Semua Bab MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Bab 271 - Bab 280

312 Bab

(DS) Nathan dan Cintanya

"Donita mengatakan Nyonya Xavier memarahinya, benar?" Nathan berhenti melangkah, menoleh lalu menatap ke arah pria tua yang duduk di ruang tengah. "Kau berbicara padaku?" Nathan berkata tanpa dosa, menaikkan sebelah alis sembari mengamati wajah dingin pria tua tersebut. Tristan Luis, ayah Nathan tersebut mengangkat pandangan–melayangkan tatapan tajam pada Nathan. Meskipun putranya terkesan enggan menanggapinya, Tristan tetap melanjutkan ucapannya. "Donita menyinggung Nona muda Zendaya. Masalahnya adalah kau tidak membela atau membantunya berbicara pada Nyonya Xavier. Donita adalah tunanganmu, kau seorang pria sejati. Seharunya kau membantu Donita meminta maaf pada Nyonya Xavier. Kudengar kau cukup dekat dengan Nyonya Xavier, bantu Donita memperbaiki citranya di hadapan Nyonya Xavier. Perlihatkan pada ayah jika kau seorang pria bertanggung jawab." Nathan berdecis sinis, dia menyender ke tembok–tangan berada di saku celana. Dia menatap malas akan tetapi meremehkan pada lelaki tua
Baca selengkapnya

(DS) Kemarahan Seorang Kakak

"Mama berteman baik dengan Sereya, Ibu Karamel. Mama juga cukup dekat dengan Tuan Zavier karena koneksi dari Sereya. So-- kembali pada Mama dan pujaan hatimu akan menjadi milikmu."Nathan menatap ragu pada sang mama, hatinya menyeru agar Nathan menyetujui tawaran mamanya akan tetapi otaknya mengatakan untuk tidak. Nathan menyukai Zendaya, sudah sejak lama. Sama seperti dia yang kagum pada Danzel saat pertama kali bertemu–high school. Begitu juga ketika dia pertama kali bertemu dengan Zendaya, jatuh cinta pandang pertama. Ketika masa itu, Nathan sering membahas cinta pandang pertama pada ketiga sahabatnya. Dia sengaja terus-menerus mengungkit perihal jatuh cinta pandang pertama supaya mengetahui pendapat sahabatnya. Sayangnya Danzel bereaksi tak seperti yang Nathan harapkan. Sahabatnya tersebut mengatakan jatuh cinta pandang pertama adalah bagian dari kebohongan terbesar di muka bumi. Cinta pandang pertama itu tak ada, hanya sebatas omong kosong. Mitos! Karena ucapan Danzel tersebut,
Baca selengkapnya

(DS) Bertengkar untuk Pertama Kali

"Mas Danzel!" pekik Lachi sembari menyerahkan wadah buah di tangan pada seorang maid, dia buru-buru menghampiri suaminya lalu menariknya supaya menjauh dari Zendaya. Setelah menjauhkan Danzel, Lachi langsung menghampiri Zendaya–memeluk sahabatnya tersebut yang tubuhnya sudah bergetar hebat akibat takut dipukul oleh kakaknya. "La-Lachi, Kak X tahu jika aku menyukai Nathan. Da-dan Kak X marah," bisik Zendaya dengan suara terbata-bata. Lachi mengusap punggung Zendaya berulang, berusaha menenangkan sang sahabat yang masih dalam ketakutan. "Jangan ikut campur!" Danzel menarik Lachi, menyentaknya cukup kuat sehingga perempuan itu melepas pelukannya dari Zendaya kemudian berakhir menabrak dada bidang Danzel. Lachi ingin kembali menghampiri Zendaya yang kelihatan semakin takut, tetapi Danzel menahan dirinya–mencengkeram kuat lengan Lachi. "Masuk dalam kamar, sekarang juga!" dingin Danzel, menatap tajam serta murka ke arah Lachi. "Aku ingin menengahi kalian berdua. Siapa tahu kalia
Baca selengkapnya

