All Chapters of Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Chapter 31 - Chapter 40

2187 Chapters

Bab 31

Suasana hati Jovan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, sebenarnya dalam hati dia ingin sekali buru-buru merangkai kata-kata untuk mengobrol dengan Reina.Bagaimana caranya memulai pembicaraan ini? Minta maaf?Atau bertanya ke mana saja Reina selama ini?Atau ... apa?Namun, sebelum Jovan menemukan jawaban, Reina sudah lebih dulu melewatinya tanpa meliriknya sedikit pun.Jovan tercengang.Saat Jovan tersadar dari lamunannya, Reina sudah masuk ke dalam mobil dan berujar dengan sopan pada sopir, "Ayo pergi."Jovan termangu menatap sosok Reina yang pergi, butuh waktu cukup lama sampai dia tersadar kembali. Jovan pun mengambil ponselnya dan hendak menelepon Maxime.Tetapi tangannya berhenti bergerak begitu teringat perlakuan Maxime pada Reina selama ini.Dengan egois, dia menuliskan nomor plat mobil Reina. Lalu mengutus orang untuk menyelidiki alamat tinggal Reina saat ini.Mobil Bentley hitam milik Reina melaju perlahan di jalan raya.Reina menatap ke luar jendela dengan tenang, tidak
Read more

Bab 32

Marshanda menekuk wajahnya. Dia juga tidak tahu apa yang terjadi, yang jelas sejak empat tahun lalu sikap Jovan berubah drastis, dia seperti orang yang berbeda dan selalu menutup mata terhadap berbagai permintaannya.Kalau Maxime ... Marshanda tidak yakin pria itu akan membantunya.Tetapi, Marshanda memegang prinsip untuk harus mendapatkan apa yang dia inginkan."Cari cara lain. Lakukan segala cara untuk mendapatkan lagunya."...Setelah Reina menutup telepon dari Happi Media, sinar dingin melintas di matanya yang tenang.Tidak ada yang mengenal Marshanda lebih baik darinya.Selama ini sebenarnya tidak ada yang bagus dari karier Marshanda di dunia hiburan maupun tarik suara.Dia hanya bisa menjiplak karya orang lain untuk merampas karier orang lain.Kalau bukan karena Maxime dan Jovan yang sukarela membantunya, dia pasti tidak bisa bertahan di industri ini.Tidak ada yang tahu betapa sulitnya penyandang tuna rungu untuk dapat menggubah musik.Selama ini Reina selalu bekerja keras untuk
Read more

Bab 33

Reina mengepalkan tinjunya.Maxime bisa merasakan tubuh Reina yang kaku. Dia melingkupi tangan mungil Reina dengan tangannya yang besar sambil terus menciumnya dengan penuh gairah.Punggung Reina menempel lekat ke dinding, hati kecilnya sekuat tenaga menekan perasaan perlawanan di hatinya.Riko dan Riki masih menunggunya pulang....Reina berencana mengikuti permainan Maxime, kebetulan dengan begini mungkin dia bisa langsung hamil.Begitu terpikir akan kemungkinan ini, Reina pun mulai menyambut ciuman Maxime.Maxime berhenti sejenak dan seketika tatapannya menjadi tajam. Dia langsung membuka kancing kerah bajunya dan melepaskan ikat pinggangnya.Reina baru selesai mandi, aroma segar tubuhnya langsung tercium oleh Maxime dan membuat detak jantungnya berdebar tidak karuan. Maxime tidak bisa mengontrol dirinya, dia langsung membaringkan Reina di sofa dan membuka jubah mandinya.Kepalan tangan Reina semakin erat.Dia tidak menatap Maxime, entah karena tidak berani atau tidak ingin. Namun, s
Read more

