Share

Bab 34

Author: Kacang Merah
Setelah memasukkan obat ke dalam botol anggur, Reina mengganti pakaiannya. Dia memakai piyama tali ikat yang seksi dan setengah terbuka, lalu dia menghampiri Maxime dan menuangkan segelas anggur untuknya.

"Silakan."

Tindakan Reina terlihat jelas di mata Maxime. Dia mengambil gelas anggur itu, tetapi tidak meminumnya dan mulai bercerita.

"Pertama kali kita bertemu saat kamu pulang ke Kota Simaliki."

Reina membelalak, dia tidak menyangka ternyata Maxime ingat pertemuan pertama mereka.

Reina tidak memberi tanggapan, dia hanya mendorong gelas anggur itu pada Maxime.

Tidak disangka, Maxime malah mendorong kembali gelas itu dan berbalik mendesak Reina.

"Kamu minum duluan."

Reina menatap anggur berisi obat itu, lalu meminumnya tanpa ragu-ragu.

Minuman itu terasa pahit dan pedas.

Reina tahu kalau dia sendiri menolak minum, Maxime pasti akan curiga.

Maxime sudah lama berkecimpung dalam dunia bisnis, pria itu pasti bisa menangkap jebakannya kalau dia tidak hati-hati.

Reina kembali menuangkan seg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
Reinaaaaaaaaaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 35

    Deron melihat Reina yang mengenakan piyama tipis sedang meringkuk di sudut kamar mandi. Tangan dan kakinya penuh dengan luka cakaran.Deron langsung mematikan keran air, mengambil jubah mandi untuk menyelimuti tubuh Reina."Kamu nggak apa-apa?"Sebenarnya suara Deron cukup keras, tetapi yang terdengar di telinga Reina sangat kecil.Reina akhirnya sadar kembali, dia menatap Deron dan menjawab dengan bibir pucat, "Nggak apa-apa.""Aku antar ke rumah sakit."Deron membungkuk untuk membopong Reina, tetapi dia menghindar.Reina menggigit bibirnya kuat-kuat dan menjawab, "Jangan!""Semua rumah sakit di Kota Simaliki bergantung pada Keluarga Tambolo. Jovan sudah tahu aku pulang. Kalau dia sampai tahu aku sudah minum obat, dia pasti akan memberi tahu Maxime!""Kalau Maxime tahu ada obat di anggur itu, ke depannya aku pasti sulit mendekatinya."Reina berusaha keras menarik napas.Empat tahun yang lalu, dia memalsukan kematiannya.Kalau bukan karena bantuan Revin, dia mungkin tidak akan bisa men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 36

    Marshanda kebetulan mendengar kalimat terakhir dari percakapan Ekki dan Maxime. Dia merasa agak aneh.Ekki bukan orang yang suka ikut campur. Jadi dia hanya menjawab asal tetapi tidak memberi tahu Marshanda tentang kabar kembalinya Reina.Marshanda cukup tahu diri untuk tidak lanjut bertanya, tetapi dalam hati dia merasa kesal pada Ekki. Setelah itu, Marshanda pun langsung menuju kantor Maxime."Kak Max, Festival Perahu Naga akan tiba sebentar lagi. Bibi minta malam ini kita pulang untuk makan malam bersama."Bibi yang dimaksud Marshanda adalah ibu Maxime.Tujuan ibunya sudah jelas, dia pasti mau mendesak keduanya untuk segera menikah dan memiliki anak.Maxime bahkan tidak mengangkat kepalanya dan langsung menjawab, "Ya."Setelah itu, Marshanda duduk di sofa di kantor Maxime."Hari ini aku nggak ada kegiatan. Aku akan menunggumu di sini."Seharian?Maxime menatapnya dengan tajam, "Kamu menganggur?"Marshanda tercengang.Sebelum dia sempat menjawab, Maxime sudah lebih dulu berkata denga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 37

    Tumbuh besar sebagai seorang yatim piatu, hal yang paling dibenci Marshanda adalah dipandang rendah orang lain.Kata-kata Jovan mengingatkannya pada betapa rendah dan memalukan dirinya saat pertama kali bergabung dalam lingkaran anak orang kaya beberapa tahun yang lalu!"Tunggu saja! Kalau aku sudah jadi Nyonya Sunandar, siapa yang berani meremehkanku!"...Marshanda tidak mengungkit tentang Reina, jadi sepertinya dia tidak tahu tentang kepulangan Reina.Jovan menunggu lama di luar Vila No.9."Pak Jovan, seharian ini Nona Reina nggak keluar rumah.""Apa perlu kita datangi dan ketuk pintunya?" Pengawal Jovan tidak ingin tuannya menunggu lebih lama lagi.Jovan menolak."Nggak, kita tunggu sampai dia keluar sendiri."Jovan sangat bersemangat waktu bertemu Reina kemarin, ingin sekali rasanya dia langsung menemui Reina dan menanyakan kejadian waktu itu.Namun, saat teringat sikapnya yang buruk pada Reina dulu, Jovan tidak berani langsung mendatanginya begitu saja.Jovan yakin penantiannya a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 38