(DS) Memancing Danzel di Situasi Ekstrim

"Pasti Kak X memarahimu. Mungkin karenaku, kalian bertengkar juga yah," lanjut Zendaya. Selain takut, Zendaya juga khawatir pada hubungan kakaknya dan Lachi. Ucapan Danzel cukup tajam pada Lachi saat marah tadi. Bagiamana jika Lachi sakit hati lalu memilih meninggalkan Danzel? "Tidak apa-apa. Suami istri biasa bertengkar, jangan khawatirkan apapun," Lachi berkata pelan, "masalah kalian seperti apa sehingga Mas X sangat marah padamu? Coba jelaskan, supaya aku bisa membujuknya nanti." "Kak X tahu kalau aku suka pada Kak Nathan. Habis itu Kak X menyuruh supaya aku menghilangkan perasaan itu. Dia bilang aku masih kekanak-kanakan dan belum boleh memikirkan cinta. Dia juga bilang kalau Kak Nathan tidak menyukaiku," curhat Zendaya, berkata lirih dan sangat pelan. Suaranya terdengar seperti bisikan, dia masih syok akibat hampir dipukul oleh kakaknya. "Oke, aku akan bantu kamu bicara pada Mas X." Lachi berkata serius, meyakinkan Zendaya, "kamu tenang saja. Aku akan terus membantumu. Umm--
Baca selengkapnya

(DS) Karma Kakak Jahat

Jika untuk hidupnya saja dia tidak bisa tegas, memimpin dirinya saja dia tidak bisa, lalu bagaimana mungkin aku membiarkan adikku menikah dengannya?" Lachi terdiam seribu bahasa, tertohok sekaligus terpukau oleh perkataan sang suami. Kekhawatiran Danzel ternyata sangat dalam pada adiknya, pria yang menjadi suaminya ini jelas sangat mencintai adiknya.Mungkin cara Danzel menunjukkan kasih sayang pada Zendaya yang salah karena selalu mengandalkan emosi. "Aku berbohong jika mengatakan Nathan tak suka pada Zendaya. Dia suka, dan aku mengetahuinya. Tetapi aku berlagak tidak tahu, memberi Nathan gertakan halus supaya dia tidak punya keberanian mengungkapkan perasaannya atau berpikir memiliki Zendaya." Lachi melorotkan mata horor. Dia terkejut karena cukup senang sebab Nathan punya perasaan yang sama pada Zendaya. Namun, lebih terkejut oleh pengakuan Danzel. Wow! Ternyata suaminya adalah dalang kenapa Nathan memilih memendam perasaannya pada Zendaya.
Baca selengkapnya

(DS) Di Toilet Kita Bertemu

"Menyingkir!" ketus Danzel saat akan melewati Zendaya, setelah dia dibantu berdiri oleh Lachi. Dia tahu Zendaya ingin menertawakannya, dan itu sangat menjengkelkan sekaligus memalukan. Dang it! Gelarnya sebagai bos dingin terinjak-injak sudah. "Habibi, jangan gitu dong ke adik kita," seru Lachi lembut. Akan tetapi tak menghampiri Danzel karena dia sedang membereskan kekacauan yang sang suami timbulkan. "Humm." Danzel berdehem dingin, buru-buru beranjak dari sana. Namun lagi-lagi …-Bug' Danzel menabrak tembok, cukup kuat sehingga suara benturan terdengar ke tempat Zahra dan Zendaya. Lachi yang melihat seketika menganga lebar, berkacak pinggang sembari menunjukan raut muka tak percaya. Lachi tidak bisa berkata-kata. Sungguh! Danzel buru-buru beranjak dari sana. Meskipun habis menabrak tembok, dia tetap stay cool–berjalan ke arah lift dengan tampang dingin. "Ahahahaa …." Setelah kakaknya benar-benar menghilang dari pandangan, tawa Zendaya langsung memenuhi ruangan. Dia sangat sena
Baca selengkapnya

(DS) Bermesraan

Seseorang masuk dalam toilet yang sama dengan Lachi, orang itu langsung mengunci pintu. Hal tersebut membuat Lachi panik luar biasa. Pria itu mendekat sedangkan Lachi berlari menuju pintu toilet untuk kabur. Akan tetapi, pria itu menarik pinggang Lachi–membuat dia berakhir menabrak dada bidang pria tersebut. Lachi melotot pada pria tersebut, memukul pundaknya kemudian mendorongnya supaya dia bisa bebas dari rangkulan sang pria. "Ck, tolonglah!" pekik Lachi pelan, berbisik supaya tak ada yang mendengar. Siapa tahu ada seseorang di luar. "Apa?" Suara bariton mengalun, terdengar rendah dan serak–nada yang dalam sehingga Lachi merinding disko mendengarnya. "Ngapain Habibi ke sini? I-ini toilet perempuan dan … bagaimana jika ada yang melihat, Habibi?" pekik Lachi tertahan, berkeringat dingin sebab khawatir ada yang mengetahui atau melihat Danzel masuk dalam toilet ini. "Ini perusahaanku, terserah aku ingin menggunakan toilet di manapun. Dan-- kau juga milikku," ucap Danzel
Baca selengkapnya