Bab 34

Setelah memasukkan obat ke dalam botol anggur, Reina mengganti pakaiannya. Dia memakai piyama tali ikat yang seksi dan setengah terbuka, lalu dia menghampiri Maxime dan menuangkan segelas anggur untuknya."Silakan."Tindakan Reina terlihat jelas di mata Maxime. Dia mengambil gelas anggur itu, tetapi tidak meminumnya dan mulai bercerita."Pertama kali kita bertemu saat kamu pulang ke Kota Simaliki."Reina membelalak, dia tidak menyangka ternyata Maxime ingat pertemuan pertama mereka.Reina tidak memberi tanggapan, dia hanya mendorong gelas anggur itu pada Maxime.Tidak disangka, Maxime malah mendorong kembali gelas itu dan berbalik mendesak Reina."Kamu minum duluan."Reina menatap anggur berisi obat itu, lalu meminumnya tanpa ragu-ragu.Minuman itu terasa pahit dan pedas.Reina tahu kalau dia sendiri menolak minum, Maxime pasti akan curiga.Maxime sudah lama berkecimpung dalam dunia bisnis, pria itu pasti bisa menangkap jebakannya kalau dia tidak hati-hati.Reina kembali menuangkan seg
Read more

Bab 35

Deron melihat Reina yang mengenakan piyama tipis sedang meringkuk di sudut kamar mandi. Tangan dan kakinya penuh dengan luka cakaran.Deron langsung mematikan keran air, mengambil jubah mandi untuk menyelimuti tubuh Reina."Kamu nggak apa-apa?"Sebenarnya suara Deron cukup keras, tetapi yang terdengar di telinga Reina sangat kecil.Reina akhirnya sadar kembali, dia menatap Deron dan menjawab dengan bibir pucat, "Nggak apa-apa.""Aku antar ke rumah sakit."Deron membungkuk untuk membopong Reina, tetapi dia menghindar.Reina menggigit bibirnya kuat-kuat dan menjawab, "Jangan!""Semua rumah sakit di Kota Simaliki bergantung pada Keluarga Tambolo. Jovan sudah tahu aku pulang. Kalau dia sampai tahu aku sudah minum obat, dia pasti akan memberi tahu Maxime!""Kalau Maxime tahu ada obat di anggur itu, ke depannya aku pasti sulit mendekatinya."Reina berusaha keras menarik napas.Empat tahun yang lalu, dia memalsukan kematiannya.Kalau bukan karena bantuan Revin, dia mungkin tidak akan bisa men
Read more

Bab 36

Marshanda kebetulan mendengar kalimat terakhir dari percakapan Ekki dan Maxime. Dia merasa agak aneh.Ekki bukan orang yang suka ikut campur. Jadi dia hanya menjawab asal tetapi tidak memberi tahu Marshanda tentang kabar kembalinya Reina.Marshanda cukup tahu diri untuk tidak lanjut bertanya, tetapi dalam hati dia merasa kesal pada Ekki. Setelah itu, Marshanda pun langsung menuju kantor Maxime."Kak Max, Festival Perahu Naga akan tiba sebentar lagi. Bibi minta malam ini kita pulang untuk makan malam bersama."Bibi yang dimaksud Marshanda adalah ibu Maxime.Tujuan ibunya sudah jelas, dia pasti mau mendesak keduanya untuk segera menikah dan memiliki anak.Maxime bahkan tidak mengangkat kepalanya dan langsung menjawab, "Ya."Setelah itu, Marshanda duduk di sofa di kantor Maxime."Hari ini aku nggak ada kegiatan. Aku akan menunggumu di sini."Seharian?Maxime menatapnya dengan tajam, "Kamu menganggur?"Marshanda tercengang.Sebelum dia sempat menjawab, Maxime sudah lebih dulu berkata denga
Read more

Bab 37

Tumbuh besar sebagai seorang yatim piatu, hal yang paling dibenci Marshanda adalah dipandang rendah orang lain.Kata-kata Jovan mengingatkannya pada betapa rendah dan memalukan dirinya saat pertama kali bergabung dalam lingkaran anak orang kaya beberapa tahun yang lalu!"Tunggu saja! Kalau aku sudah jadi Nyonya Sunandar, siapa yang berani meremehkanku!"...Marshanda tidak mengungkit tentang Reina, jadi sepertinya dia tidak tahu tentang kepulangan Reina.Jovan menunggu lama di luar Vila No.9."Pak Jovan, seharian ini Nona Reina nggak keluar rumah.""Apa perlu kita datangi dan ketuk pintunya?" Pengawal Jovan tidak ingin tuannya menunggu lebih lama lagi.Jovan menolak."Nggak, kita tunggu sampai dia keluar sendiri."Jovan sangat bersemangat waktu bertemu Reina kemarin, ingin sekali rasanya dia langsung menemui Reina dan menanyakan kejadian waktu itu.Namun, saat teringat sikapnya yang buruk pada Reina dulu, Jovan tidak berani langsung mendatanginya begitu saja.Jovan yakin penantiannya a
Read more

