All Chapters of MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Chapter 251 - Chapter 259
259 Chapters
(DS) Pesta dan Angel
Selama berlibur dengan Danzel, Lachi sangat menikmati. Lachi sangat suka saat Danzel mengajaknya jalan-jalan ke pantai dan berkeliling kota. Sekarang Danzel membawa Lachi ke sebuah party, acara pemilik hotel–Victoria. Semua pengunjung hotel boleh mengikuti acara tersebut akan tetapi tidak semua bisa masuk ruang VIP acara. Namun, karena Danzel tamu spesial, merasa bisa menikmati pesta secara eksklusif. Sayangnya karena tak mengenali siapapun di tempat ini, kecuali suaminya, Lachi kurang menikmati. Dia hanya menonton, menyaksikan pertunjukan yang disediakan oleh pemilik acara. Alunan musik manis tak hentinya mengalun, membuat suasana terkesan romantis. "Haih." Lachi menghela napas pelan, boring dan sejak tadi hanya bermain dengan jemari suaminya. Tanpa sadar Lachi melakukanya, kadang mencubit pelan punggung tangan Danzel, kadang menepuk-nepuk ke pipi sendiri, kadang mengigit ujung jari Danzel, kadang juga mencabut bulu tangan sang suami. Lachi merasakan gabut yang sesungguhnya. Mak
Read more
(DS) Lukisan Pengundang Iblis
"Kak Danzel, kenapa membawa pembantu ke sini?" tanya Angel, tanpa merasa berdosa sedikitpun–bahkan merasa bangga dengan apa yang dia katakan. Danzel langsung melayangkan tatapan tajam ke arah Angel, berdiri kemudian menghampiri Angel. Tanpa pikir panjang, Danzel melayangkan tamparan ke arah Angel yang terlihat sudah membuat dan takut. Namun, sebelum tangan Danzel menyentuh pipi Angel, Lachi lebih dulu menahan tangan suaminya. Lachi menahan kuat tangan Danzel yang akan melayang ke pipi Angel untuk memberikan tamparan. Lachi menarik pelan Danzel, membawa Danzel kembali duduk ke tempat semula. "Habibi, jangan! Tahan emosi kamu, banyak orang di sini," ucap Lachi, menenangkan suaminya yang marah. "Jaga ucapanmu, Bitch!" marah Nathan, ikut marah sekaligus malu karena perkataan Angel pada Lachi tersebut.Angel mengabaikan ucapan kasar Nathan padanya, masih mencerna apa yang terjadi. Tadi menakutkan! Hampir saja Danzel menamparnya di depan umum hanya karena mengatai Lachi pembantu. Bagaim
Read more
(DS) Rekaman Bukti
"Au …." Lachi meringis pelan ketika ingin bangkit dari ranjang bagian bawahnya terasa sakit. Bukan hanya itu tubuhnya juga terasa tak bertenaga, kepala sedikit berat. Pada akhirnya Lachi memilih duduk sembari bersandar ke kepala ranjang, melirik suaminya yang masih terpulas tidur. Lachi mendengus pelan, mendumel dalam batin dengan bibir manyun. Dia kesal pada Danzel, pria itu tiba-tiba mengamuk padanya entah karena apa. Lachi berupaya mencari apa kesalahannya pada Danzel, akan tetapi Lachi tak menemukan.Apa karena lukisan Devson? Tetapi letak masalahnya di mana? Devson hanya memamerkan karya kesukaannya tepat di hari ulangtahunnya. Apa yang salah dengan itu? 'Aku juga bisa melukis.' Lachi mengingat perkataan Danzel. Setelah itu, Lachi buru-buru mengambil handphone di nakas lalu menyalakan kamera depan. "Ini mah bukan melukis, Bang Sat! Astagfirullah." Setelah mengumpat Lachi buru-buru istighfar, mengelus dada untuk menenangkan dirinya yang kesal. Setelah itu, dia kembali melihat t
