Home / Pernikahan / Kebangkitan Istri Yang Diabaikan / Bab 143. Dipaksa Pulang  

Share

Bab 143. Dipaksa Pulang  

Author: Princess Angel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku akan memikirkannya lagi, Pa," kata Ara pada akhirnya.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Jangan khawatirkan Juwita, Papa pasti akan menyuruhnya kembali ke sini agar dia tidak terus mengganggumu dan Wei," kata Paul menghibur.

"Terima kasih,Pa, salam buat Mama," kata Ara sebelum mengucapkan salam perpisahan dengan papa angkatnya tersebut.

Juwita yang baru saja mandi, mengerutkan kening melihat panggilan telepon dari Paul.

"Aneh sekali, mau apa Paman paul meneleponku?" tanya Juwita was-was.

Apakah Ara sudah memberitahukan apa yang selama ini dia lakukan di Indonesia?

"Halo, Paman," sapanya manis.

"Cepat tinggalkan Indonesia sekarang juga!" kata Paul tanpa basa-basi.

"Apa maksud paman?" tanya Juwita ketakutan.

"Alasanmu untuk memperbaiki hubungan dengan Ara hanyalah kebohongan!"

"Mengapa paman berkata seperti itu? Aku tulus benar-benar ingin memperbaiki hubunganku dengan Ara," kata Juwita pura-pura sedih.

Ini benar-benar gawat! Kalau pamannya sampai bersikeras menyuruhnya pulang ke Pr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 144. Berubah Pikiran

    Dia mengizinkan Juwita ke Indonesia karena cucu perempuannya ini bilang ingin berbaikan dengan Ara dan membatu memuluskan jalan kakaknya berbisnis serta mendapatkan klien di Indonesia.Mengapa sekarang dia malah mengundang kecemburuan Ara?Walau dia tidak menyukai wanita yang menjadi istri Paul sekaligus ibu kandung Ara, tapi kasih sayang Stefani kepada Ara hanya bisa dikalahkan oleh kasih sayangnya kepada Thomas, cucu laki-lakinya.Mana mungkin Stefani suka melihat cucu perempuannya yang lain memiliki niat jahat kepada Ara dan ingin menghancurkan pernikahannya dengan suaminya.Memang awalnya Stefani ingin menjodohkan Wei dengan Juwita, tapi itu sebelum dia tahu kalau Ara dan Wei sudah menikah. Sekarang setelah dirinya tahu mereka sudah menikah, mana mungkin dia membiarkan Wei menceraikan Ara, ini sama saja dengan menampar wajah bangsawannya! Tidak boleh ada perceraian di dalam keluarga bangsawannya, apapun yang menjadi alasannya! Hal ni juga yang menjadi sebab dia tidak terlalu memak

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 145. Juwita Mengikuti Wei  

    Juwita tidak bisa menyembunyikan cemberutnya mendengar apa yang dikatakan oleh Thomas.Dia tidak mau pulang, tapi kalau dia terus menolak, kakaknya ini pasti akan marah dan membuatnya lebih tidak bahagia.Pagi harinya ....Sebuah taksi berhenti di depan rumah Paul. Juwita keluar dari rumah dengan membawa kopernya. Dia melihat Wei baru saja keluar dari rumahnya dengan menggunakan mobil."Kejar mobil itu pak," kata Juwita kepada sopir taksi setelah dia masuk.Wei mengerutkan kening melihat mobilnya diikuti oleh sebuah taksi yang berkali-kali memberikan tanda dengan lampunya."Menepi, cari tahu apa maunya taksi itu mengikuti kita!" kata Wei kepada sopir.Sopir Wei menepikan mobil dan keluar, mendekati taksi yang juga ikut menepi di belakang mobilnya.Sebelum sopir Wei sempat menegur sopir taksi, Juwita turun dari mobil dan langsung menuju pintu belakang mobil Wei."Buka!" kata Juwita sambil mengetuk kaca mobil.Dia tahu saat ini Wei pasti ada di dalam.Wei menurunkan kaca mobilnya dan m

