All Chapters of Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Chapter 71 - Chapter 80

2194 Chapters

Bab 71

Riko tidak lagi mengagumi kemegahan rumah itu dan terlihat cuek."Oh."Tommy pikir Riko lagi-lagi tidak percaya, jadi dia berkata, "Yuk sekarang kita pergi ke aula tempat para tamu. Tunggu aja, aku pasti akan membuktikannya padamu.""Oke, yuk."Saat ini aula tempat acara masih disiapkan.Sebagai menantu, Joanna tentu hadir dan mengawasi semua persiapan."Kalian semua kerja yang teliti ya, jangan sampai ada salah." Joanna berpesan sambil memangkas beberapa bunga pada rangkaian bunga, lalu berujar pada kepala pelayan, "Oh ya, jangan lupa kasih tahu aku kalau lihat ada wanita yang lumayan."Sudah lima tahun berlalu, Marshanda masih belum hamil anak Max.Joanna pun bertekad membuat rencana lain."Baik."Kepala pelayan memberi hormat, lalu pergi.Sesampainya di pintu, dia melihat dua anak kecil."Tuan Tommy."Kepala pelayan itu menyapa Tommy.Tommy mengibaskan tangannya.Kepala pelayan pun pergi.Joanna tidak punya kesan baik terhadap cucu keponakan yang satu ini. Setiap kali bertemu, dia p
Read more

Bab 72

Riko pura-pura bersikap waspada, "Nek, kata Bu Guru kita nggak boleh tanya-tanya tentang situasi keluarga orang lain, nggak sopan."Joanna tercekat dan menyadari memang barusan dia bertanya terlalu dalam.Namun, Joanna juga senang mendapati kepintaran anak ini. Lihat saja meski masih begitu kecil, dia sudah tahu untuk waspada terhadap orang asing."Maaf, Nenek yang salah."Dia mengangkat tangannya dan hendak mengelus kepala Riko.Tapi Riko menghindar.Tangan Joanna menggantung di udara kosong.Tommy tidak menyangka nenek yang selama ini mengabaikannya akan sangat menyukai Riko. Tommy pun merasa kesal."Nek, kami pergi dulu ya. Aku mau ajak Riko jalan-jalan."Joanna juga tidak melarang dan berpesan, "Oke, kalian main aja sana. Kalau butuh sesuatu bilang aja ya."Joanna tidak mau menyerah.Setelah kedua anak kecil itu pergi, Joanna memanggil sekretarisnya."Periksa identitas anak itu, terutama orang tuanya.""Ya."Anak ini sangat mirip dengan Max ketika dia masih kecil.Kalau Maxime puny
Read more

Bab 73

Tidak berapa lama, mobil itu pun berjalan mundur.Maxime menurunkan jendela mobil, menutup laptop dan menatap Reina dengan tajam.Hari ini, Reina mengenakan gaun berwarna putih gading yang punggungnya terbuka, gaun ini membuat kulitnya terlihat makin cerah.Mata Maxime bersinar karena terkejut.Tapi dia tidak penasaran, karena pengawalnya sudah melaporkan hal ini saat melihat Reina dan Alana pergi ke rumah Keluarga Sunandar."Kebetulan sekali," kata Maxime sambil tersenyum tipis.Mata Reina berbinar cerah, "Ya, kebetulan.""Naik."Maxime tidak berkata apa-apa lagi.Reina tidak menolak, dia masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya."Kamu datang untuk menemuiku?"Orang luar tentu tidak tahu jalanan ini, yang tahu hanya sopir Maxime."Aku cuma mau mencari ingatanku yang hilang, siapa tahu bisa mengingat sesuatu kalau ke sini." Reina berbohong dengan raut wajah alami.Sedangkan raut wajah Maxime tidak bisa ditebak saat mendengar perkataan Reina.Dia berkata pada sopir, "Pulang ke rumah
Read more