    Reina tidak ingin berurusan dengan pria tidak tahu diri, yang membalas air susu dengan air tuba."Maaf, beberapa tahun yang lalu aku sakit parah dan melupakan banyak hal."Setelah selesai bicara, Reina langsung balik badan dan berjalan kembali ke vilanya.Jovan mematung di tempat.Tidak ingat?Jovan menoleh dan terpaku menatap sosok Reina yang berlalu pergi untuk waktu yang cukup lama.Para pengawal yang berjaga di samping merasa heran. Ini adalah pertama kalinya dia melihat majikan mereka melamun begitu lama. Tidak ada seorang pun dari mereka yang berani maju menghampiri.Sesampainya di vila, Reina yang kelelahan langsung duduk terkulai di sofa. Dia tidak tahu bahwa saat ini di Bandara Astania, Alana sudah membeli tiket pesawat.Malam ini juga dia akan tiba di Kota Simaliki.Riko yang cerdas juga membeli tiket di penerbangan yang sama secara daring. Dia diam-diam pergi ke bandara dan mengikuti orang dewasa lain untuk naik ke pesawat.Pukul tujuh malam, Alana yang baru saja mendarat la

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 39

    Alana sampai terdiam, tetapi dia tetap berujar. "Kamu itu bukan anak kecil, kamu itu rubah cilik!"Riko menepuk pundak Alana dan berkata, "Ya sudah kita damai saja ya. Nanti aku yang akan tanggung jawab kalau ditanya Mama."Alana mau menangis.Rasanya seperti sedang ditipu oleh anak kecil. Intinya, dia jelas tidak bisa memulangkan Riko seorang diri.Meski sebenarnya dia merasa Riko akan baik-baik saja kalau terbang sendirian."Tunggu dulu di sini. Aku mau menelepon Nana, Bu Lyann pasti sangat mengkhawatirkanmu.""Tenang saja, aku sudah meninggalkan pesan untuk nenek dan bilang kalau aku pergi denganmu," jawab Riko.Rubah cilik ini! Ugh!Alana tetap mengambil ponsel dan menelepon Reina.Di sisi lain.Reina menuangkan segelas air hangat untuk dirinya sendiri, lalu duduk di balkon sambil menjawab telepon dari Alana."Alana."Alana melirik Riko di sampingnya dengan rasa bersalah. "Nana, sebenarnya aku mau memberimu kejutan ... tapi ...."Reina bingung, "Ada apa?""Aku sudah pulang ke Kota

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 40

    Maxime membalas, "Oke."Melihat Maxime akhirnya berhenti bekerja, Marshanda pun bertanya, "Pesan dari Bibi? Apa dia mendesak kita lagi?"Maxime menjawab singkat dan terlihat tidak sabar, "Bukan."Marshanda ingin bertanya lebih lanjut tentang pesan itu, tetapi Maxime sudah lebih dulu melihat ke luar jendela.Mobil mereka melewati pintu masuk Restoran Arum Manis.Di luar tempat yang megah itu, ada seorang dewasa menggandeng seorang anak kecil turun dari sebuah mobil Bentley.Mata Maxime seketika tertuju pada anak laki-laki itu. Dia mengenakan topi dan masker sehingga wajahnya tidak terlihat jelas. Tetapi entah mengapa Maxime merasa sangat familiar.Dia melihat kedua orang itu masuk ke dalam restoran.Maxime pun berkata pada sopir, "Berhenti."Marshanda bertanya bingung, "Ada apa?"Maxime tidak menjawab, dia langsung membuka pintu mobil dan berjalan keluar.Di Restoran Arum Manis.Begitu Alana dan Riko sampai, Riko ingin ke toilet dulu. Jadi Alana menelepon Reina untuk turun dan menjemput

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 41

    Wajah Riko semakin memerah seperti buah apel.Dia terbatuk dua kali dan berbisik pada ibunya, "Mama, aku itu sudah besar. Apalagi di sini ada Tante Alana."Karena ucapannya ini, suasana mencekam yang tadi timbul karena kehadiran Maxime pun sudah mencair. Suasana kembali hangat.Ini adalah pertama kalinya Alana melihat Riko si rubah cilik ini malu-malu, dia pun menggodanya."Ohh, ternyata ada yang pernah dipukul pantatnya ...."Riko melirik sinis. "Nggak!"Riko yang seperti ini baru terlihat seperti anak-anak.Reina menatap putranya yang masih berusaha menjelaskan pada Alana. Kemarahan yang awalnya timbul di hati Reina karena ulah Riko pun lenyap.Riko dan Riki adalah harta tak ternilai yang Tuhan anugerahkan padanya. Kedua anak ini tidak mungkin membuatnya marah.Lagi pula, di sepanjang perjalanan ke sini tadi, Reina sudah mempertimbangkan masak-masak.Mungkin dia bisa terus menghindari Maxime, tapi apa kedua anaknya juga harus menghindar?Jelas-jelas mereka tidak melakukan kesalahan a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 42

    Riko merasa kesuciannya sedang dipertaruhkan di sini.Setelah selesai mandi, Riko buru-buru berlari ke kamar untuk istirahat....Saat ini, di kediaman Keluarga Debrista.Maxime menerima kabar dari orang suruhannya bahwa Reina sudah pulang ke vila setelah acara makan tadi.Ketidakfokusan Maxime di acara makan malam ini tertangkap oleh ibunya dan Marshanda."Marsha, kamu 'kan jarang-jarang main ke sini, malam ini tidur di sini saja. Besok Om juga sudah pulang, dia bilang mau bertemu denganmu," ujar Joanna.Ayah Maxime adalah pria paruh baya yang masih suka 'main', dia punya banyak simpanan dan jarang pulang ke rumah.Marshanda mengangguk malu-malu."Oke."Maxime tidak peduli dengan percakapan di antara kedua wanita itu. Dia hanya makan sedikit, lalu hendak pergi meninggalkan ruang makan."Max, kamu mau pergi kemana?" Joanna bertanya bingung."Pulang."Joanna tertegun, dia mengerti yang dimaksud Maxime adalah pulang ke Vila Magenta.Itu 'kan tempat dimana dia dan Reina tinggal setelah me

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status