Share

Part 26

Author: Ria Wijaya
last update Last Updated: 2024-03-15 23:35:03

Beberapa hari kemudian ....

"Retha, ... Retha, ... keluar kamu ... Aretha, ... cepat keluar!!!"

Pagi indah Aretha telah dirusak oleh wanita gila yang beberapa hari ini sudah mengganggunya dan menuduhnya sebagai pelakor, ya siapa lagi wanita itu jika bukan Nila, dan entah apa yang akan dilakukan Nila hari ini.

"Ada apa sih, Nil? Ini masih pagi, kenapa kamu sudah teriak-teriak di depan rumahku?" sahut Aretha santai yang saat ini sudah berdiri di balkon kamarnya.

"Hei, Retha! Mana suamiku? Cepat pulangkan suamiku, atau aku akan viralkan kamu karena sudah merebut suamiku!"

"Apa? Suamimu? Memang siapa yang bawa suamimu? Nila, ... Nila, lebih baik kamu cuci muka dulu deh, kali aja pikiranmu bisa lebih seger setelah cuci muka."

Nila yang saat ini berpenampilan acak-acakan dan juga hanya memakai piyama tidur seadanya, orang lain yang melihatnya pasti mengira bahwa ia sedang mengigau karena marah-marah tidak jelas di depan rumahnya Aretha, dan bahkan ada juga yang mengira ia sudah tidak waras
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 27

    Siang harinya, setelah makan siang, Aretha pergi ke PrabuMart yang kini beralih menjadi AvanMart, dengan ditemani Nisa yang saat ini sudah beralih menjadi sekretarisnya.Toko tiga lantai itu kini semakin ramai setelah Aretha merubah rooftop tokonya menjadi sebuah cafe, dengan pemandangan sebuah gunung dan persawahan yang tidak jauh dari tempat tersebut, hal itu tentu saja menjadi nilai plus AvanMart.Dan, karena setiap hari parkiran selalu penuh, maka Aretha dan Nisa saat ini sengaja datang menggunakan motor untuk menghemat tempat parkir."Mbak, sepertinya Mbak perlu beli lahan sebelah situ deh," celetuk Nisa sembari melirik lahan kosong di samping toko Aretha."Ya sudah kamu urus aja semuanya, jadikan lahan itu menjadi tempat parkiran.""Eh, tapi Mbak. Itu kan luas banget, apa nggak sayang kalau cuman jadi tempat parkiran."Aretha sejenak memikirkan perkataan Nisa, lalu kemudian ia mengatakan, "Baiklah, kalau begitu sekalian jadikan tempat wisata kolam renang saja, kan di sini nggak

    Last Updated : 2024-03-16
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 28

    "Selamat pagi, Bu Aretha, Mbak Nisa. Ada yang bisa saya bantu?" sapa sang Manajer toko, ia langsung menghampiri Aretha setelah mendengar informasi dari anak buahnya, bahwa si bos datang berkunjung."Pagi, tolong panggilkan Fauzan, saya ingin bicara dengannya.""Baik, Bu."Sang manajer bergegas mencari Fauzan di gudang, sedangkan Aretha dan Nisa langsung pergi menuju ruang kerja Aretha.Lalu tidak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk, Fauzan pun langsung masuk dengan wajah yang terlihat panik, namun ia berusaha menutupinya dengan senyumannya."Pagi, Reth. Ada apa ya?" tanya Fauzan dengan santai, namun getar suaranya tidak bisa menutupi rasa gelisahnya."Heh, kamu ngerti sopan santun tidak? Mentang-mentang kamu itu mantan suaminya Mbak Retha, lantas kamu bisa manggil Mbak retha seenaknya gitu?!" protes Nisa."Maaf," sahut Fauzan seraya menundukkan kepala, namun kemudian ia melirik Nisa dengan tatapan tajam."Kurang ajar! Siapa sih wanita ini? Beraninya dia berkata seperti itu den

    Last Updated : 2024-03-17
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 29

    "Aretha, ... Aretha, ... keluar kamu!" teriak Nila yang baru saja turun dari motornya, namun ia langsung dihadang oleh tukang kebunnya Aretha."Kamu ya, yang namanya Nila?!" tanya tukang kebun tersebut dengan suara sedikit ketus."Iya, kenapa? Cepat suruh keluar majikan mu itu, aku mau hajar dia!" balas Nila yang sudah mulai kehilangan kesabaran."Ini, ada pesan dari Bu Aretha, silakan dibaca!" Setelah memberikan amplop tersebut dan diterima oleh Nila, sang tukang kebun tersebut langsung masuk kembali ke halaman rumahnya Aretha, dan tidak lupa juga ia langsung mengunci pagarnya, agar orang gila itu tidak bisa masuk ke rumah majikannya seperti waktu itu lagi.Sedangkan Nila tampak kebingungan ketika menerima amplop coklat tersebut, lalu kemudian dengan tergesa ia langsung membuka amplop tersebut."Apa ini?" Nila memegang selembar surat dan juga beberapa foto yang ia ambil dalam amplop tersebut yang dalam keadaan terbalik.Namun, saat membalikkan foto-foto tersebut, Nila jadi syok seten

