Home / Rumah Tangga / MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA : Chapter 61 - Chapter 70

88 Chapters

MHM S2 part 15

Beberapa hari kemudian ....Semenjak Vano menjenguk Marsih, Nayra dan Vano jadi semakin dekat, dan tidak hanya itu, Vano juga akrab dengan Marsih, seperti Marsih akrab dengan Bagas."Van, Mbok ku nyuruh kamu datang ke rumah nanti malam," ujar Nayra saat mereka tidak sengaja bertemu di gudang untuk mengambil barang."Kenapa? Mbok lagi bikin gatot lagi ya?" tanya Vano antusias."Enggak, kali ini kamu disuruh nyobain nasi goreng tiwul buatannya.""Nasi goreng tiwul? Wah, kayaknya enak itu. Oke, aku akan datang.""Jangan telat ya, soalnya--" Belum selesai Nayra berbicara, Rendi datang menghampiri mereka berdua."Nay, kamu dicari Pak Yono tuh," ujar Rendi sembari melirik Vano yang terlihat senang.Nayra mengangguk, lalu kemudian ia langsung pergi ke ruangannya Pak Yono. Sedangkan di dalam gudang, Rendi menatap Vano dengan tajam."Padahal dulu aku sudah bilang ke kamu, jangan dekati Nayra jika hanya ingin bermain-main dengannya, Nayra itu--""Iya aku tau, aku juga masih ingat kok, dan aku j
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

MHM S2 part 16

Keesokan harinya."Nih, nasi goreng tiwul dari Mbok," ujar Nayra sembari menyodorkan kotak bekal pada Vano."Wah, kebetulan aku belum sarapan, makasih banyak ya.""Oh ya--" Belum sempat Vano meminta maaf pada Nayra karena tidak jadi datang ke rumahnya semalam, namun Nayra sudah pergi dari parkiran terlebih dahulu."Tck, aku belum minta maaf lagi karena nggak jadi masuk rumahnya," gerutu Vano saat melihat punggung Nayra semakin menjauh.Vano semalam sebenarnya sudah berada di depan rumahnya Nayra, namun ketika ia melihat Bagas juga datang, Vano tidak jadi masuk, sebab ia tidak bisa menutupi rasa irinya ketika melihat neneknya Nayra menyambut Bagas sudah seperti cucunya sendiri. Vano sangat iri melihat keakraban itu.Setelah masuk ke dalam toko, Vano terlihat tidak bersemangat, sebab penyemangat hidupnya sedang berada di outlet lain, jika seperti ini, Vano jadi ingin cepat menyelesaikan misinya, lalu membongkar identitasnya dan kemudian melamar Nayra.Siang harinya, Vano menunggu Nayra
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

MHMS2 Part 17

"Wi, ... Dewi, ...." teriak Ana ketika memasuki rumah."Ada apa sih, Ma? Teriak-teriak kayak gitu, ganggu orang lagi tidur siang aja.""Kamu ngambil sertifikat toko ya? Terus kamu jual?"Dewi mengangguk dengan santai, lalu ia duduk di sofa ruang tamu."Dasar bocah, kenapa nggak bilang-bilang dulu sama Mama sih? Hampir aja Mama jantungan karena mengira Hendra yang jual, tapi ternyata kamu. Terus mana uangnya? Kan Mama dulu yang punya rencana ingin jual tokonya diam-diam.""Nggak, aku aja yang pegang uangnya, nanti kalau Mama yang pegang bisa habis buat belanja lagi. Sekarang tugas Mama cuma tinggal ceraiin Ayah, lalu kita tinggal di rumah kita yang baru.""Itu udah Mama pikirin, suratnya juga udah jadi kok, kalau begitu ayo kita pindah hari ini aja."Ana yang sudah memikirkan hal ini sejak lama, ia tentu sudah menyiapkan semuanya. Lagi pula, siapa juga yang ingin hidup selamanya bersama laki-laki penyakitan itu.Sedangkan di sisi lain, orang yang dipercaya Nayra untuk menjaga ayahnya,
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

