Semua Bab Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja: Bab 211 - Bab 220

251 Bab

BAB 210

Dean memejamkan matanya lagi. Lalu berdiam sekian saat.Aliya yang melihatnya, menunggu.Hanya sesaat saja, ia kemudian tak tahan untuk bersuara dan bertanya. "Kau lagi apa?""Hmm... menunggumu..." jawab Dean pelan."Menungguku?" Aliya membeo."Ya. Menunggumu menyiksaku.""Ih," Aliya memanyunkan bibirnya. Ia lalu melepaskan lingkaran tangannya dari leher Dean, lalu hendak menjauhkan tubuhnya.Namun belum sempat ia lakukan itu, dengan mata yang masih terpejam, tangan kanan Dean yang semula berada di pinggang Aliya, dengan cepat ia alihkan ke belakang kepala Aliya untuk menahan dan menarik tengkuk Aliya maju.Kini hidung mereka beradu. Bibir mereka nyaris bersentuhan.Setengah berbisik, Dean lalu bertanya."Bagaimana kau berencana menyiksaku, Honey?" Suara berat itu mengalun begitu tenang namun sangat nyata meresahkan dinding pendengaran Aliya.Aliya kian menyadari dan mengakui, bahwa Dean memiliki suara paling seksi yang pernah ia dengar.Aliya mendesah. "Aku... ga tau..""Tidak tau?"
Baca selengkapnya

BAB 211

“Tak apa. Pahala besar bagimu. Dan lagi, kau tetap tampak seksi dengan bekas luka ini….” bisik Aliya lalu mengecup guratan di dada suaminya itu.Jari telunjuk Aliya kemudian terangkat, menyusuri alis suaminya lalu hidung dan kemudian turun mengikuti lekuk indah bibir suaminya.“Kau ga tau, betapa bahagia dan leganya aku melihatmu lagi…. Ku pikir aku telah kehilanganmu selamanya…” Aliya bergumam dengan suara yang sangat halus, karena tak ingin membangunkan Dean.“Aku pikir…. aku akan menjalani tugasku sendirian dan melalui tahun-tahun yang panjang itu dalam kesepian, sambil menunggu waktu kita berkumpul lagi di alam selanjutnya…”Aliya menghembus pelan napasnya. “Aku ketakutan luar biasa…. saat baca chat Hana yang menyebutkan akan ada The New One saat Tahun Baru…. dan saat Diani nambahin, mungkin akan ada elemen lain yang jadi suami baruku…”Aliya
Baca selengkapnya

BAB 212

“Dan?” Dean hanya mengangkat kedua alisnya.“Ih, suaramu kok ga enak didenger gini sih,” protes Aliya.Dean menunjuk hidungnya yang tengah dipencet Aliya.“Oh iya, lupa. Maaf,” tukas Aliya lalu melepaskan jarinya yang menekan hidung Dean.“Nah, maksudku, apakah kau tau Syau itu apaan atau siapa?” lanjut Aliya.“Hm….” Dean memutar bola matanya. “Siapa, ya…..?”Aliya memicingkan matanya. “Jangan pura-pura ga tau, ya!” Setelah berkata demikian, langsung Aliya melakukan serangan gelitikan-nya pada pinggang Dean lagi.Dean yang masih berada di atas Aliya langsung berguling ke sisi Aliya sambil menahan diri dari jemari Aliya yang terus menyerangnya.“Iya…iya.. ampun…” sahut Dean menyerah. Ia terkekeh geli.“Ayooo kasih tauuu…. “ Aliya merajuk.“Baiklah….” Dean
Baca selengkapnya