    Last Updated : 2024-03-18
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 30

    "Mbak, Nila sudah menerima amplop itu, dan Nenek Sihir itu juga sudah ditangkap. Terus ...." Nisa tampak ragu untuk mengatakan kalimat yang selanjutnya."Ada apa, Nis?"Ada seseorang yang mengirim foto perselingkuhan suaminya Nina ke Nina, dan tidak hanya ke Nina saja, namun ke teman-temannya juga, jadi kemungkinan besar hari ini Nina mengalami syok berat.""Foto perselingkuhan? Kenapa bisa kebetulan? Memangnya ada orang lain lagi yang memiliki dendam dengan keluarganya Fauzan?" gumam Aretha heran."Lha iya itu, Mbak. Makanya aku tadi coba tanya ke orang suruhan kita, tapi dia juga tidak tahu, dia cuma bilang katanya Nina nangis di cafe terus langsung pulang."Aretha hanya mengangguk, meski ia sedikit penasaran dengan orang yang mengirim foto perselingkuhan suaminya Nina, namun ia juga tidak harus peduli dengan dendam orang lain.Setelah memeriksa laporan penjualan satu bulan terakhir, Aretha dan Nisa kemudian langsung pulang. Namun, tiba-tiba saja di tengah jalan ban motor mereka boc

    Last Updated : 2024-03-19
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 31

    Beberapa bulan kemudian ....Setelah mengetahui sedikit tentang siapa Dimas dan Davin, lalu Nisa tidak segera menceritakan masalah ini kepada Aretha, karena ia belum mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai Davin, jadi ia akan melaporkan masalah ini ketika Nisa mengetahui jati diri Davin yang sebenarnya.Sedangkan untuk hubungan Davin dan Aretha, hubungan mereka masih berjalan di tempat, namun Davin masih tetap berusaha mencuri perhatian Aretha lewat sikap tengilnya."Assalamualaikum ...." sapa Davin yang baru masuk ruangannya Aretha dan hendak mencatat pesanan Aretha."Em ... Wa'alaikumsalam, silakan masuk, Mas," sahut Aretha sembari mengunyah makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya."Aduh, ini orang. Kenapa dia selalu datang ke sini pas waktu aku lagi makan siang sih? Kan nafsu makan ku jadi ilang," batin Aretha menggerutu, namun bibirnya tetap harus tersenyum ramah."Ma, jangan banyakin makan mie, ini aku bawain nasi pecel. Ayo, cepat dimakan!" ujar Davin semba

    Last Updated : 2024-03-21
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 32

    "Mbak, kenapa mukanya bete gitu?" tanya Nisa di saat ia baru saja masuk ke dalam ruangannya Aretha."Ya apa lagi kalau bukan gara-gara sales paling nyebelin itu, heran deh aku, kenapa kelakuannya aneh banget kayak gitu! Ih ... pingin banget nglaporin dia, agar dia itu diganti, tapi mau dilaporin ke mana?" Aretha benar-benar ingin Davin itu diganti orang lain, tapi sayangnya ia tidak punya nomor ponsel orang perusahaan Wangs Food.Sebenarnya Aretha juga pernah sengaja tidak datang ke toko, di hari ketika Davin waktunya order, namun Davin yang menyebalkan, ia langsung mendatangi rumah Aretha, atau kalau Aretha sedang keluar, Davin pun akan memilih menelepon Aretha, karena Davin benar-benar tidak mau mencatat orderan, jika bukan Aretha sendiri yang berbicara padanya.Semenyebalkan itulah Davin, makanya Aretha hanya bisa berharap kalau Davin diganti dengan sales yang lain saja, namun sayangnya harapan itu hanyalah sekedar harapan saja.Nisa sontak tertawa. "Mbak Retha, ... Mbak Retha, ka

    Last Updated : 2024-03-23
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 33

