Home / Rumah Tangga / MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA : Chapter 31 - Chapter 40

88 Chapters

Part 31

Beberapa bulan kemudian ....Setelah mengetahui sedikit tentang siapa Dimas dan Davin, lalu Nisa tidak segera menceritakan masalah ini kepada Aretha, karena ia belum mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai Davin, jadi ia akan melaporkan masalah ini ketika Nisa mengetahui jati diri Davin yang sebenarnya.Sedangkan untuk hubungan Davin dan Aretha, hubungan mereka masih berjalan di tempat, namun Davin masih tetap berusaha mencuri perhatian Aretha lewat sikap tengilnya."Assalamualaikum ...." sapa Davin yang baru masuk ruangannya Aretha dan hendak mencatat pesanan Aretha."Em ... Wa'alaikumsalam, silakan masuk, Mas," sahut Aretha sembari mengunyah makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya."Aduh, ini orang. Kenapa dia selalu datang ke sini pas waktu aku lagi makan siang sih? Kan nafsu makan ku jadi ilang," batin Aretha menggerutu, namun bibirnya tetap harus tersenyum ramah."Ma, jangan banyakin makan mie, ini aku bawain nasi pecel. Ayo, cepat dimakan!" ujar Davin semba
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Part 32

"Mbak, kenapa mukanya bete gitu?" tanya Nisa di saat ia baru saja masuk ke dalam ruangannya Aretha."Ya apa lagi kalau bukan gara-gara sales paling nyebelin itu, heran deh aku, kenapa kelakuannya aneh banget kayak gitu! Ih ... pingin banget nglaporin dia, agar dia itu diganti, tapi mau dilaporin ke mana?" Aretha benar-benar ingin Davin itu diganti orang lain, tapi sayangnya ia tidak punya nomor ponsel orang perusahaan Wangs Food.Sebenarnya Aretha juga pernah sengaja tidak datang ke toko, di hari ketika Davin waktunya order, namun Davin yang menyebalkan, ia langsung mendatangi rumah Aretha, atau kalau Aretha sedang keluar, Davin pun akan memilih menelepon Aretha, karena Davin benar-benar tidak mau mencatat orderan, jika bukan Aretha sendiri yang berbicara padanya.Semenyebalkan itulah Davin, makanya Aretha hanya bisa berharap kalau Davin diganti dengan sales yang lain saja, namun sayangnya harapan itu hanyalah sekedar harapan saja.Nisa sontak tertawa. "Mbak Retha, ... Mbak Retha, ka
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Part 33

Setelah mendapatkan kenyataan bahwa ibunya kini di penjara, dan adiknya juga telah mengalami gangguan jiwa, Fauzan bukannya berubah ke arah yang lebih baik, namun kelakuan buruknya kini malah semakin menjadi."Akh ... sial! Di mana Ibu meletakkan sertifikat rumah ini?" gumam Fauzan sembari mengacak-acak isi lemari Yuni.Sudah hampir satu jam Fauzan mencarinya, namun tetap tidak ketemu, hingga minuman keras yang dibawanya telah habis."Aduh, sudah habis lagi, brengsek!"Pyaar ....Kamar Yuni kini pun tak luput dari pecahan botol minuman keras milik Fauzan, bahkan rumah ini pun sudah penuh dengan pecahan botol atau pecahan benda-benda lain yang menjadi pelampiasan Fauzan ketika sedang mabuk seperti ini.Fauzan kini memang hanya hidup dengan mabuk-mabukan dan bermain dengan para wanita saja, ia juga tidak pernah memikirkan mencari pekerjaan ataupun mengunjungi ibu serta adiknya, karena yang ada di otaknya saat ini hanyalah kesenangan untuk dirinya sendiri."Nah, akhirnya ketemu juga," uj
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Part 34

