakan oleh menantunya.Dia merasa puas karena anak laki-lakinya juga ternyata tidak tertarik kepada wanita penggoda tersebut. Walau kata sebagian besar pria, wanita penggoda itu lebih menarik dari pada istri mereka di rumah, tapi me
Read more

Bab 94. Bermain Sandiwara 

"Argh!" Lanara yang sudah berada di luar pagar rumah Paul hanya tersenyum lebar mendengar jeritan kesal Juwita."Bagaimana?" tanya Nina ketika Ara masuk ke dalam rumah."Teriakannya kencang sekali," kata Ara sambil terkekeh geli."Itu tadi teriakan dia? Kenapa dia berteriak?" tanya Nina bingung.Ara duduk di sofa di sebelah Nina sebelum mulai menceritakan bagaimana dirinya telah sukses membuat Juwita kesal, sejak di bandara sampai di rumah papa angkatnya.Nina terkekeh geli sambil mengusap puncak kepala menantunya, gemas.Sementara itu di rumah Paul, Juwita tampak menelepon kakak dan neneknya, mengadukkan semua perlakuan buruk yang didapatnya dari Ara sejak dia sampai di Indonesia."Dia bersikap seperti itu kepadamu?" tanya Stefani tidak percaya.Setahunya Ara adalah cucu yang paling penurut dan cenderung pengalah kepada keluarga mereka. Itu sebabnya dia kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari sepupunya. Stefani bukannya tidak tahu akan hal ini, tapi dia sengaja menutup
Read more

Bab 95. Hampir Menangis 

Ara tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan Nina. Sebagai Ara, dirinya memang tidak pernah memiliki sepupu. Namun, bukankah dia telah menjelaskan semuanya kepada mama mertuanya ini? Mengapa Nina masih saja bertanya?Nina sebenarnya memang sudah mengetahui kalau sepupu menantunya ini datangnya dari identitasnya sebagai Lanara palsu.Dia bertanya seperti itu hanya karena ingin membuat Juwita merasa canggung ketika berhadapan dengan dirinya dan itu sepertinya berhasil."Apakah Lanara tidak pernah bercerita tentang kami, keluarganya di Prancis?" tanya Juwita bingung.Tidakkah sepupunya ini merasa bangga karena telah terlahir di keluarga bangsawan? Mengapa dia malah menyembunyikan hal ini dari mertuanya? Apakah dia waras?Berapa banyak orang yang ingin mendapatkan kemuliaan seperti mereka, hingga cara apapun di lakukan, termasuk memalsukan asal usul keturunan nenek moyang mereka.Mengapa sepupunya ini malah ingin meninggalkan semuanya?"Yah, sepertinya kamu tidak terlalu
Read more

Bab 96. Perintah Membunuh  

Pagi yang hangat, sinar matahari menyeruak melalui sela tirai jendela kamar.Suara dering telepon mengganggu Ara dan Wei yang saat ini sedang santai di kamar mereka.Untuk menemani istrinya menyesuaikan diri di rumah mereka lagi, Wei telah mengambil libur selama dua hari dan menyerahkan semua urusan pekerjaannya kepada Joy."Siapa yang menelepon pagi-pagi begini?" tanya Wei kepada Ara sambil melongok ke arah ponsel istrinya merasa penasaran."Ini Luke," kata Ara sambil menatap layar ponselnya."Mau apa dia?" tanya Wei tidak bisa menyembunyikan cemberutnya."Entah, mungkin hanya ingin berkabar," jawab Ara sekenanya.Wei mendengus sebal. Pria itu masih saja mengganggu istrinya. Walau sudah dia perlihatkan bagaimana bagusnya hubungannya dengan Ara, Luke seperti tidak ingin menyerah begitu saja."Halo?" sapa Ara sambil kembali berbaring di samping Wei."Hai, apakah aku mengganggu pagimu?" tanya Luke tanpa sadar tersenyum mengingat kebiasaan Ara ketika tinggal di Prancis."Tidak.""Iya!"
Read more