    Setelah mendapatkan kenyataan bahwa ibunya kini di penjara, dan adiknya juga telah mengalami gangguan jiwa, Fauzan bukannya berubah ke arah yang lebih baik, namun kelakuan buruknya kini malah semakin menjadi."Akh ... sial! Di mana Ibu meletakkan sertifikat rumah ini?" gumam Fauzan sembari mengacak-acak isi lemari Yuni.Sudah hampir satu jam Fauzan mencarinya, namun tetap tidak ketemu, hingga minuman keras yang dibawanya telah habis."Aduh, sudah habis lagi, brengsek!"Pyaar ....Kamar Yuni kini pun tak luput dari pecahan botol minuman keras milik Fauzan, bahkan rumah ini pun sudah penuh dengan pecahan botol atau pecahan benda-benda lain yang menjadi pelampiasan Fauzan ketika sedang mabuk seperti ini.Fauzan kini memang hanya hidup dengan mabuk-mabukan dan bermain dengan para wanita saja, ia juga tidak pernah memikirkan mencari pekerjaan ataupun mengunjungi ibu serta adiknya, karena yang ada di otaknya saat ini hanyalah kesenangan untuk dirinya sendiri."Nah, akhirnya ketemu juga," uj

    Last Updated : 2024-03-24
  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    Part 34

    "Reth, mantan mertuamu meninggal, kamu takziah nggak?" tanya Lina lewat sambungan telepon."Innalilahi ... kapan?""Semalam, Beliau ditemukan meninggal di dalam toilet karena minum racun."Meskipun Aretha membenci mantan mertuanya, namun ada rasa kasihan ketika mendengar Yuni berakhir seperti ini, apalagi saat ini Nina juga dinyatakan gila, sedangkan Fauzan, entah bagaimana nasibnya sekarang, sebab Aretha tidak pernah mendengar kabarnya lagi setelah ia memecat Fauzan."Baiklah, kita berangkat barengan ya? Aku susul kamu sekarang.""Siap, aku tunggu ya." Setelah itu sambungan telepon pun terputus.Setelah sambungan telepon itu berakhir, Aretha kemudian menemui Nisa untuk memintanya menemaninya takziah ke rumahnya Fauzan. Dan, meskipun Aretha membenci mereka, namun ia tak sampai hati atau merasa senang di atas musibah orang lain, jadi Aretha tentu harus menyampaikan belasungkawa kepada mantan keluarganya itu.Sedangkan di tempat lain, meskipun kamera CCTV sudah diperbaiki, namun Davin t

    Last Updated : 2024-03-24

Latest chapter

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 42 (Tamat)

    [Aku lagi di rumah temenku, memangnya kenapa kok pingin ketemu aku?] [Ih, Kak. Memangnya Kak Nayra nggak lihat postingan teman Kakak, dia kayaknya sengaja pingin jatohin harga diri kamu kak.] [Udah biarin aja, lagi pula sebentar lagi semuanya juga akan terbongkar, jadi kamu tenang aja, kamu cukup tunggu kabar baiknya aja.] Setelah membalas pesan tersebut, Nayra kemudian memasukkan ponselnya kembali ke dalam tasnya, dan ia sebenarnya juga tidak sabar mengakhiri semua sandiwaranya ini. Lalu setelah mereka semua puas makan rujak, Melisa mengajak teman-temannya keliling, termasuk Nayra. Nayra dan yang lainnya diajak Melisa melihat sawah dan kebun jeruk milik suaminya Melisa. Tidak hanya itu, Melisa juga memamerkan dua lahan kosong milik suaminya, ketika mobil mereka melewati jalanan tersebut, sehingga membuat Nayra semakin yakin dengan dugaannya tentang suaminya Melisa. [Mas, gimana?] [Sudah semuanya Yank. Ini dia sudah dijemput polisi, dan sebentar lagi aku akan jemput k

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 41

    Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini Nayra, Diah, Intan, dan Sari, akan bertemu di rumahnya Melisa."Loh, Yank. Kenapa kamu pakai baju ini? Kamu nggak suka ya, dengan baju yang dibelikan Mama kemarin?" tanya Vano saat melihat Nayra memakai baju bawaannya sendiri, sebuah baju yang warnanya sudah kusam, dan tentunya terkesan bikin mata jadi sepet."Suka Yank. Suka banget malah, tapi hari ini aku mau menghormati orang yang mengundangku, dia kan mau terlihat lebih WOW dari aku, masa iya aku dengan jahatnya ngerusak rencananya itu."Sejenak Vano memahami kata-kata Nayra, lalu kemudian ia mengatakan, "Oh ... sekarang aku jadi lebih paham lagi, kenapa kamu nggak mau pake Rolls-Royce, dan minta antar aku. Kamu masih belum mau nunjukin dirimu yang sekarang ya?""Iya, lagi pula kemarin Melisa udah mamerin semua perhiasannya, dan hari ini dia mau pamerin hartanya yang lainnya lagi, jadi aku harus dukung dia dong, dan jangan sampai buat dia malu."Nayra yang sudah mengetahui watak Melisa,

