"Lho, Mbok belum pulang?" Nayra yang baru saja keluar dari halaman rumah Hendra, ia terkejut ketika melihat neneknya masih berada di sini."Iya, Nay. Mbok mau nunggu kamu aja katanya," sahut Yah beralasan.Nayra yang tahu kalau Mbok habis menangis, ia hanya manggut-manggut dan pura-pura tidak menyadarinya."Ya sudah kalau begitu ayo, pulang." Nayra menepuk jok belakangnya, agar Marsih diboncengnya, namun Marsih malah menolak."Nggak mau, aku mau bareng Yah aja, sadelnya lebih empuk daripada punyamu."Nayra mendesah, ia geleng-geleng kepala melihat kelakuan neneknya, bisa-bisanya neneknya memakai alasan itu agar tidak ketahuan sedang sedih."Iya-iya, besok aku akan beli motor yang lebih bagus, biar sadelnya empuk," sahut Nayra sembari pura-pura cemberut."Oh ya, Mas. Ini uangnya," ujar Yah sembari menyodorkan uang air mineral pada Vano, namun Vano langsung menolaknya."Nggak apa-apa, Bu. Nggak usah dibayar, airnya buat Mbah aja.""Lho, gimana to? Kan kamu jualan.""Iya, Bu. Nggak apa-a
Last Updated : 2024-05-29 Read more