Bab 74

Suaranya parau Maxime sangat menghipnotis.Hanya Maxime yang tahu betapa sulitnya harus menahan diri.Tapi Maxime tidak mau langsung membuka diri pada Reina, dia harus tahu dulu apa tujuan Reina yang sebenarnya.Reina tertegun sejenak, lalu menatapnya dengan mata lembap dan berujar dengan lirih, "Memangnya kamu nggak mau?"Maxime yakin ada sesuatu yang dicari Reina. Jadi, Maxime pun mengubah topik."Sepertinya kamu salah paham? Barusan aku cuma mau membantu mengembalikan ingatanmu.""Cukup sampai di sini. Kita harus pergi ke pesta."Wajah Reina jadi tidak enak dilihat.Barusan itu mereka berciuman lama sekali, ada kali tujuh menit. Masa iya Maxime hanya mempermainkannya?Namun, Reina tidak menunjukkan kekesalannya dan menepis tangan Maxime.Maxime pun pergi ganti baju lalu pergi ke pesta bersama Reina....Jovan dan Tuan Besar Jacob juga datang ke pesta itu.Tuan Besar Jacob punya pemikiran yang sama dengan para senior keluarga lainnya. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menca
Read more

Bab 75

Marshanda menunduk dan melihat kepala anak kecil nongol di kakinya. Marshanda terlihat kesal, tapi dia tidak menunjukkannya.Dia membungkuk dan menjawab sambil tersenyum, "Iya, itu aku.""Nak, kok kamu sendirian? Mana orang tuamu?"Marshanda memperhatikan anak di depannya dengan cermat, fitur wajahnya sangat indah, matanya begitu cerah dan membuat tatapannya sangat hidup.Sekilas saja, Marshanda sudah tahu dia bukan anak orang biasa.Riko menatap Marshanda dengan polos dan berujar dengan serius, "Kata orang-orang, Tante sudah merebut ayahku dari ibu. Tante, boleh balikin ayahku nggak?"Seketika, Marshanda mematung.Para Nyonya keluarga terpandang di sekitarnya langsung menatap Marshanda dengan jijik.Mereka memang paling tidak suka dengan selebritis wanita yang bisanya mencari sensasi."Dasar nggak tahu malu!""Sudah punya Pak Maxime aja masih jadi simpanan pria lain?""Pantas Pak Maxime nggak mau menikahinya. Wanita seperti dia memang hanya untuk bersenang-senang."Seluruh tubuh Marsh
Read more

Bab 76

"Baik."Jovan memutuskan untuk membiarkan si bocah itu menghabiskan energinya.Lagi pula, pesta ulang tahun Tuan Besar Latief sedang berlangsung, tidak baik kalau dia sampai merusak kesenangan itu.Dia juga punya banyak waktu sekarang....Di sisi lain, Maxime dan Reina datang ke pesta sendiri-sendiri.Reina tidak ingin menarik perhatian orang lain di Keluarga Sunandar, jadi dia sengaja datang setelah Maxime masuk.Maxime bisa menebak maksud Reina dan tidak berkata apa-apa.Marshanda harus menyuap para wartawan untuk tidak memberitakan kekacauan kecil barusan.Setelah melihat Maxime datang, dia langsung menyesuaikan sikapnya dan berjalan menghampiri, "Kak Max, kok baru datang? Pestanya udah dimulai dari tadi, semua lagi memberi selamat pada Kakek. Udah lama banget lho aku nunggu kamu."Maxime tidak punya kebiasaan melaporkan apa yang dia lakukan pada orang lain.Jadi, Maxime menjawab dengan acuh tak acuh, "Ya nggak usah nunggu lah."Marshanda tersedak.Marshanda tidak terima diperlakuk
Read more

Bab 77

Kehormatan putranya jauh lebih penting dari apapun."Ayah, jangan marah. Biar aku usir dia sekarang juga."Marshanda yang masih belum sadar akan apa yang sudah terjadi hanya mempunyai firasat orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan aneh.Tiba-tiba, Joanna datang dengan marah dan langsung melemparkan ponsel ke wajah Marshanda. "Lihat kelakuanmu!"Marshanda mengambil ponsel itu dan mendapati kasus ini sudah terkuak.Dia hendak menjelaskan, tapi Joanna sudah berkata duluan, "Kalau kamu nggak mau terus dipermalukan, sebaiknya pergi dari sini sekarang juga."Bagi anggota Keluarga Sunandar, mengusir seorang artis semudah mengusir lalat.Marshanda tidak pernah menyangka dirinya akan terusir dengan begitu memalukan seperti ini.Dia duduk di mobil pengawal dan melamun. Dia tidak bisa memercayai kejadian ini.Tapi, begitu teringat perkataan Reina, dia pun langsung mengerti.Ini semua pasti ulah Reina!...Di sisi lain, Alana juga melihat berita yang telah dia dan Reina atur sejak lama.Merek
Read more