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 146. Situs Dua Puluh Satu

    Mengapa? Mengapa bahkan setelah Wei hilang ingatan, dia masih tetap lengket dengan Ara? Apa kurangnya dirinya? Dia jauh lebih cantik dari Ara, lebih kaya dan memiliki latar belakang bangsawan yang lebih murni.Mengapa Wei sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan setelah dia hilang ingatan?"Wei ...." tanpa sadar Juwita memanggil Wei sedih dengan mata yang masih berkaca-kaca."Ayo naik mobilku," kata Wei kepada Ara dan mengabaikan Juwita.Dia menggandeng tangan istrinya lembut dan menuntunnya masuk ke dalam mobil."Mobilku?" tanya Ara ragu."Biar sopir yang bawa pulang!" kata Wei sambil menutup pintu mobil setelah istrinya masuk. Dia memutari mobil dan duduk di belakang kemudi sebelum meninggalkan tempat tersebut.Sopir yang mendengar kata-kata Wei, tanpa banyak kata langsung membawa mobil Ara kembali pulang."Nona," panggil sopir taksi ragu setelah melihat semua orang telah pergi.Dia tidak ingin tahu apa yang terjadi pada wanita pelanggannya yang cantik ini dan pria itu serta

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 147. Lebih Baik  

    "Tidak!" sahut Ara cepat."Kalaupun iya juga tidak apa-apa, bagus bagimu untuk sedikit belajar," goda Wei sambil mengedipkan sebelah matanya."Apa-apaan ...," sahut Ara dengan wajah yang merona merah."Jangan malu, kita suami istri, apa yang kamu pelajari bisa kamu tunjukkan kepadaku," kata Wei sambil mengedipkan sebelah matanya genit dan duduk di sebelah Ara.Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Ara membuat istrinya itu merasa risih dan menghindarinya."Apa yang mau kamu pelajari? Apakah kamu ingin belajar membagi cinta?" tanya Ara mengerutkan kening menatap Wei."Mengapa kamu malah membaca hal-hal seperti itu?" tanya Wei curiga."Ini hanya novel," jelas Ara cepat."Apakah kamu sedang belajar membagi cinta dari sebuah novel?" tanya Wei sambil menyipitkan matanya menatap Ara menyelidik."Wei!" pekik Ara kesal."Ceritakan!" perintah Wei tanpa mau mendengar protes Ara."Ini tentang suami yang memiliki dua istri ...."Ara lalu menceritakan bagaimana menyedihkannya si Istri pertama dalam me

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 148. Minta Direkomendasikan 

    Misalnya saja soal perusahaan yang menyangkut kehidupan orang banyak, yaitu orang-orang yang bekerja di perusahaan Wei."Apakah kamu ingin jawaban yang jujur, Wei?" tanya Ara menatap suaminya serius."Tentu saja. Aku benar-benar ingin tahu apakah sikapku dulu kepadamu jauh lebih baik dari sekarang atau tidak?""Mengapa kamu ingin tahu?""Karena aku ingin membahagiakanmu," kata Wei tulus.Ara menatap suaminya terharu, menuruti kata hati ingin rasanya Ara memeluk Wei dan mengatakan bahwa sikapnya yang sekarang telah membuatnya bahagia. Tapi Ara takut kalau dia jujur, Wei malah akan menghindari terapi untuk mengembalikan ingatannya." ... jika aku yang sekarang tidak lebih baik dari aku yang dulu, aku bisa memperbaikinya, kamu hanya tinggal mengatakan dimana letak kekurangan pada sikapku yang sekarang," kata Wei sungguh-sungguh.Dia mulai mencurigai sikap diam istrinya saat ini. Apakah dulunya dia sangat baik? Apakah sekarang ini sikapnya kurang baik? Walau Wei merasa sudah melakukan

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 149. Kaya Dan Miskin 

    Masalahnya adalah apakah Luke mau dan apakah Paul tidak akan menghalangi?"Itu tidak akan berhasil jika pamanmu mengetahuinya," kata Stefani sambil menggelengkan kepala, sangsi.Paul pasti tidak akan tinggal diam melihatnya dan Thomas memakai jalur ini. Anak laki-lakinya itu pasti akan menemui Luke, hasil akhirnya sudah dapat dipastikan, Luke pasti akan merasa tidak enak kepada Paul dan membatalkan rekomendasinya untuk Thomas."Kalau begitu kita harus mencari cara agar paman tidak tahu dan mengusahakan agar Luke setuju," kata Thomas semangat."Apakah kamu punya cara?" tanya Stefani mengangkat sebelah alisnya."Kita bisa melakukannya diam-diam tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, baik kepada Ara maupun paman.""Bagaimana cara Luke merekomendasikan kamu kepada Ara kalau dia tidak boleh memberitahunya terlebih dahulu?" tanya Stefani bingung.Kalau menyembunyikan dari Paul itu mungkin saja, tapi menyembunyikan dari Ara jelas tidak mungkin karena Luke memasukkan Thomas lewat Ara.Lagipula