Read more
(DS) Rahasia Perempuan
Setelah kejadian itu, Lachi tidak berani berbicara pada Danzel. Dia mengira pria itu marah padanya karena ketahuan memaki-maki Danzel. Sekarang Danzel pergi entah kemana. Dia tidak mengatakan apa-apa dan Lachi tak bertanya sebab takut. Sekarang Lachi di outdoor kamar penginapan, duduk di kursi santai sembari berbicara lewat telepon dengan Zendaya. 'Pasti Kak X cemburu pada Devson. Makanya habis dari sana, dia langsung mendiamimu.' ucap Zendaya di seberang sana. Lachi habis curhat mengenai keanehan Danzel yang tiba-tiba kesetanan setelah Devson menunjukkan lukisannya ke tamu. Tentunya Lachi tak mengatakan bagian intim antara dia dan suaminya. Itu privasi!"Maksudnya, Mas Suami eh maksudnya Pak Danzel cemburu karena Devson bisa melukis?" 'Acieee … yang sudah manggil Mas Suami ke … ekhmm. Katanya dulu nggak mau, amit-amit. Ahahaha …. Mas suami nggak tuh.'"Hehehe … jangan gitu dong. Hidungku pegal kembang kempis melulu gegera salting. Kembali ke topik atuh." Lachi menegur halus. Tet
Read more
(DS) Kutukan Cinta Pandang Pertama
"Tuan Danzel, adikku bisa mati. Tolong berhenti," teriak Viktoria, berusaha menghentikan Danzel yang saat ini sedang menghajar habis adiknya. Devson terlihat tak berdaya, wajahnya sudah tak berbentuk akibat pukulan kuat Danzel. Bukan hanya itu, tangan Devson jua patah, Danzel pelakunya. "Danzel, tenangkan dirimu." Melihat Danzel berhenti memukul Devson, Nathan memanfaatkan hal tersebut untuk mendekat. Perlahan dia menarik Danzel untuk menjauh dari Devson lalu menepuk pundak sahabatnya. "Devson mungkin belum mengenal Lachi." "Dia sudah bertemu dengan istriku. Dia memang sengaja." Danzel berucap penuh kemarahan, menatap Devson yang tergeletak tak berdaya di lantai. Tatapan Danzel sangat tajam, menyala oleh kemarahan yang nyata, "terus terang saja. Jika kau suka pada istriku katakan secara langsung di hadapanku, supaya aku bisa mengantarmu langsung pada kematian!" dingin Danzel, menekan gigi dengan nada rendah tetapi menusuk. Devson merayap menjauhi Danzel, aura pria ini begitu men
Read more
(DS) Pisah Rumah
Akhirnya Danzel dab Lachi pulang dari bulan madu mereka. Setelah sampai di rumah, mereka disambut hangat oleh orangtua Danzel dan tentunya Zendaya yang langsung menagih oleh-oleh pada kakaknya. Sekarang mereka beristirahat. Tepatnya hanya Danzel karen Lachi saat ini bersama Zendaya dan mama mertuanya. Mereka sedang bergosip. Namun karena sang ayah mertua memanggil Nara, jadilah sekarang Lachi dan Zendaya berdua. "Mas crushmu sudah pulang?" tanya Lachi pelan, mendapat anggukan dari Zendaya. "Iya, Lachi. Anehnya dia tiba-tiba datang ke rumah, khusus untuk mengantar oleh-oleh padaku. Padahal aku nggak nagih, sesuai permintaan kamu. Aku bahkan pura-pura nggak tahu kalau dia lagi ke luar negeri," balas Zendaya berbisik, takut daddynya atau kakaknya tiba-tiba datang lalu mendengar pembicaraannya dengan Lachi. "Sebelumnya kamu melakukan apa? Mungkin ada sesuatu yang membuatnya inisiatif mengantar oleh-oleh padamu."Zendaya mengerjap beberapa kali, kemudian mengatakan sesuatu. "Kak Kara
Read more