BAB 213

Senin, 2 Januari 202316.49 WIB, rumah.Aliya merasakan matanya yang tiba-tiba terasa sangat berat. Saat itu ia tengah melakukan percakapan dengan Diani. Membahas tentang Elang yang kini sedang dalam treatment Dean di villa di Jayagiri.Merasa tidak kuat lagi, Aliya lalu masuk ke kamarnya dan merebahkan diri. Tanpa menunggu lama, ia segera lelap.Aliya terbangun dan ia terhenyak, ketika membuka mata, Elang telah berdiri di hadapannya. Meskipun dalam jarak yang tak bisa dikatakan dekat, namun Aliya bisa melihat cukup jelas sosok Elang.Ternyata mata berat yang tadi ia rasakan, adalah karena Elang memanggilnya. Meskipun tanpa sadar Aliya lalu memenuhi panggilan itu.Aliya menatap lurus sosok Elang di hadapannya.Dada Aliya berdegup agak kencang.Entah apa yang ia pikirkan. Sisa rasa takut sejak kejadian di Kazan, tidak ia rasakan ketika melihat Elang saat ini.Justru semacam kekhawatiran dan kecemasan ia rasa
Baca selengkapnya

BAB 214

Selasa, 3 Januari 202313.47 WIB, basecamp Cikahuripan.Aliya datang ke basecamp untuk menengok Nawidi yang sejak kemarin sesungguhnya telah siuman. Aliya baru bisa menemui Nawidi hari ini, karena kemarin kondisi Nawidi masih belum nyaman untuk ia temui.Aliya membuka pintu kamar Nawidi dengan pelan, setelah mengetuknya. Matanya kini menangkap sosok hebat itu di atas ranjang kayunya.Nawidi tampak baik, dia telah bisa duduk meskipun masih dengan bersandar pada headboard ranjang itu.“Assalammu’alaikum, kang,” sapa Aliya ramah.“Wa’alaikumsalam,” jawab Nawidi dengan suara yang masih terdengar agak lemah.“Gimana kondisimu kang?”“Seperti yang Anda lihat…”Aliya tersenyum. Lalu tangannya meletakkan keranjang buah-buahan yang ia beli sebelum sampai di tempat itu, di atas nakas samping ranjang Nawidi.“Kang Awi mau ape
Baca selengkapnya

BAB 215

Aliya menelan ludah lagi. Kali ini pun, kalimat Nawidi tak ada yang bisa ia bantah. Dean memang berbeda dalam memperlakukan dirinya.Dean bahkan membiarkan ia menangis sepuasnya, untuk membuat dirinya kemudian merasa lega dan tertumpahkan segala beban hatinya.Setelahnya, Dean akan menghangatkan hatinya dengan kalimat penuh kasih sayang ataupun tindakan pelukan yang menenangkan.Dean memang seorang bumi yang hangat.     “Mereka berdua sama-sama pria hebat yang tidak bisa dalam satu wadah perbandingan. Karena mereka pribadi yang unik, memiliki kekuatan serta kelemahannya masing-masing.”“Dan mereka memiliki caranya sendiri untuk mencintai dan melindungi Anda,” tukas Nawidi tenang.Aliya mengangguk dalam diam. Ia sadar sepenuhnya apa yang dikatakan Nawidi sangat benar.Jauh di dasar lubuk hatinya, Aliya masih menyimpan rasa yang mengganjal tentang perasaannya pada Elang, yang tentunya akan be
Baca selengkapnya

BAB 216

21.57 WIB, Villa JayagiriKamar itu dipenuhi aura dingin dan mencekam ketika Dean menyelesaikan persiapannya.Lantai kamar tempat proses penyembuhan dilapisi tanah yang diambil dari area Gunung Putri, di mana energi alam terasa paling kuat.Tanah itu berfungsi sebagai medium, menghubungkan dunia manusia dengan kekuatan yang lebih dalam.Dengan kalung milik Aliya yang ia pinjam, Dean siap mendeteksi keberadaan makhluk yang menyusup dan berdiam di dalam tubuh Elang.“Semoga ini berhasil,” bisik Dean kepada dirinya sendiri sambil menatap wajah Elang yang tak sadarkan diri dan pucat.Pria mantan suami Aliya itu terbaring tak berdaya di atas ranjang, matanya terpejam, dan napasnya terdengar berat.Keberadaan makhluk kegelapan di dalam dirinya adalah ancaman yang mengerikan, dan Dean tahu bahwa waktu tidak berpihak pada mereka. Meskipun ia telah menon-aktifkan makhluk itu, namun ia harus segera mengeluarkannya dari tubuh Elang.
Baca selengkapnya