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 150. Tidak Bisa Menjamin  

    Wuzini merasa kata-kata menantunya memang masuk akal. Tapi sebagai pengusaha dia juga harus membatasi pengeluaran perusahaan agar tidak terus merugi.Jika pihak korban tidak bersalah maka perusahaan akan menghabiskan banyak uang. Tidak saja untuk dua kali penyelidikan, tapi juga untuk membayar ganti rugi yang diminta oleh pihak korban yang jumlahnya lumayan besar.Dia merasa dilema antara takut mengorbankan orang yang salah dan kerugian yang akan diderita oleh pihak perusahan kalau penyelidikan diulang kembali."Kalau kita adakan penyelidikan ulang, berarti kita harus siap-siap merugi jika pegawai itu benar-benar tidak bersalah," kata Wuzini sambil menghela napas resah.Betapa mudahnya mengeluarkan banyak uang sementara untuk menghasilkan uang bagi perusahan lumayan sulit dengan mulai banyaknya saingan di era pasar bebas seperti ini."Bukankah ada asuransi?" tanya Ara bingung melihat mertuanya tampak resah dengan pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh perusahan untuk kasus ini."Klaim

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 151. Tidak Mau

    " Begitu ... tapi aku juga tidak bisa menjamin apakah Ara akan menerimamu atau tidak, karena aku tidak memiliki hak untuk intervensinya di dalam proyek itu. Semuanya sudah aku serahkan kepada Ara," kata Luke tanpa basa-basi.Dia memang ingin menolong Thomas, tapi semua itu masih tergantung pada kesediaan Ara. Apakah dia mau menerima Thomas atau tidak, Luke akan menghormati keputusannya. "Tentu saja," kata Thomas sambil tersenyum puas.Bagaimana mungkin sepupunya itu akan menolak rekomendasi Luke?Bukankah Luke telah memberikan semua sahamnya kepada Ara? Akan sangat keterlaluan sekali kalau Ara tidak mau menerima rekomendasi yang diajukan oleh Luke.'Suka atau tidak suka, sepupuku itu pasti akan menerimaku walau dengan berat hati dan kalaupun dia mengadu kepada Paman, itu tidak akan berpengaruh banyak karena aku sudah bergabung dalam proyek itu. Tidak mungkin dia akan mengeluarkan aku, dia pasti akan mempertimbangkan wajah Luke,' pikir Thomas penuh keyakinan.Dengan semangat Thomas

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 189. Melahirkan

    Reza dan Eva diam tidak berkutik. Memang benar awalnya mereka mengira Wei tidak bisa masak dan khawatir Ara akan keracunan makanan. Mana mereka tahu kalau Wei ternyata pandai memasak makanan selezat itu.Beberapa waktu telah terlewati, berat badan Ara mulai meningkat setelah mendapatkan perawatan dari Wei. Eva dan Reza kini benar-benar bisa menarik napas lega.Wajah Ara pun lebih bersinar penuh kebahagiaan ketika usia kandungannya semakin bertambah. Dia dan Wei sudah bisa merasakan pukulan dan tendangan sang bayi di dalam kandungannya melalui permukaan perut ketika sedang diusap atau di pegang.Hubungannya dengan Paul dan Hanna pun tetap berjalan seperti biasa walaupun Hanna akhirnya mengetahui kalau dirinya bukanlah Lanara yang asli."Bagaimana kabarmu dan anak di dalam kandunganmu?" tanya Hanna penuh perhatian ketika dia menelepon Ara."Aku baik Ma, anak di dalam kandunganku juga baik," jawab Ara sambil tersenyum bahagia mendapat perhatian dari semua orang yang di kasihnya."Mama

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 188. Tidak Ada Lebih

    Wei benar-benar tidak menyangka kalau Ara akan berkata seperti itu. Tadinya dia berpikir hanya dirinya saja yang akan merasa kehilangan dan bersedih atas perpisahan ini, ternyata istrinya juga mengalami hal yang sama."Percaya tidak? kali ini Papamu tidak akan mengusir aku," kata Wei sambil tersenyum menatap ara penuh kasih."Benarkah?" tanya Ara tidak percaya."Yakin!""Apakah Papa membatalkan syarat itu?""Sepertinya begitu, semua ini karena calon anak kita," kata Wei sambil mengusap punggung bawah Ara pelan."Apakah kamu benar-benar akan dibiarkan tinggal disini bersamaku?" tanya Ara was-was.Dia benar-benar tidak yakin kalau papanya akan berubah pikiran. Setahu Ara papanya adalah orang yang konsisten dan tidak akan pernah berubah pikiran jika sudah memutuskan tentang suatu hal. Bisakah kali ini papanya membuat pengecualian karena calon cucunya yang belum lahir?"Aku akan menemanimu tinggal di sini dan memasak. Bukankah kamu ingin masakan yang aku masak?" tanya Wei sambil mencubit

