Semua Bab Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah: Bab 1121 - Bab 1130

1552 Bab

Bab 1121

Setelah menyeret Reo masuk ke dalam ruang sangkar burung, Yuno memborgol kedua tangan dan kaki Reo pada tiang besi sangkar burung.Dengan wajah Reo yang dihadapkan ke dalam sangkar, maka dia bisa melihat segala sesuatu yang berada di dalam sangkar itu. Namun, tidak jelas apa yang sebenarnya akan dilakukan Yuno dengan mengikatnya seperti itu.Sementara, Lilia bergerak perlahan mencoba mengambil pistol di atas meja, sayangnya Yuno langsung menangkap pergelangan tangannya dan menyeretnya masuk ke dalam sangkar burung.Sembari mengambil borgol. Yuno menatap Lilia, seraya berkata, "Kamu mau terus bersamaku selama sebulan atau menetap bersamanya di sini?"Lilia menatap mata Yuno yang memerah, lalu beralih melirik borgol di tangan pria itu sembari menggelengkan kepalanya. "Yuno, kumohon jangan begini, kalau sampai mereka menemukanku, kamu akan dipenjara sangat lama."Yuno tersenyum dingin. "Kalau aku takut dipenjara lama, aku nggak mungkin membawamu kemari."Dengan jemari dinginnya, Yuno meng
Baca selengkapnya

Bab 1122

Jeritan yang begitu menyayat hati perlahan membuat Reo mengangkat kepalanya. Keringat dingin begitu mengalir deras, membasahi bulu mata dan mengaburkan pandangannya.Namun, matanya masih dapat melihat wujud Lilia yang menangis keras, sembari terkunci di dalam sangkar burung. Melihatnya sekuat tenaga melepaskan borgol dan berakhir gagal, membuat Reo merasa begitu tak berdaya dan perlahan tersenyum pahit ...."Jangan takut, Lilia. Aku baik-baik saja ...."Reo yang sedang menahan rasa sakit yang luar biasa itu masih berusaha menenangkannya, membuat Lilia merasa begitu bersalah dan sedih. Lilia tetap berusaha keras menarik borgol, sampai membuat pergelangan tangannya berdarah, tetapi dia tetap saja gagal melepaskan diri dari penjara besi ini.Melihat pemandangan pasangan malang itu, Yuno tertawa dingin. "Wah, ternyata kalian memang sangat saling mencintai ya ...."'Lihatlah Lilia, hanya gara-gara Reo, dia sampai menangis sejadi-jadinya, kalau bukan cinta mati, mana mungkin bisa seperti itu
Baca selengkapnya

Bab 1123

Teriakan tragis itu sama sekali tak menggerakkan hati Yuno, tetapi sebaliknya malah makin menambah kebencian dalam hati Yuno. Ketika seorang iblis membenci seseorang, maka dia akan membuat seseorang itu makin menderita ....Tampak seolah sedang menghukum Lilia, tetapi sebenarnya Yuno sedang menghukum Reo. Dia ingin membuat tamu tak diundang yang tiba-tiba menerobos masuk ke pulau ini merasakan penderitaan yang tak tertahankan!Awalnya Lilia masih berusaha melawan, sampai akhirnya hatinya terasa hampa dan berubah kaku. Layaknya seorang mayat yang bersandar tak berdaya pada tiang besi, Lilia pasrah dan membiarkan Yuno berbuat semaunya.Setelah menyelesaikan kegiatannya, Yuno dengan tenang menarik kembali ritsleting celananya.Benar, saat memerkosa Lilia, pria itu bahkan masih berpakaian lengkap. Bahkan, pakaian Lilia hanya sedikit terbuka, dengan celana yang sedikit ditarik ke bawah. Dan selama kegiatan itu berlangsung, Yuno membelakangi Reo, menggunakan tubuh besarnya untuk menutupi tub
Baca selengkapnya