"Reth, mantan mertuamu meninggal, kamu takziah nggak?" tanya Lina lewat sambungan telepon."Innalilahi ... kapan?""Semalam, Beliau ditemukan meninggal di dalam toilet karena minum racun."Meskipun Aretha membenci mantan mertuanya, namun ada rasa kasihan ketika mendengar Yuni berakhir seperti ini, apalagi saat ini Nina juga dinyatakan gila, sedangkan Fauzan, entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab Aretha tidak pernah mendengar kabarnya lagi setelah ia memecat Fauzan."Baiklah, kita berangkat barengan ya? Aku susul kamu sekarang.""Siap, aku tunggu ya." Setelah itu sambungan telepon pun terputus.Setelah sambungan telepon itu berakhir, Aretha kemudian menemui Nisa untuk memintanya menemaninya takziah ke rumahnya Fauzan. Dan, meskipun Aretha membenci mereka, namun ia tak sampai hati atau merasa senang di atas musibah orang lain, jadi Aretha tentu harus menyampaikan belasungkawa kepada mantan keluarganya itu.Sedangkan di tempat lain, meskipun kamera CCTV sudah diperbaiki, namun Davin t
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Part 35

Mendengar ancaman dari Davin, Fauzan sontak menghentikan langkahnya, dan ia pun juga langsung mengangkat kedua tangannya sebagai tanda ingin menyerah.Sedangkan Aretha yang melihat situasi semakin kacau, ia segera melepaskan diri dari tangan Lina, lalu kemudian berjalan di depan Nisa untuk mencegah Davin melakukan tembakan pada Fauzan."Eh ... stop! Jangan menembaknya!" seru Aretha yang membuat Fauzan dan yang lainnya salah paham.Fauzan mengira saat ini Aretha tengah berusaha melindunginya, dan itu berarti Aretha masih mencintainya, begitu pulalah yang dipikirkan Davin dan yang lainnya saat ini.Melihat Davin yang hanya bergeming dan arah pistol juga masih lurus ke arah kakinya Fauzan, Aretha pun refleks jadi melangkah maju agar Davin benar-benar tidak menembak Fauzan."Berhenti! Jangan dekati dia! Dia terkena HIV!" seru Davin marah, lebih tepatnya ia tengah cemburu dengan praduganya sendiri.Mendengar kalimat itu, Aretha kemudian langsung mundur lagi, jadi ia pun juga mengerti apa m
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Part 36

Sesampainya di dalam rumahnya Lina, Lina dan Nisa berjalan di depannya Aretha dan Davin."Kamu nggak pingin pulang dulu? Soalnya kita bakalan lama di sini, dan nanti Nisa juga sudah bisa nyetir lagi, ya kan, Nis?" "Eh, iya Mbak. Iya aku nanti sudah bisa nyetir kok," sahut Nisa yang masih panik jika bertemu pandang dengan Davin.Davin tersenyum. "Mbak nya keberatan juga ya, kalau aku ada di sini?" tanya Davin kepada Lina. "Hah? Ya e -- enggak lah, mana mungkin saya keberatan, tapi suami saya sedang tidak ada di rumah, jadi apakah Mas nya nyaman kalau hanya laki-laki sendiri di antara kami?" sahut Lina yang ingin mengambil jalan tengahnya saja, sebab Lina nggak mungkin mengatakan ia keberatan, namun ia juga bisa melihat kalau sahabatnya ini nggak nyaman dengan keberadaan lelaki ini."Itu, kan ada tukang kebun Mbak yang lagi ngebersihin kolam, saya bisa dengan dia saja, bagaimana?""Owh, kalau begitu senyaman nya Mas aja deh, jadi anggap saja rumah sendiri, hehe ...."Davin tersenyum s
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Part 37

Harum napas mint langsung menyeruak ke dalam indra penciumannya Aretha, di saat Davin meniup wajahnya.Aretha bahkan sejenak hampir limbung karena lututnya yang terasa lemas, dan hampir tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri.Sedangkan Davin yang saat ini sudah duduk sembari menyesap tehnya, ia tertawa ketika melihat Aretha masih memejamkan matanya dan hampir jatuh."Sayang ya, Ma. Kita masih belum halal, padahal godain Mama asyik juga," celetuk Davin yang membuat Aretha membuka matanya lebar-lebar.Aretha sontak menoleh ke arah Davin yang sedang menyesap tehnya lagi, lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Aretha langsung kabur dari tempat itu."Astaghfirullah ... apa yang terjadi denganku tadi? Kenapa tiba-tiba aku jadi tidak punya tenaga sama sekali?" batin Aretha yang saat ini pipinya terlihat semakin memerah.Sesampainya di ruang keluarga, Nisa dan Lina sedang pura-pura menonton televisi, padahal mereka berdua tadi habis menyaksikan drama Korea versi Indonesia."Nis, ayo kit
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Part 38

