Home / Rumah Tangga / MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA : Chapter 21 - Chapter 30

88 Chapters

Part 21

"Mas, kamu mau ke mana?" tanya Nila saat ia melihat suaminya sudah berpakaian rapi dan hendak pergi, padahal hari ini hari Minggu, jadi tidak mungkin suaminya akan pergi bekerja bukan?"Mau ke rumah temen sebentar," sahut Fauzan yang sudah terburu-buru."Aku itut dong, Mas. Bosen nih di rumah, lagi pula kita juga sudah lama nggak quality time berdua.""Halah, kamu ini kayak anak masih ABG aja. Ya ... kalau kamu bosan di rumah, ya pergi sendiri lah! Temen-temen mu kan juga banyak, jadi jangan ngintilin aku, karena aku juga butuh quality time sendiri bareng temen-temenku."Mendengar penolakan suaminya, Nila mendengus. Namun, ia juga tidak bersikeras untuk ikut, dan kemudian ia memilih menarik selimutnya kembali untuk scroll sosial medianya lagi.Sedangkan Fauzan sendiri juga tidak peduli kalau Nila akan marah padanya, sebab hari ini ia memang tidak bisa mengajak Nila pergi, sebab janji temu ini sangat penting dan juga sangat rahasia.Dan, yang lebih utama lagi, Fauzan sudah tidak sabar
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Part 22

"Assalamualaikum ... Ma, kita bertemu lagi," ujar Davin sembari tersenyum."Wa'alaikumsalam ... iya, ada apa ya, Mas?""Ini Ma, aku kan kemarin lupa minta nomornya, Mama, jadi mau minta sekarang.""Oh ... lho, tapi kan masih bisa besok lagi pas waktunya order.""Ini buat orang pengiriman besok, Ma. Mereka kan belum tahu alamatnya Mama, jadi misalkan mereka bingung bisa langsung nelvon, Mama."Aretha mengangguk, ternyata dia salah karena sudah berpikir yang macam-macam tentang Davin.Setelah Davin selesai mencatat nomornya Aretha, lalu kemudian ia mencoba menghubungi nomor tersebut, sebab ia takut jika Aretha memberikan yang bukan nomor pribadinya."Silakan disave, Ma. Itu nomorku," ujar Davin ketika ia melihat Aretha mengangkat ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya.Aretha mengangguk, lalu kemudian ia segera menyimpan nomornya Davin, dan Aretha sama sekali tidak curiga jika ini hanyalah sebuah modus awal Davin untuk mendekatinya."Ini tadi Mas nya sekalian jalan-jalan ya?
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Part 23

"E, eh ... kalian dapet undangan dari pemilik pabrik nggak?" tanya Bu Dewi pada ibu-ibu lainnya yang sedang belanja sayur di Bang Maman."CEO, Bu, ... CEO," sahut salah satu ibu-ibu yang membenarkan panggilan pemilik pabrik dengan sebutan CEO."Halah, iya sama aja, sama-sama pemilik pabrik juga kan?" balas Bu Dewi kesal, lagi pula ia mana paham dengan arti CEO, dan ia tadinya malah mengira nama pemilik pabrik tersebut CEO AVAN Group, karena tulisan itulah yang tertera di bawah tanda tangan sang pengundang.Jika saja anaknya tadi tidak menjelaskan, bisa-bisa sekarang ia malah ditertawakan orang-orang karena mengira CEO itu adalah nama orang."Semua yang bekerja di sana pasti diundang dong, Bu. Apalagi, rumah yang dibangun juga ada di desa sebelah, masa iya Bos besar bikin pesta besar-besaran karyawannya nggak diundang.""Eh, tapi ngomong-ngomong kenapa nggak ditulis aja ya namanya, kok orangnya kayak misterius banget gitu, cuma ditulis gelarnya aja," timpal yang lain."Hadeh, Ibu-ibu i
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Part 24