Bab 1124

Melihat warna merah pekat yang perlahan membasahi kemeja putih Yuno, kedua tangan Lilia yang memegang pistol bergetar hebat. Entah karena amarah membara yang memuncak akibat dipermalukan begitu parah, atau karena ketakutan yang luar biasa, intinya saat ini Lilia sangat panik ...."Lilia ...."Reo yang biasanya bersuara lembut, seketika terdengar panik. Mendengar suara panik Reo, Lilia yang bergetar dan terkejut segera melempar pistol di tangannya sembarangan dan menoleh ke arah Reo ...."Aman .... Kita sudah ... sudah aman sekarang ...."Bahkan dia tak berani menoleh ke arah Yuno dan sembari menunduk dia bergegas ke depan Yuno layaknya orang gila. Tanpa berkata apa pun dan tanpa peduli dengan darah yang kian mengalir, Lilia menggeledah saku celana Yuno untuk mendapatkan kunci borgol.Karena panik, Lilia tidak bisa menemukan letak kunci itu, sampai akhirnya Yuno mengulurkan tangannya yang gemetar dan penuh akan darah, menyerahkan kunci itu padanya ....Peluru yang menembus tepat di jant
Baca selengkapnya

Bab 1125

Melihat wanita ramping yang berdiri menghadap cahaya, Yuno bisa merasa Lilia sedang ketakutan. Sehingga dia segera memaksakan tubuhnya yang lemah untuk bangkit berdiri."Lilia, berbaliklah."Mendengar itu, Lilia refleks berbalik dan menatap Yuno yang entah sejak kapan sudah mengenakan jaket dan tersenyum lembut."Kamu nggak bunuh siapa pun, aku juga nggak akan kenapa-napa."Untuk meyakinkannya, Yuno menahan tubuhnya yang berdarah sembari berjalan ke arahnya."Aku seorang dokter, aku bisa menghentikan pendarahanku sendiri ...."Yuno mengangkat tangannya, sembari menyentuh wajah Lilia penuh kasih sayang dan kerinduan yang meluap."Jangan takut, pergilah ...."Lilia menatapnya dengan tatapan kebingungan, sampai akhirnya memutuskan untuk berbalik, menggenggam tangan Reo dan segera keluar dari sangkar burung ....Saat pintu terbuka, sorot cahaya langsung jatuh pada tubuh Lilia, tetapi wanita itu tak merasakan kehangatan. Dengan tubuh yang kaku, Lilia menggenggam tangan Reo dan bergegas berl
Baca selengkapnya

Bab 1126

Sebelum Yuno meninggal, Lilia yang bergegas ke arah kapal segera menekan tombol auto pilot hingga akhirnya terjatuh dan terduduk di atas lantai. Isi kepalanya seakan terasa kosong, tak ada satu pun pikiran yang terlintas. Bahkan, untuk sekadar menoleh pun dia tak berani.Kedua tangan dengan urat-urat nadi yang sudah terputus, Reo menahan rasa sakit yang luar biasa sembari meletakkan tangannya pada punggung tangan Lilia. "Jangan takut lagi, Lilia. Kita sudah aman, aku akan mengirim orang untuk menyelamatkan Yuno ...."Reo mengetahuinya, Lilia sebenarnya tidak ingin menembak. Namun, semua itu terjadi karena Yuno yang sudah keterlaluan, sampai memaksanya ke titik ini.Teringat akan dirinya yang dilecehkan Yuno di hadapan Reo, Lilia merasa dirinya sangat kotor dan segera bangkit berdiri berjalan cepat ke dalam kapal."Di atas ada obat nggak? Ada pisau, ada perban?"Dia harus segera menyambungkan kembali urat nadi Reo, hal ini tidak boleh ditunda. Lilia harus menemukan serangkaian peralatan
Baca selengkapnya

Bab 1127

Pergerakan tangan Lilia yang sedang mengusap baju itu seketika terhenti."Dia masih ada di pulau."Setelah mengatakan itu, Lilia kembali membuka mulutnya, berniat mengatakan pada Jihan, bahwa dirinya sudah menembak Yuno. Namun, entah kenapa kata-kata itu tak bisa keluar dari mulutnya, seperti ada sesuatu yang menyumbat tenggorokannya, membuatnya tak bisa bicara.Jihan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, lalu berdiri di luar ruang operasi. Setelah beberapa saat, dia memerintahkan pengawalnya dengan dingin, "Pergi ke pulau, bawa dia kembali."Mendengar itu, tubuh Lilia yang menegang perlahan rileks kembali. Dengan membawa Yuno kembali, entah mungkin mereka akan memenjarakan atau bagaimana, tentu hal pertama yang dilakukan ialah merawat Yuno terlebih dahulu. Dengan begitu, Yuno akan baik-baik saja, dan dirinya sendiri pun akhirnya bisa melepaskan Yuno."Lilia!"Mendengar suara Wina, Jihan segera berbalik menghadap arah lift. Dia melihat Jefri yang datang bersama Wina dan Sara segera
Baca selengkapnya