MHMS2 part 18

Setelah makan bersama dengan para karyawannya, Nayra kemudian langsung pergi ke rumah ayahnya, dan di sana ia langsung disambut Hendra yang sudah duduk di kursi roda dengan dibantu Fitri yang mendorongnya."Bagaimana kabarmu, Nak?" tanya Hendra, saat ini mereka berdua sedang duduk di ruang tamu."Alhamdulillah baik, Bapak sendiri bagaimana?" "Bapak juga baik, dan ... Bapak juga mau minta maaf sama kamu, karena Bapak tidak bisa membelamu di saat kamu ditindas Dewi di pernikahannya kemarin."Nayra hanya mengangguk, ia sudah mendengar alasan kenapa Hendra tidak bisa membantunya, yaitu dari Fitri setelah pesta pernikahan itu usai.Nayra yang melihat ayahnya terlihat canggung saat bertemu dengannya kembali, ia kemudian berinisiatif menanyakan tentang toko yang dijual Dewi."Emm ... Pak, bagaimana perasaan Bapak ketika mengetahui toko Bapak dijual sama mereka?"Wajah Hendra sejenak terlihat muram, lalu ia mengatakan, "Ya mau bagaimana lagi kecuali mengikhlaskannya, dan Bapak anggap ini seb
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

MHMS2 part 19

Dari sore Vano sudah memikirkan strategi untuk menjebak oknum karyawannya, lalu kemudian malamnya ia meminta nomor Nayra pada Rendi, dengan alasan ingin mengatur strategi melalui grup chatting yang hanya dianggotai oleh ketiga orang tersebut.Sedangkan keesokan harinya, semua berjalan sesuai rencana, tidak ada sama sekali orang yang curiga sebab semua tampak seperti biasanya.Hingga para komplotan yang bekerja sama dengan oknum karyawan itu datang dan mereka bersiap menjalankan aksinya "Di, tolong gantiin aku sebentar ya, aku mau ke toilet," ujar Mawar, ia termasuk karyawan yang sudah cukup lama bekerja di bagian kasir.Sedangkan Adi yang dipanggil langsung mendekat, dan ia menggantikan posisi Mawar seperti biasanya. Adi memang anak baru, namun ia adalah keponakan dari Yono, dan ia termasuk orang yang jago komputer, jadi semua karyawan menganggap wajar jika Adi menggantikan posisi anak kasir untuk sementara.Hingga kemudian Vano memberi aba-aba pada Nayra dan Rendi, dan tidak jauh da
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

MHMS2 part 20

"Assalamualaikum ...." "Wa'alaikumsalam, udah pulang, Ndok? Oh ya, tolong panggilkan Vano suruh ke sini, Mbok baru aja bikin nagasari buuk, pasti dia belum pernah makan itu."Nayra sontak tertawa. "Mbok, aku ini baru pulang lho, tapi malah disuruh manggil Vano, dan bukannya cucunya sendiri dulu yang ditawari nagasarinya, tapi malah orang lain.""Sstt ... kamu ini masih iri aja, kayak nggak pernah makan buuk aja. Udah sana cepet panggilin dia!""Dia belum pulang, Mbok. Masih ada urusan di kantor polisi.""Lho, memangnya kenapa? Ngapain dia ke kantor polisi?""Itu, orang-orang yang nyuri barang-barang toko sudah ditangkap, dan Vano datang ke sana sebagai saksi.""Owalah ... syukurlah kalau begitu, pasti Bu Aretha sekarang bisa tenang."Nayra hanya manggut-manggut, lalu kemudian ia langsung pergi ke kamarnya dan bersiap untuk mandi.Nayra sengaja tidak memberi tahu Marsih tentang siapa Vano sebenarnya, karena ia ingin neneknya tahu dengan sendirinya, lagi pula neneknya juga tidak akan s
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

MHMS2 part 21

"Nay, ...."Nayra yang melihat Vano memanggilnya, ia buru-buru mempercepat langkahnya menaiki anak tangga kecil yang berada di teras toko.Sedangkan Vano yang melihat itu, ia memang sudah menebak kalau Nayra pasti akan menghindarinya."Dia pasti marah karena merasa aku bohongi," batin Vano yang kemudian bergegas menyusul langkah kaki Nayra.Sesampainya di outlet snack grosir, Vano langsung masuk untuk mencari Nayra, tanpa mempedulikan sapaan dan anggukan hormat dari para karyawan."Nayra.""Nayra, tolong bantuin aku," sela Rendi sembari membawa tumpukan berkas.Sedangkan Nayra yang merasa Rendi sedang menyelamatkannya, ia dengan cepat langsung menghampiri Rendi dan membawa sisa tumpukan berkas yang lain."Pak, hari ini akan ada rapat, jadi mohon kesediaannya untuk segera hadir di ruang rapat," ujar Rendi, lalu kemudian ia segera berlalu setelah menyampaikan kalimat tersebut.Sedangkan Nayra malah pergi terlebih dahulu untuk menghindari Vano. Namun, siapa yang menyangka jika Vano suda
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