Setelah memberi sambutan kepada para tamu yang hadir, lalu Aretha kemudian turun dari panggung dan menemui para koleganya untuk menerima ucapan selamat padanya.Namun, tidak lama kemudian, Fauzan beserta keluarganya datang mendekat."Vano, apa kabar, Sayang?" Yuni dengan antusiasnya menyapa seraya memeluk Vano, ia jelas tidak mau kehilangan panggung di tengah acara seperti ini, jadi Yuni harus menunjukkan pada semua orang, bahwa ia adalah neneknya Vano.Sedangkan Vano tentu saja risih ketika mendapatkan pelukan dari sang nenek, dan ia sontak sedikit memberontak agar terlepas dari pelukan Yuni, lalu kemudian ia mundur dan berdiri di belakang ibunya.Meski empat tahun telah berlalu, namun Vano masih ingat bagaimana orang-orang yang ada di hadapannya ini memperlakukan ibunya beberapa tahun silam.Vano juga jelas tak akan melupakan tingkah bejat ayahnya, dan ia pun hari ini juga tidak perlu berpura-pura baik pada mereka."Vano, ini Nenek, Sayang. Kamu nggak rindu sama Nenek?" Meski sediki
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Part 25

Aretha hendak menjawab perkataan Yuni, namun seseorang datang dan menyelanya."Ibu! Bisa-bisanya Ibu berkata seperti itu di depanku! Aku sebagai istrinya Mas Fauzan tentu tidak mengizinkan kalau mereka berdua rujuk lagi!" raung Nila marah."Huh, memangnya siapa yang meminta pendapatmu? Asal kamu tahu saja ya, Nila. Aku bener-bener nyesel mempunyai menantu seperti kamu! Kamu itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Aretha, bahkan seujung kukunya saya tidak layak! Jadi, kalau kamu nggak setuju lebih baik ya pergi saja.""Ibu!""Ekhem, mohon maaf ya ... tolong jangan bikin keributan di sini, lebih baik kalian pergi dan selesaikan masalah kalian sendiri di rumah.""Hei, Retha! Jangan mentang-mentang kamu sekarang sudah kaya ya, lantas kamu berpikir bisa rujuk dengan Mas Fauzan. Huh, jangan mimpi!""Nila! Kamu ini apa-apaan sih, jangan bicara sembarangan!" geram Fauzan. "Aretha, maaf ya ... kalau begitu kami pamit pulang dulu.""Mas, apa-apaan sih kamu, Mas! Jangan tarik-tarik tanganku
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Part 26

Beberapa hari kemudian ...."Retha, ... Retha, ... keluar kamu ... Aretha, ... cepat keluar!!!"Pagi indah Aretha telah dirusak oleh wanita gila yang beberapa hari ini sudah mengganggunya dan menuduhnya sebagai pelakor, ya siapa lagi wanita itu jika bukan Nila, dan entah apa yang akan dilakukan Nila hari ini."Ada apa sih, Nil? Ini masih pagi, kenapa kamu sudah teriak-teriak di depan rumahku?" sahut Aretha santai yang saat ini sudah berdiri di balkon kamarnya."Hei, Retha! Mana suamiku? Cepat pulangkan suamiku, atau aku akan viralkan kamu karena sudah merebut suamiku!""Apa? Suamimu? Memang siapa yang bawa suamimu? Nila, ... Nila, lebih baik kamu cuci muka dulu deh, kali aja pikiranmu bisa lebih seger setelah cuci muka."Nila yang saat ini berpenampilan acak-acakan dan juga hanya memakai piyama tidur seadanya, orang lain yang melihatnya pasti mengira bahwa ia sedang mengigau karena marah-marah tidak jelas di depan rumahnya Aretha, dan bahkan ada juga yang mengira ia sudah tidak waras
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Part 27

Siang harinya, setelah makan siang, Aretha pergi ke PrabuMart yang kini beralih menjadi AvanMart, dengan ditemani Nisa yang saat ini sudah beralih menjadi sekretarisnya.Toko tiga lantai itu kini semakin ramai setelah Aretha merubah rooftop tokonya menjadi sebuah cafe, dengan pemandangan sebuah gunung dan persawahan yang tidak jauh dari tempat tersebut, hal itu tentu saja menjadi nilai plus AvanMart.Dan, karena setiap hari parkiran selalu penuh, maka Aretha dan Nisa saat ini sengaja datang menggunakan motor untuk menghemat tempat parkir."Mbak, sepertinya Mbak perlu beli lahan sebelah situ deh," celetuk Nisa sembari melirik lahan kosong di samping toko Aretha."Ya sudah kamu urus aja semuanya, jadikan lahan itu menjadi tempat parkiran.""Eh, tapi Mbak. Itu kan luas banget, apa nggak sayang kalau cuman jadi tempat parkiran."Aretha sejenak memikirkan perkataan Nisa, lalu kemudian ia mengatakan, "Baiklah, kalau begitu sekalian jadikan tempat wisata kolam renang saja, kan di sini nggak
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Part 28