Bab 1128

Setelah membantu Lilia membersihkan diri, mereka berniat membawa Lilia menuju hotel untuk beristirahat. Namun, Lilia masih mencemaskan Reo dan bersikeras untuk menunggu hingga operasi selesai. Setelah diberi tahu dokter bahwa urat nadi pada tangan Reo berhasil disambungkan, Lilia pun merasa lega.Reo masih berada dalam pengaruh anestesi dan belum sadar. Setelah memastikan pria itu baik-baik saja, Lilia pun beranjak bangkit berkat bujukan Sara. Namun, sebelum sempat keluar dari rumah sakit, pengawal yang dikirim Jihan seketika menelepon."Pak Jihan, Yuno sudah mati, dia ditembak."Raut wajah Jihan berubah drastis. Tanpa menunggu pengawalnya menyelesaikan laporan, dia segera meletakkan ponselnya dan berbalik menatap Lilia dengan langkah yang melambat.Setelah merasa ragu beberapa detik, Jihan pun bersuara, "Lilia, Yuno sudah mati ...."Tubuh Lilia seketika menegang.Entah karena ketakutan atau lainnya, dia merasa tangannya mulai bergetar, kakinya melemah dan kesulitan untuk tetap berdiri
Baca selengkapnya

Bab 1129

Ketika Lilia keluar dari kamar mandi, Jihan, Jefri, Wina dan Sara sedang berdiri di luar pintu sembari menatapnya, seolah mereka sedang menunggu jawaban.Lilia mengepalkan tangannya erat dan bersuara tegas, "Aku yang menembaknya sampai mati, aku nggak mungkin bisa melihatnya untuk yang terakhir kali."Setelah berkata demikian, dia berjalan melewati keempatnya dan mempercepat langkahnya menuju bangsal, lalu duduk di samping ranjang Reo untuk menunggunya sadar.Sementara, polisi setempat yang menangani kasus itu bertanya pada Jihan menggunakan bahasa Kameria, "Apa katanya tadi?"Sorot mata Jihan terlihat makin dingin, layaknya sebongkah es, dia menatap dingin ke arah polisi tersebut, membuat polisi itu terintimidasi dan tak berani bertanya lebih lanjut.Wina yang perlahan mulai tenang dari keterkejutannya, melihat ke arah Lilia yang sedang duduk di samping ranjang Reo melalui kaca kamar rumah sakit. Meskipun kelihatannya tenang, sebenarnya Lilia sangat gelisah. Wina berpikir, mungkin Lil
Baca selengkapnya

Bab 1130

Daris yang baru saja tiba, melihat adik sepupunya seketika keluar dengan panik, langsung berteriak padanya, "Mau ke mana kamu?"Namun, Lilia tak menjawabnya dan langsung berlari keluar rumah sakit tanpa menoleh pada kakak sepupunya itu. Bahkan, Lilia sendiri bingung dengan aksinya, hanya terdapat sebuah suara yang tak hentinya melantunkan suara yang terus-menerus mengingatkannya, "Tunggu, tunggu sebentar lagi ...."Lilia tergesa-gesa kembali ke pulau itu, dan ketika dia menerobos masuk ke dalam ruangan sangkar burung, dia melihat Ivan yang terduduk di kursi roda bersama dengan Nurwan yang berdiri di samping pria itu. Kedua pria berbahu lebar itu tampak berbalut jas rapi dan menghalangi pemandangan dalam ruangan, dan menjadi pemandangan awal yang dilihat oleh Lilia.Melalui pancaran cahaya matahari dari celah atap kaca, cahaya tersebut menyoroti keduanya dengan sinar lembut berwarna keemasan. Seolah menyadari kedatangan Lilia, Ivan perlahan berbalik badan."Akhirnya kamu datang."Ketika
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111112113114115
...
156
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status