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 187. Takut

    Kekhawatiran Eva pun menjadi kenyataan. Ara benar-benar tidak bernafsu untuk makan apapun, dia hanya memakan manisan buah tanpa dibarengi dengan nasi dan lauk-pauk. Ini mengakibatkan tubuh ara yang sudah ramping menjadi semakin kurus."Pa, apakah tidak sebaiknya kita biarkan saja Wei datang ke sini dan memasak untuk adikku?" tanya Arga sambil mengerutkan kening ketika melihat Ara dari kejauhan.Tubuh adiknya itu dari hari kehari menjadi semakin kurus. Ini benar-benar membuat Arga menjadi prihatin dan khawatir."Iya Pa, Sudahlah demi kebaikan anak dan cucu kita, sebaiknya kita mengalah saja. Batalkan syarat satu tahun tidak bertemu itu. Mama khawatir terjadi apa-apa sama Ara," kata Eva dengan mata berkaca-kaca menatap wajah suaminya.Reza menatap istri dan anak laki-lakinya dengan tatapan tidak berdaya. Dia juga sebenarnya sudah ada pikiran ke arah sana. Reza bisa melihat perkembangan kondisi Ara yang dari hari ke hari semakin lemah karena tidak mau makan. "Baiklah. Arga, kamu jemput

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 186. Ingin Masakan Wei

    "Aku ikut!" kata Arga tiba-tiba."Tidak!" sahut Eva dan Reza bersamaan."Mengapa tidak?" tanya Arga bingung."Kamu tidak lihat? Ara muntah-muntah hebat setelah melihatmu, apakah kamu ingin adikmu itu muntah terus gara-gara melihatmu?" tanya Eva sambil melotot ke arah Arga."Kamu harus menghindar dari adikmu selama tiga bulan kehamilan awal agar dia tidak terlalu tersiksa karena terus mengeluarkan makanan yang ada di perutnya."" ... " Arga tidak dapat berkata-kata mendengar apa yang orang tuanya katakan.Dia mentap kedua orang tuanya dengan tatapan menyalahkan. Bukankah semua ini karena ulah kedua orang tuanya yang ingin memisahkan adiknya dari Wei? Mengapa sekarang dia yang harus menanggung akibatnya?Dibenci tidak hanya oleh Ara tapi juga oleh calon keponakannya yang belum lahir.Di kantor, Wei tampak menatap ke luar jendela sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.Ini baru sebulan, tapi rasanya seperti se abad. Wei tidak henti berdoa agar istrinya benar-benar hamil. Ha

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 185. Tersenyum Menggemaskan

    Wuzini terdiam, setahun memang bukan waktu yang lama untuk sebuah restu, tapi masalahnya apakah keduanya tidak akan terpikat pada orang lain selama waktu yang ditentukan itu?"Mereka meminta aku dan Ara berpisah selama setahun. JIka selama setahun itu perasaan kami tidak berubah, barulah mereka akan kembali merestui hubungan kami.""Apakah kamu yakin kalau kamu dan istrimu akan bisa menjaga kesetiaan masing-masing selama satu tahun itu?" tanya Wuzini tidak yakin."Yakin."Wuzini hanya menghela napas panjang melihat tekad anak laki-lakinya untuk mendapatkan restu dari keluarga istrinya kembali. Dia hanya menepuk bahu Wei sebelum mengajak anaknya itu masuk ke dalam kantor untuk membahas masalah pekerjaan.Ara dan Arga masuk ke dalam rumah tanpa banyak bicara. Ara masih marah karena kakaknya mengajukan syarat yang begitu sulit untuknya dan Wei. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar, bagaimana kalau suaminya itu malah jatuh cinta pada wanita lain dan benar-benar menceraikannya?Arga me