Bab 78

"Aku 'kan memukul anakku sendiri? Ilegal apanya?" batin Jovan.Jovan tahu Alana sedang bermain tarik ulur, dia ingin Jovan berinisiatif mengenali identitas si kecil."Sekeras itu usahamu untuk mendekatiku? Perbuatannya yang dulu juga atas suruhanmu, 'kan?"Alana tercengang.Riko juga bingung.Jovan mencondongkan tubuh ke arah Alana dan Riko, lalu menatap keduanya dengan tatapan dingin. "Apapun niatmu, aku akan bertanggung jawab atas anak itu, tapi aku nggak akan bertanggung jawab atas wanita seperti kamu."Dari cerita Reina sebelumnya, Alana sudah tahu kalau Jovan itu pria bajingan. Tidak disangka setelah melihat dengan mata kepala sendiri, pria ini ternyata sebajingan itu.Reina yang tidak bisa mengendalikan amarahnya pun langsung menampar wajah tampan Jovan.Seketika, Jovan tercengang."Siapa yang butuh tanggung jawabmu? Lebih baik aku menikah sama anjing daripada sama kamu!"Awalnya, Jovan membawa Riko ke sebuah tempat di sudut halaman untuk mendidiknya, tidak disangka Alana akan da
Read more

Bab 79

Alana menunjukkan pada Reina informasi yang dia temukan.Di sana tertulis bagaimana Marshanda memanfaatkan seorang pria untuk menjadi penyanyi selangkah demi selangkah selama di luar negeri."Aku nggak menyangka ternyata dia begitu kotor.""Aku tahu," kata Reina."Terus kenapa kamu nggak kasih tahu Maxime?"Alana agak bingung.Dia memberi tahu Reina tentang hal ini supaya dia bisa menunjukkannya pada Maxime.Siapa tahu keduanya bisa kembali bersatu.Reina mengerti maksud Alana, lalu berujar, "Maxime pasti bisa dapat informasi kalau dia memang mau menyelidiki."Barulah Alana mengerti."Terus kenapa dia bisa tertarik sama Marshanda ya? Apa ada udang dibalik batu? Aku sungguh nggak paham apa yang ada di benak para pria itu."Dulu Reina juga tidak paham.Lalu, Reina memposisikan dirinya seperti orang lain. Bukankah ceritanya dengan Maxime pun sama?Meski Reina tahu Maxime tidak mencintainya, Reina tetap memilih untuk menikah dengannya.Maxime juga tahu Marshanda bukan wanita baik-baik, tet
Read more

Bab 80

Dari kejauhan, Maxime melihat seorang wanita sedang duduk di depan komputer sambil berkonsentrasi pada pekerjaannya.Maxime berjalan cepat menghampirinya dan langsung membuka pintu dengan kasar tanpa mengetuk terlebih dulu.Suara ini mengejutkan Reina dan ketika mendongak, dia mendapati wajah tegas Maxime muncul di hadapannya.Begitu teringat akan berita yang menjelekkan Marshanda pagi ini, Reina teringat sikap Maxime dulu yang selalu membela Marshanda.Jadi, Reina tentu berpikir Marshanda sudah menyeret dirinya dan Maxime ke sini untuk membuat perhitungan dengannya.Reina berdiri dan mundur selangkah. "Pak Maxime, ada perlu apa?"Maxime melihat sikap hati-hati Reina dan sosok anak di foto tadi kembali terlintas dalam benaknya."Ikut aku pulang ke rumah. Sekarang!"Maxime sedang tidak tertarik dengan permainan amnesia Reina.Reina sangat terkejut.Pulang ke rumah?Rumah yang mana?Reina mengangkat kepalanya dan menatap wajah tampan Maxime."Pak Maxime, apa maksudmu?"Tenggorokan Maxime
Read more
PREV
1
...
678910
...
220
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status