MHMS2 part 22

"Assalamualaikum, Mbok, ....""Wa'alaikumsalam, cepat mandi sana, terus cobain sawutnya," sahut Marsih sembari meletakkan sepiring sawut di atas meja."Wah! Sawut. Kebetulan banget pas aku dateng, rezeki anak soleh ini, aku boleh coba juga ya, Mbok," sahut Vano hingga membuat Marsih terkejut.Marsih yang sedari tadi memang tidak menoleh ke arah pintu, ia sekarang langsung menoleh setelah mendengar suara Vano."Oh, ada Mas Vano juga, silakan masuk, Mas. Monggo dicoba sawutnya."Mendengar nada sopan Marsih saat berbicara dengannya, hal itu sontak membuat Vano merasa tidak nyaman, lalu kemudian ia melirik Nayra yang terlihat menahan tawa."Mbok, kenapa manggil Mas sih, panggil aja Vano seperti biasanya.""Ya nggak bisa gitu dong, Mas. Mas Vano kan anaknya Bu Aretha, kalau langsung panggil nama kan nggak sopan.""Aduh, Mbok. Justru saya malah nggak nyaman kalau Mbok seperti ini.""Udah nggak apa-apa, monggo silakan duduk, sebentar Mbok ambilin dulu sawutnya, soalnya ini punyaan Nayra."Va
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

MHMS2 part 23

"Maaf, Bu, Pak. Hidangannya hanya seadanya, cuma makanan orang desa," ujar Marsih sembari meletakkan piring berisi aneka gorengan, singkong rebus, dan kacang rebus.Sedangkan di belakangnya, Nayra membantu membawakan teh hangat untuk Aretha dan Davin. "Nggak apa-apa, Mbah. Ini saja sudah banyak sekali, mana enak-enak lagi, dan kami juga kangen banget makan singkong rebus, kebetulan di sini ada, jadi terima kasih banyak ya, Mbah."Mendengar jawaban Aretha, Marsih dan Nayra sontak terharu, mereka tentu senang bisa menjamu tamu seperti ini.Aretha hanya datang bersama Davin, sedangkan Vano tidak ikut datang karena Aretha melarangnya, sebab Aretha bisa menerka apa yang ingin disampaikan Marsih, sehingga Aretha melarang Vano ikut datang agar ia tidak membuat ulah.Pembicaraan pertama dibuka dengan menanyakan kabar masing-masing, ini adalah pembicaraan basa-basi yang umum sebelum mereka membicarakan masalah inti.Hingga kemudian ...."Nuwun sewu, Mbah. Sebelumnya kami minta maaf sebab maks
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

MHMS2 part 24

"Nay, ayo berangkat." Nayra sontak terkejut ketika ia baru saja membuka pintu, namun ia sudah melihat Vano yang sedang menunggunya di dalam mobil."Lho, Van. Ngapain kamu datang ke sini?""Ya jemput kamu lah.""Apa, jemput? Nggak ah, nanti anak-anak malah gosipin kita lagi.""Ye ... memang siapa yang mau pergi ke toko, aku hari ini ada kerjaan lain.""Kerjaan apa?""Udah sekarang buruan kamu ganti baju, pakai baju santai aja, nggak usah pakai seragam."Meskipun bingung, Nayra akhirnya tetap mengganti pakaiannya dengan yang bebas, namun tetap sopan.Di dalam perjalanan, Nayra jadi semakin bingung ketika mobil akhirnya berhenti di sebuah waterboom yang cukup terkenal di kabupaten ini."Ini ngapain kita pergi ke sini?""Papa nyuruh aku bikin water park, soalnya bisnis waterpark Mama yang ada di Cempaka Ungu sukses, jadi mereka minta aku buat cabangnya di kota lain.""Terus kamu punya rencana buka cabang di kabupaten ini?" "Iya, soalnya kan di sini kampung halaman calon istriku, jadi ak
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status