(DS) Diam-diam Marah

Tertawa tetapi dia tetap terlihat tampan dan memposa. Deg deg deg Lachi tanpa sadar meletakkan tangan di depan dada, merasakan debaran jantung yang menggila hanya karena tawa sang suami. Pupil matanya membesar, terus menatap ke arah Danzel yang masih tertawa, bibir Lachi terbuka sedikit–saking terpesona oleh suami sendiri. Sedangkan Danzel, dia langsung menghentikan tawa ketika menyadari istrinya termenung. Oh hell! Apalagi sekarang? Setelah tadi mendadak berubah menjadi A' hihihi, sekarang Lachi berubah menjadi patung? Danzel bangkit lalu berjalan mendekati Lachi. Dia mencondongkan tubuh, mendekatkan wajah ke arah wajah sang istri. Niatnya untuk memperhatikan manik Lachi, terlihat sangat cantik karena pupil yang membesar. Dia seperti bola kristal terindah. Namun--Melihat Danzel mendekat dan mencondongkan tubuh ke arahnya, Lachi reflek memonyongkan bibir. Danzel pasti ingin menciumnya. Yah, tentu saja! Tuk' Alih-alih mendapatkan ciuman seperti yang Lachi bayangkan, pria itu ma
Baca selengkapnya

(DS) Tak Tik Danzel

"Kita pulang naik taksi online saja deh," sungut Zendaya, mengeluarkan handphone dari tas untuk memesan taksi online. Lachi juga melakukan hal yang sama, mengeluarkan handphone karena ada bunyi notifikasi. Ada tiga notifikasi pesan yang muncul. Dua dari nomor tak dikenal dan satu dari nomor sang suami. Lachi membuka pesan dari Danzel. Akan tetapi dia tak membaca, dia malah memblokir nomor tersebut. "Kamu pikir kamu saja kali yang bisa marah. Aku juga! Bete banget punya laki modelan musang king begini. Dia marah kalau aku dekat dengan lawan jenis sedangkan dia …- monyet!" gerutu Lachi pelan, suaranya terdengar berbisik sehingga Zendaya yang di sampingnya tak mendengar dengan jelas. "Ingin pergi keluar kota dengan perempuan lain, trus nggak bilang-bilang ke aku. Ouh, bagus sekali. Kayak aku nggak punya hati ajah." Sembari menggerutu, Lachi membuka pesan dari salah satu nomor tak dikenal tersebut. Ternyata dari Angel. Entah perempuan ini mendapat nomornya dari siapa. [Hari ini ak
Baca selengkapnya

(DS) Rencana Menyerang

"Kau cukup bawel har …-" komentar Danzel, akan tetapi perkataannya terhenti begitu saja karena bus tiba-tiba berjalan. Hell! Kenapa Danzel panik? Danzel mendadak diam, menyender ke kursi lalu bersedekap secara cool–menutupi rasa tidak nyaman yang melanda dirinya. "Habibi kenapa diam?" tanya Lachi, menyembulkan kepala dari bawah kepala Danzel–atas pangkuan pria itu, sembari menengadah menatap bingung ke arah sang suami. "Hum." Danzel berdehem singkat sebagai jawaban. "Aih." Lachi menarik tubuhnya, meringsut ke jendela bus sembari menatap sang suami semakin heran. Mendadak hum? Ouh tidak! Hum-nya lebih singkat dibandingkan hum biasa. Dingin! Danzel dingin! "Apa masih jauh?" tanya Danzel tiba-tiba, tak menoleh sedikitpun pada Lachi dan hanya fokus menatap lurus ke arah depan. "Baru lima menit kita jalan, Habibi." Lachi menjawab santai, menyender enak-enakan ke kursi. Namun, diam-diam dia terus memperhatikan sang suami. Ada yang aneh dari gestur tubuh Danzel, pria itu terliha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
32
DMCA.com Protection Status