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 40

    Setelah puas mengobrol, mereka berdua akhirnya memutuskan pulang."Eh, Nay. Main ke rumahku yuk, kan kamu mumpung ada di sini, nanti kita jalan-jalan juga sama, Intan, Diah, dan Sari.""Lho, mereka juga tinggal di sini?" tanya Nayra yang juga jadi teringat dengan nama-nama teman SMP nya dulu."Iya, mereka juga dapat suami yang berasal dari kota ini, namun kami tinggal di desa yang berbeda.""Baiklah, nanti kamu kabarin aku aja kalau mau ngumpul, aku akan datang ke sana.""Oke, terus kamu ke sini tadi naik apa?" tanya Melisa yang berniat memberi tumpangan untuk Nayra, jika Nayra datangnya dengan jalan kaki, maka Melisa bisa pamer ke Nayra, betapa enaknya naik mobil mahal milik suaminya itu."Naik mobil itu," sahut Nayra sembari menunjuk mobil yang ia tumpangi tadi.Melisa hampir menyemburkan tawa ketika melihat mobil butut milik Nayra, yang berbanding jauh dengan mobil miliknya."Oh, kalau begitu aku duluan ya, itu sopirku udah siap." Melisa menunjuk mobil Alphard yang ditumpanginya ke

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 39

    "Mas, hari ini aku ingin pergi ke alun-alun, kan katanya di sana ada bazar, aku pingin beli jajan, boleh ya?" tanya Nayra sembari menyuapi Vano, sebab saat ini kedua tangan Vano masih sibuk mengetik di laptopnya."Iya, beli saja apa yang kamu mau, dan kamu boleh pergi ke mana pun, asalkan diantar sama sopir.""Siap, Bos," sahut Nayra sembari memberi hormat, lalu kemudian ia menyuapi Vano lagi.Setelah sarapan mereka habis, Vano kemudian langsung berangkat ke kantor, sedangkan Nayra juga langsung bersiap-siap untuk pergi."Pak, memangnya nggak ada motor ya? Alun-alun kan Deket, masa kita pergi naik mobil ini?" Nayra merasa kurang nyaman saja kalau pergi ke mana-mana harus memakai Rolls-Royce, dan ia juga takut akan jadi pusat perhatian nantinya."Waduh, Bu. Kalau di sini nggak ada motor, dan dari Surabaya saya memang sudah disuruh bawa mobil ini untuk mengantar ke mana pun Bu Nayra pergi."Melihat wajah Nayra berubah murung, lalu sang sopir memiliki ide lain."Kalau Bu Nayra nggak ing

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 38

    "Aku juga nggak tahu, Ma," sahut Fadil yang juga baru saja mendengar nama itu."Oh, Melisa itu tetangga saya di Melawi," timpal Nayra."Owh ...." sahut semua orang kompak."Iya, wanita itu memang dari Melawi, dan dia menikah dengan salah satu manajer Wangs Food yang ada di kota ini, dan mertuanya juga seorang kepala desa Nglegok, jadi mereka mendapatkan undangan dari kami karena termasuk perangkat desa. Dan, mengenai alasan para staf mengira wanita itu menantunya Pak Davin, karena tadi wanita itu menaiki mobil Alphard," jelas Aryo, yang membuat semua orang mengangguk mengerti.Lalu kemudian mereka berbicara hal lain, hingga kemudian Fadil, Rita, dan Aryo, pamit pulang.Setelah itu, Vano dan Nayra juga pamit pulang ke hotel kembali, namun saat di perjalanan, Vano mengambil jalan yang berbeda dari sebelumnya, sebab ia sekaligus mengajak Nayra mengelilingi sebagian kota Ledok Ombo.Sesampainya di hotel, mereka berdua langsung masuk kamar."Ini, ambillah!" ujar Vano sembari menyodorkan be