Beberapa Minggu kemudian ....Semenjak kejadian di rumahnya Lina waktu itu, kini hubungan Aretha dan Davin menjadi selangkah lebih maju, sekarang Aretha sudah bisa menerima kehadiran Davin entah dari fisik maupun hatinya.Namun, tentu saja ini adalah buah hasil dari perjuangan Davin selama ini, yang tak lelah bersikap menjengkelkan untuk mencuri perhatiannya Aretha.Lalu, Davin tidak hanya berhasil mencuri hatinya Aretha saja, akan tetapi Davin juga sudah mencuri hatinya Vano, dan kini sudah waktunya untuk Davin meminta Aretha untuk menjadi istrinya."Ma, bulan depan kita nikah ya?" ujar Davin yang saat ini duduk di samping Aretha.Saat ini mereka berdua sedang duduk di kursi taman, sedangkan Vano, Nisa, dan Dimas tengah bermain di dekat pancuran air yang berada di tengah-tengah taman tersebut.Aretha sontak tertawa mendengar perkataan Davin, tidak! Lebih tepatnya lamaran Davin."Enggak lah, Dav. Sudah berulang kali aku bilang, kalau perbedaan kita itu sangat banyak, dan aku juga mera
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Part 39

Beberapa bulan kemudian ....Dunia bisnis telah dihebohkan oleh berita munculnya seorang wanita hebat yang berstatus janda, namun ia telah sukses menjalankan bisnis retail miliknya, dan bahkan yang baru ini, bisnisnya juga mulai merambah ke dunia fashion.Aretha Earlina, itulah nama yang baru-baru ini sering muncul di media sosial maupun di berbagai majalah bisnis. Seorang wanita muda yang memiliki perusahaan besar yang bernama AVAN Group. Namun, sayangnya tidak ada foto Aretha sama sekali yang terpampang dalam majalah tersebut, bahkan di media sosial yang juga sering memberitakannya, karena Aretha memang melarang mereka semua untuk mempublikasikan wajahnya.Tidak hanya itu saja yang membuat Aretha berhasil mencuri perhatian para netizen dan para pebisnis seniornya, namun kedermawanannya juga membuat semua orang tercengang atas nominal sedekah yang digelontorkannya setiap bulan, namun bukan Aretha yang memposting aksi sosial tersebut, akan tetapi orang-orang yang mengaku menjadi fans
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Part 40

"Ninda! Kamu habis buat keributan apa lagi?" tanya Indra sembari melemparkan majalah bisnis yang baru ia baca ke hadapannya Ninda.Indra yang sedari tadi asyik membaca, tiba-tiba saja ia ditelepon kakaknya, yaitu Agung, dan Agung langsung menceritakan semua masalah yang disebabkan oleh Ninda."Apa sih Pa? Ninda nggak ngerti maksud Papa," sahut Ninda sembari membuang wajah ke arah lain, sebab ia takut jika menatap mata Indra yang saat ini sedang marah."Dari dulu kamu selalu membuat masalah, untung saja Davin dan Mas Agung masih menolerir kamu, tapi sekarang! Awas saja jika Davin sampai nggak jadi nikah sama pacarnya, maka kamu harus menanggung akibatnya.""Lho, Pa. Kenapa Papa jadi ngedukung hubungan Kak Davin sama janda kampung itu sih? Bukannya dulu Papa pinginnya aku nikah sama Kak Davin?""Itu kalau Davin nya mau sama kamu, memang sejak kapan Papa memberi aturan kalau kamu harus nikah sama Davin, Mas Agung dan Mbak Mirna juga belum tentu setuju punya mantu seperti kamu! Perkataan
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status