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 184. Syarat Mendapat Restu

    Arga menyerbu masuk ke dalam kantor Wei tanpa basa basi. Dia langsung menuju Wei dan ingin menghajarnya namun, di halangi oleh Ara."Minggir!" kata Arga sambil mendelik marah ke arah adiknya."Tidak, kakak tidak boleh memukulnya!" Kata Ara keras kepala menatap kakaknya yang sedang marah."Kamu tidak tahu malu berlindung pada perempuan!" kata Arga sambil menunjuk Wei yang ada di belakang Ara." ... " Wei tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab kata-kata Arga. Bukannya dia tidak mau berhadapan dengan kakak iparnya, tapi Ara sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk maju. Wei takut jika dia memaksa maju maka Ara akan marah kepadanya.Baginya lebih baik membiarkan Arga marah dari pada Ara yang marah kepadanya."Dia suamiku, tidak ada salahnya aku melindunginya!" kata Ara seperti induk ayam yang menjaga anak-anaknya."Tapi aku kakakmu!""Tapi kamu mau menyakiti suamiku!""Itu karena kamu!""Tidak, itu bukan karena aku, tapi karena keegoisanmu sendiri ... kamu tahu betul bagaimana

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 183. Algojo  

    "Kita baru berpisah tadi malam," kata Ara tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa mendengar kata-kata Wei."Tapi buatku itu seperti sudah lama sekali," kata Wei mengerucutkan bibirnya sedih.Kebiasaan itu benar-benar buruk. Dia telah terbiasa tidur dengan istrinya, hingga ketika Ara pergi, Wei benar-benar tidak bisa tidur sampai pagi. Anehnya sampai detik ini juga matanya benar-benar cerah dan sama sekali tidak mengantuk. "Matamu ada lingkaran hitamnya, apakah tadi malam kamu tidak tidur nyenyak?" tanya Ara sambil melihat ke arah mata Wei."Aku tidak bisa tidur tanpamu," jawab Wei lebih seperti keluhan."Bagaimana kalau kamu istirahat sekarang?""Apakah kamu akan menemani aku?""Ya.""Oke," kata Wei sambil membopong tubuh istrinya masuk ke dalam kamar tempatnya biasa tidur jika bekerja lembur di kantor.Setelah membaringkan Ara, Wei juga naik ke atas kasur dan membaringkan dirinya di sebelah Ara."Mengapa kamu masih belum tidur?" tanya Ara setelah beberapa waktu berlalu Wei mas

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 182. Sangat Merindukan 

    Pagi yang cerah. Namun, suasana di perusahaan milik Wei malah terlihat suram. Semua karyawan dan staf di perusahaan itu tampak tertekan karena suasana hati sang bos sepertinya sedang tidak baik-baik saja.Tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Bahkan salah tanda koma dalam berkas yang akan di tanda tangani oleh Wei pun bisa membuatnya ngamuk. Joy hanya meringis ketika para staf mengeluh dan menanyakan ada apa sebenarnya dengan bos mereka. Tidak biasanya Wei bersikap seperti saat ini. Mereka benar-benar merasa tersiksa dan tertekan menghadapi sikap Wei yang tidak seperti biasanya itu."Mungkinkah Bos kita itu salah makan?" tanya salah satu staf kepada Joy."Jangan menduga yang aneh-aneh! Kerjakan saja tugas kalian dengan baik agar tidak dimarahi lagi," kata Joy sambil berlalu dari hadapan semua staf yang menemuinya.Joy sendiri tidak berani menanyakan langsung kepada Wei, apa yang menjadi masalah sebenarnya hingga dia menunjukkan sikap seperti itu."Mungkin nyonya Ara tahu apa yang s

  • Kebangkitan Istri Yang Diabaikan   Bab 181. Perpisahan 

    "Ehm ... tidakkah sebaiknya kita tanyakan saja kepada Ara, apakah dia ingin pulang mengikuti kalian atau tetap di sini?" Wuzini yang sejak awal bersikap pasif mulai mengeluarkan suaranya.Semua tatapan mata langsung tertuju kepada Ara. "Kamu harus ikut kami pulang. Papa menunggumu di rumah, dia sedang tidak sehat," kata Arga dengan nada tidak ingin di tolak."Kamu memaksanya," geram Wei."Kamu benar, aku memaksanya!""Kamu ... kamu ...."Wei merasa seperti tercekik dan tidak bisa berkata-kata ketika mendengar pengakuan Arga yang blak-blakan."Papa sakit apa, Kak?" tanya Ara mulai merasa cemas."Kamu akan tahu jika kamu pulang," jawab Arga datar.Dia tidak ingin memberitahukan kepada Ara kalau papanya hanya terserang flu biasa. Jika Ara tahu tentu saja adiknya ini tidak akan mau pulang ke rumah mereka saat ini juga. Adapun mengapa papanya tidak mau ikut adalah karena papanya sudah terlalu kesal dengan Wei dan keluarganya.Sejak berita kematian putrinya, Reza memang selalu menghindar

DMCA.com Protection Status