Kerumunan itu langsung bubar ketika suara ciri khas langkah kaki Gyan terdengar. Semua staf kontan kembali ke tempatnya masing-masing. Tidak ada yang berani bersuara. Sejak Resta pergi, divisi keuangan kembali mencekam setiap harinya. Sidak, evaluasi, audit, hampir tiap minggu ada. Tidak ada yang bisa santai. Tersenyum saja diawasi. Pagi ini pun suasana tampak tegang. Semua pura-pura sibuk di depan layar ketika Gyan memasuki workstation. Dehaman keras pria itu langsung mendapat perhatian. Kursi-kursi yang ada di sana kontan memutar menghadapnya. "Raisa, Candra. Kalian berdua ke ruangan saya," ucap Gyan, lalu bergerak meninggalkan workstation. Begitu sosoknya hilang ditelan tikungan koridor, semua staf mengembuskan napas lega kecuali nama yang disebutkan tadi. "Mampus, gue punya salah apa lagi ini?" keluh Raisa ingin menangis. "Gue juga bingung. Perasaan, gue selalu cek ulang kerjaan gue sebelum dikirim dan nggak ada komplenan juga," timpal Candra lesu."Iya, gue juga. Gue juga
Read more