Bab 97. Tidak Merasa Bersalah 

Wei mengerutkan kening menatap seorang pria muda yang mengaku sebagai adik Max.Pria muda itu bernama Deddy. Dia sengaja datang ke kantor Wei setelah merasa ada beberapa orang yang mengikutinya. Deddy merasa tidak memiliki musuh. Satu-satunya orang yang mungkin ingin mencelakainya adalah Luke, orang yang bekerja sama dengan kakaknya."Jadi apa yang kamu inginkan sekarang? Apakah kamu ingin mengurus bagian milik kakakmu?" tanya Wei setelah Deddy memperkenalkan diri."Ya, itu salah satunya.""Lalu apa yang lainnya itu?" tanya Wei sambil menaikkan sebelah alisnya.Dia tidak memiliki kedekatan dengan Max, jadi Wei tidak merasa perlu untuk berbasa-basi dengan adiknya. Apalagi pria itu semasa hidupnya pernah ingin menodai istrinya."Aku ingin memberikan rahasia yang ditinggalkan oleh kakakku ... ini tentang kamu, tapi dengan syarat, aku menginginkan perlindungan darimu," kata Deddy serius.Sebelum meninggal, Max telah menyerahkan semua rekaman pembicaraannya dengan Luke dan Rina kepadanya
Read more

Bab 98. Jatuh Dari Kantong    

Keesokan harinya ....Setelah Wei berangkat kerja, Ara melihat kemeja putih Wei teronggok di sofa kamar.Ara mengambil kemeja tersebut dan merasa tertarik pada sebuah benda yang jatuh dari kantong baju ke lantai.Merasa khawatir barang tersebut ada kaitannya dengan pekerjaan suaminya, Ara segera menghubungi Wei, sayang sekali menurut Joy saat ini suaminya sedang mengikuti rapat pemegang saham dan tidak bisa diganggu." ... tapi jika benar-benar penting, aku akan memberikan telepon ini kepadanya," kata Joy merasa khawatir ada sesuatu hal penting yang terjadi di rumah bosnya. "Tidak ... tidak usah, aku hanya ingin mengatakan kalau dia telah meninggalkan sebuah disk di sakunya. Aku khawatir itu ada kaitannya dengan proyek atau pekerjaan," kata Ara cepat."Bisakah Nyonya melihat dulu apa isi disk itu? Jika memang ada kaitannya dengan perusahan aku akan segera mengambilnya."Joy tidak bisa membuang waktunya untuk datang ke rumah bos, hanya karena ingin mengambil sebuah disk yang tidak dik
Read more

Bab 99. Pikiran Buruk  

"Bolehkah Papa tahu, mengapa kamu tiba-tiba menanyakan soal itu kepada Papa?" tanya Paul tidak dapat menyembunyikan rasa ingin tahunya.Sebelumnya, walau telah dia beritahu secara samar, putri angkatnya ini tampak tidak peduli. Mengapa sekarang Ara menanyakan lagi soal itu? Paul pikir pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka bertiga dan ini pasti ada kaitannya dengan sepak terjang Luke di belakang Ara.Ara tidak ingin menyembunyikan masalahnya dari Paul. Dia menceritakan semuanya kepada papa angkatnya tersebut dengan suara sedikit tersendat."Jadi begitu ... sebenarnya aku sudah tahu lama tahu kalau Luke sedang berusaha menjatuhkan Wei, tapi aku yakin suamimu tidak akan semudah itu di tumbangkan," kata Paul terus terang."Menurut Papa, apa mungkin penculikanku kemarin juga ada campur tangan Luke?" tanya Ara ragu."Aku rasa tidak, dia sangat mencintaimu, tidak mungkin dia mau melakukan sesuatu yang akan membuatmu sakit atau terluka," kata Paul yakin.Paul pikir memberikan obat
Read more

Bab 100. Mengabaikan Panggilan Telepon

Wei menggenggam ponselnya erat penuh rasa kecewa dan kemarahan, matanya tampak berkaca-kaca dan memerah. Dia menatap bolak balik foto-foto yang dikirim ke ponselnya oleh orang tidak dikenal tersebut.Berbagai pikiran buruk tentang Ara dan Luke melintas di dalam benaknya tanpa terkendali.Tengah malam ....Ara bolak balik menelepon suaminya tapi masih juga tidak ada jawaban."Aneh, mengapa Wei sulit sekali dihubungi?" gumam Ara sambil mengerutkan kening."Kenapa? Apakah Wei masih juga tidak bisa dihubungi?" tanya Nina kepada Ara.Ketika keluar dari kamar, Nina melihat Ara sedang berdiri di dekat meja makan dan fokus menatap ke arah ponselnya.Menantunya ini sudah menelepon Wei sejak mereka akan makan malam. Mereka semua merasa heran karena Wei yang biasanya pulang sore sampai waktu makan malam malah belum tampak batang hidungnya. Wei juga tidak mengirimkan kabar pemberitahuan apapun jika seandainya dia memang sedang sibuk."Iya, Mah. Ara cuma ingin tahu saja mengapa Wei pulang terla
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status