Bab 38

Reina tidak ingin berurusan dengan pria tidak tahu diri, yang membalas air susu dengan air tuba."Maaf, beberapa tahun yang lalu aku sakit parah dan melupakan banyak hal."Setelah selesai bicara, Reina langsung balik badan dan berjalan kembali ke vilanya.Jovan mematung di tempat.Tidak ingat?Jovan menoleh dan terpaku menatap sosok Reina yang berlalu pergi untuk waktu yang cukup lama.Para pengawal yang berjaga di samping merasa heran. Ini adalah pertama kalinya dia melihat majikan mereka melamun begitu lama. Tidak ada seorang pun dari mereka yang berani maju menghampiri.Sesampainya di vila, Reina yang kelelahan langsung duduk terkulai di sofa. Dia tidak tahu bahwa saat ini di Bandara Astania, Alana sudah membeli tiket pesawat.Malam ini juga dia akan tiba di Kota Simaliki.Riko yang cerdas juga membeli tiket di penerbangan yang sama secara daring. Dia diam-diam pergi ke bandara dan mengikuti orang dewasa lain untuk naik ke pesawat.Pukul tujuh malam, Alana yang baru saja mendarat la
Read more

Bab 39

Alana sampai terdiam, tetapi dia tetap berujar. "Kamu itu bukan anak kecil, kamu itu rubah cilik!"Riko menepuk pundak Alana dan berkata, "Ya sudah kita damai saja ya. Nanti aku yang akan tanggung jawab kalau ditanya Mama."Alana mau menangis.Rasanya seperti sedang ditipu oleh anak kecil. Intinya, dia jelas tidak bisa memulangkan Riko seorang diri.Meski sebenarnya dia merasa Riko akan baik-baik saja kalau terbang sendirian."Tunggu dulu di sini. Aku mau menelepon Nana, Bu Lyann pasti sangat mengkhawatirkanmu.""Tenang saja, aku sudah meninggalkan pesan untuk nenek dan bilang kalau aku pergi denganmu," jawab Riko.Rubah cilik ini! Ugh!Alana tetap mengambil ponsel dan menelepon Reina.Di sisi lain.Reina menuangkan segelas air hangat untuk dirinya sendiri, lalu duduk di balkon sambil menjawab telepon dari Alana."Alana."Alana melirik Riko di sampingnya dengan rasa bersalah. "Nana, sebenarnya aku mau memberimu kejutan ... tapi ...."Reina bingung, "Ada apa?""Aku sudah pulang ke Kota
Read more

Bab 40

Maxime membalas, "Oke."Melihat Maxime akhirnya berhenti bekerja, Marshanda pun bertanya, "Pesan dari Bibi? Apa dia mendesak kita lagi?"Maxime menjawab singkat dan terlihat tidak sabar, "Bukan."Marshanda ingin bertanya lebih lanjut tentang pesan itu, tetapi Maxime sudah lebih dulu melihat ke luar jendela.Mobil mereka melewati pintu masuk Restoran Arum Manis.Di luar tempat yang megah itu, ada seorang dewasa menggandeng seorang anak kecil turun dari sebuah mobil Bentley.Mata Maxime seketika tertuju pada anak laki-laki itu. Dia mengenakan topi dan masker sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. Tetapi entah mengapa Maxime merasa sangat familiar.Dia melihat kedua orang itu masuk ke dalam restoran.Maxime pun berkata pada sopir, "Berhenti."Marshanda bertanya bingung, "Ada apa?"Maxime tidak menjawab, dia langsung membuka pintu mobil dan berjalan keluar.Di Restoran Arum Manis.Begitu Alana dan Riko sampai, Riko ingin ke toilet dulu. Jadi Alana menelepon Reina untuk turun dan menjemput
Read more
PREV
123456
...
219
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status