BAB 217

Rabu, 4 Januari 2023Pagi itu, cuaca cerah dan udara segar membuat Aliya merasa bersemangat.Setelah hampir satu minggu penuh ketegangan, dia merasa butuh penyegaran. Dean memang mengajaknya keluar, jalan pagi santai. Entah kemana.Dengan sepatu sneakers dan kaos santai, Elara keluar dari basecamp, bersiap untuk memulai harinya. Di luar, Dean menunggu dengan senyuman lebar di wajahnya.Langkah Aliya terhenti sesaat dengan tatapan terpaku pada sosok suami sukmanya itu.Dean memang adalah sosok yang mencuri perhatian di mana pun ia berada.Wajahnya menampilkan perpaduan sempurna antara ketampanan blasteran Prancis dan Timur Tengah.Dean memiliki bentuk wajah yang sempurna dari setiap sudut. Struktur wajahnya tegas dengan rahang yang kuat dan tulang pipi yang tinggi, memberikan kesan maskulin yang sangat menawan. Kulitnya berwarna olive yang halus, mengesankan aura eksotis dan misterius.Iris mata hazel-nya berkilau seperti dua pe
Baca selengkapnya

BAB 218

Langkah Aliya sontak terhenti sejenak, hatinya berdesir aneh saat mendengar itu. “Bertemu? Denganku?”“Ya.” Dean menyampingkan tubuh dan menatap Aliya lembut. “Aku tahu ini mungkin sulit bagimu. Tapi entah cepat atau lambat, kita memang harus menghadapinya. Einhard…  dia pasti ingin menjelaskan banyak hal padamu.”Perasaan Aliya bercampur aduk.Setelah semua kejadian mengerikan yang disebabkan oleh Elang, Aliya tidak yakin bisa berhadapan dengan mantan suaminya itu.Gejolak lain menyelubungi dirinya.Satu perasaan bersalah yang sangat tajam, menggerogoti rongga dada Aliya.Ia merasa seperti dikhianati oleh hatinya sendiri. Di satu sisi, rasa cintanya pada Dean semakin dalam, tetapi di sisi lain, setiap mengingat Elang, ia merasa seperti ada sesuatu yang tertinggal. Dan itu membuatnya merasa bersalah pada Dean.Dean bahkan harus merelakan tubuhnya dihunjam benda tajam oleh Elang, hanya ag
Baca selengkapnya

BAB 219

Aliya tertegun, dan jantungnya berdebar kencang.Elang tampak berbeda, dengan mata yang tampak lelah dan memerah. Ia langsung menuju ke arah Nawidi yang masih terbaring, tanpa menoleh pada keberadaan Aliya.“Dia di sini?” tanya Elang, suaranya serak.“Ya, di dalam,” jawab Dean, menatap Elang dengan tatapan tenangnya seperti biasa.Aliya menunggu, merasakan ketegangan di udara.Dia melihat Elang masuk ke kamar Nawidi diikuti Dean, dan suara bisikan yang lembut terdengar dari dalam setelah beberapa saat pintu kamar tertutup.Agni yang berdiri di samping Aliya terlihat mengerutkan kening.“Dia harusnya tidak di sini,” gumam Agni, terlihat sedikit kesal. “Bang Nawi baru mendingan.”Pemuda api itu berpaling pada Agung yang langsung menaikkan kedua bahu sambil mengangkat tangan --isyarat menyerah.Agni memang sempat bertukar dengan Agung untuk menjaga Elang di vila Jayagiri, Agni tak menyangka Agung mengizinkan Elang keluar dan datang ke basecamp mereka.“Kang Dean sudah bilang boleh, kok,”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status