"Selamat pagi, Bu Aretha, Mbak Nisa. Ada yang bisa saya bantu?" sapa sang Manajer toko, ia langsung menghampiri Aretha setelah mendengar informasi dari anak buahnya, bahwa si bos datang berkunjung."Pagi, tolong panggilkan Fauzan, saya ingin bicara dengannya.""Baik, Bu."Sang manajer bergegas mencari Fauzan di gudang, sedangkan Aretha dan Nisa langsung pergi menuju ruang kerja Aretha.Lalu tidak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk, Fauzan pun langsung masuk dengan wajah yang terlihat panik, namun ia berusaha menutupinya dengan senyumannya."Pagi, Reth. Ada apa ya?" tanya Fauzan dengan santai, namun getar suaranya tidak bisa menutupi rasa gelisahnya."Heh, kamu ngerti sopan santun tidak? Mentang-mentang kamu itu mantan suaminya Mbak Retha, lantas kamu bisa manggil Mbak retha seenaknya gitu?!" protes Nisa."Maaf," sahut Fauzan seraya menundukkan kepala, namun kemudian ia melirik Nisa dengan tatapan tajam."Kurang ajar! Siapa sih wanita ini? Beraninya dia berkata seperti itu den
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Part 29

"Aretha, ... Aretha, ... keluar kamu!" teriak Nila yang baru saja turun dari motornya, namun ia langsung dihadang oleh tukang kebunnya Aretha."Kamu ya, yang namanya Nila?!" tanya tukang kebun tersebut dengan suara sedikit ketus."Iya, kenapa? Cepat suruh keluar majikan mu itu, aku mau hajar dia!" balas Nila yang sudah mulai kehilangan kesabaran."Ini, ada pesan dari Bu Aretha, silakan dibaca!" Setelah memberikan amplop tersebut dan diterima oleh Nila, sang tukang kebun tersebut langsung masuk kembali ke halaman rumahnya Aretha, dan tidak lupa juga ia langsung mengunci pagarnya, agar orang gila itu tidak bisa masuk ke rumah majikannya seperti waktu itu lagi.Sedangkan Nila tampak kebingungan ketika menerima amplop coklat tersebut, lalu kemudian dengan tergesa ia langsung membuka amplop tersebut."Apa ini?" Nila memegang selembar surat dan juga beberapa foto yang ia ambil dalam amplop tersebut yang dalam keadaan terbalik.Namun, saat membalikkan foto-foto tersebut, Nila jadi syok seten
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Part 30

"Mbak, Nila sudah menerima amplop itu, dan Nenek Sihir itu juga sudah ditangkap. Terus ...." Nisa tampak ragu untuk mengatakan kalimat yang selanjutnya."Ada apa, Nis?"Ada seseorang yang mengirim foto perselingkuhan suaminya Nina ke Nina, dan tidak hanya ke Nina saja, namun ke teman-temannya juga, jadi kemungkinan besar hari ini Nina mengalami syok berat.""Foto perselingkuhan? Kenapa bisa kebetulan? Memangnya ada orang lain lagi yang memiliki dendam dengan keluarganya Fauzan?" gumam Aretha heran."Lha iya itu, Mbak. Makanya aku tadi coba tanya ke orang suruhan kita, tapi dia juga tidak tahu, dia cuma bilang katanya Nina nangis di cafe terus langsung pulang."Aretha hanya mengangguk, meski ia sedikit penasaran dengan orang yang mengirim foto perselingkuhan suaminya Nina, namun ia juga tidak harus peduli dengan dendam orang lain.Setelah memeriksa laporan penjualan satu bulan terakhir, Aretha dan Nisa kemudian langsung pulang. Namun, tiba-tiba saja di tengah jalan ban motor mereka boc
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more
PREV
123456
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status