(DS) Hancurnya Pusat Kehidupan Atasan Songong
'Ngantor lagi.' batin Lachi, yang saat ini sudah di lantai ia ditempatkan. Lachi duduk di kubikel tempatnya kemudian mulai menyalakan komputer. Namun, tiba-tiba saja seorang perempuan datang ke sana sembari menatap sinis ke arah Lachi. "Ini tempatku. Kenapa kamu duduk di sini?" ucap perempuan tersebut dengan nada merajuk dan terkesan manja. Lachi mengerjap beberapa kali, mendongak ke arah si perempuan sembari melayangkan tatapan kaget. "Tempatmu?" beonya, menatap meja kerja nya untuk memeriksa sekitar. "Kayaknya kamu salah deh. Ini tempatku, penaku masih ada di sini." "Memangnya kamu siapa?" tanya perempuan itu. "Staf di sini lah." Lachi menjawab sekenehnya. Perempuan tersebut pergi, tanpa mengatakan apa-apa pada Lachi. Sedangkan Lachi, dia melanjutkan pekerjaan. Tak lama, Kiandra dan Zendaya datang.Setelah basa-basi sejenak, Lachi bertanya mengenai meja kerjanya. Mungkin karena hampir tiga minggu tak berkerja bisa saja anak baru masuk lalu ditempatkan di mejanya. Jika itu terj
Read more
(DS) Jangan Suka Nathan
"U-untung Pak Danzel datang," ucap Andika, sembari masih menahan sakit dia mendekat ke kaki Danzel. Dia bersimpuh di lantai, seperti pengemis yang sedang memohon. Lachi berdecak pelan, melepas kasar tangan dari rambut perempuan tersebut. "Di-dia Lachi Angguina, Pak. Staf yang baru masuk tetapi sudah berani mengambil cuti cukup lama. Dia juga telah lancang mengaku sebagai istri anda, Pak. Berbohong kepada semua orang di sini dan memanfaatkan status palsu tersebut untuk menindas staf lain, Pak," adu Andika, masih di posisi bersimpuh sebab 'itunya sangat sakit. Bug' Dengan enteng, Danzel menendang pundak Andika–membuat pria tersebut terpental, di mana punggungnya menabrak kuat sudut meja. Andika menjerit tetapi Danzel sama sekali tak peduli, hanya menampilkan raut muka datar. Danzel meraih pergelangan tangan Lachi kemudian menarik perempuan tersebut untuk ikut dengannya. "Makhluk tidak berguna sepertimu tidak layak di kantorku. Kau dipecat," dingin Danzel, sebelum menarik Lachi dari
Read more
(DS) Bertemu dengannya Lagi
"Kau suka pada Nathan?" Deg deg deg Jantung Zendaya hampir copot, terasa akan meledak dalam sana. Dengan gugup dan kaku, Zendaya menoleh pada kakaknya. Dia menggelengkan kepala secara cepat. "E-enggak, Kak X. Mana mungkin aku suka, Kak Nathan kan sudah seperti Kakak untukku.""Baguslah." Danzel berucap pelan, "Nathan tidak akan menyukai perempuan tengil sepertimu. Dia juga sudah bertunangan.""Aku tahu, Kak." Suara Zendaya lemah, tertohok oleh ucapan kakaknya sendiri. Tidak bisakah Danzel lembut sedikit saja padanya?! Begini-begini Zendaya adiknya Danzel, punya hati dan mudah sakit hati juga. Dia tahu yang dikatakan oleh Danzel adalah sebuah fakta. Tetapi tetap saja sakit! "Aku pamit," judes Zendaya, berjalan cepat untuk pergi keluar. Akan tetapi lagi-lagi langkahnya terhenti, kali ini oleh Lachi yang tiba-tiba keluar dari ruangan khusus kakaknya. "Zendaya," seru Lachi riang, seperti teletubis Po bertemu dengan teletubis Lala. "Lachi," balas Zendaya tak kalah riang. "Ayo kita ma
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status