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 37

    Para staf itu kemudian langsung bubar dan masuk ke dalam ballroom hotel, mereka hendak membicarakan masalah ini pada Aryo, namun saat ini Aryo sedang memberikan sambutan pada para tamu undangan."Sekali lagi saya memohon maaf untuk para tamu undangan yang sudah hadir, dan terutama untuk Bapak-bapak atau Ibu-ibu yang ingin berbicara langsung dengan Pak Davin dan Bu Aretha, yang saat ini mereka tidak bisa hadir dalam acara ini dikarenakan putri mereka baru saja mengalami kecelakaan, dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit.""Sebenarnya hari ini menantu mereka, Bu Nayra, akan hadir di tengah-tengah kita, namun mungkin Beliau juga memiliki halangan lain, sehingga hari ini juga tidak bisa hadir dalam acara ini. Jadi saya mewakili Queen Hotel, memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih." Lanjut Aryo sembari menatap kursi yang ditata khusus untuk tempat duduk Nayra, namun sudah diduduki oleh wanita lain, jadi Aryo mengira Nayra tidak bisa datang dan para staf menyuruh tamu lain untu

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 36

    "Eh, Mbaknya mau ke mana?" tanya sang ketua panitia sembari merentangkan tangannya di hadapan Nayra."Itu, mau nyapa tetangga saya," sahut Nayra sembari menunjuk ke arah wanita muda itu."Mel, ... Melisa, ...." teriak Nayra yang akhirnya memanggil anaknya Wati, yaitu tetangganya di Melawi. "Sssttt, jangan teriak-teriak di sini, Mbaknya kalau mau bicara dengan Mbak itu di dalam saja, bawa undangannya kan?""Undangan?" tanya Nayra kebingungan. "Loh, kok tadi suami saya nggak ngasih undangan ya, dan mertua saya juga nggak bilang kalau ada kartu undangannya."Sang ketua panitia pun sontak mendengus. "Kalau begitu Mbaknya nggak boleh masuk, dan jangan manggil tetangga Mbak tadi seperti itu, sebab dia orang penting di sini."Setelah mendengar penjelasan sang ketua panitia, Nayra hanya bisa menganggukkan kepalanya.Sedangkan di sisi lain, Melisa yang mendengar ada orang yang memanggilnya, ia pun menoleh, dan keningnya mengerut setelah memastikan orang yang memanggilnya itu adalah Nayra."Na

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 35

    Hotel bintang lima di kabupaten Ledok Ombo yang bernama Queen Hotel, tampak begitu ramai karena hari ini sang pemilik hotel tengah mengadakan acara amal untuk korban bencana alam di kabupaten Argopuro.Namun, anehnya sang pemilik acara langsung meninggalkan tempat acara setelah mendapat telepon dari salah satu rekan kerjanya."Ma, ayo sekarang kita pergi ke rumah sakit, anaknya Pak Davin kecelakaan, jadi Beliau dan istrinya tidak bisa hadir ke sini, namun ada menantu mereka yang akan datang mewakilinya," ujar Fadil setelah ia mendapat telepon dari Davin."Baiklah, terus acara di sini bagaimana?""Biar Aryo yang urus. Aryo, aku serahkan acara hari ini padamu, dan tolong sambut menantunya Pak Davin dengan baik, jangan sampai ada orang yang mencoreng nama baik hotel ini di hadapannya!""Baik, Pak," sahut sekretaris Fadil.Fadil tentu lebih mengutamakan menjenguk Vania, sebab orang yang paling berjasa mengantarkan pada kejayaannya hingga puncak saat ini adalah Davin, jadi ia merasa tidak

  • MEMBUNGKAM HINAAN MEREKA    MHMS2 part 34

    Setelah sampai di Ledok Ombo, Nayra dan Vano langsung menuju ke rumah sakit tempat Vania dirawat."Kak Vano, sakit ...." rengek Vania saat ia melihat kakak dan kakak iparnya sudah datang."Kamu ini habis ngapain, kok bisa sampai bonyok seperti ini?" tanya Vano sembari memeriksa lutut, siku, dan kening Vania yang diperban."Dia habis belajar naik motor, terus nabrak pohon," sahut Aretha sembari mengupas buah."Loh, kok bisa? Memangnya dia minjem motornya siapa, Ma?""Nggak tau, katanya punya temennya.""Kamu ini ada-ada aja, Nia. Sudah bagus ke mana-mana ada yang nganterin. Eh, malah akal-akalan belajar naik motor," ujar Nayra sembari menggelengkan kepalanya."Ya habisnya aku ingin kayak temen-temenku yang lain, Kak. Bisa nyetir motor dan mobil sendiri.""Tapi, nggak harus belajar dengan orang lain, Nia. Apalagi, ini juga bukan di daerah kita, kamu kan tau sendiri Papa dan Mama datang ke sini karena memenuhi undangan rekan kerja Papa. Eh, kamu malah bikin ulah," gerutu Davin."Ya maaf,

DMCA.com Protection Status