Semua Bab Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Bab 181 - Bab 190

2090 Bab

Bab 181

Semua baru selesai saat larut malam.Meski Maxime belum bangun, dia memeluk Reina erat-erat.Reina senang melihat sperma Maxime yang ada di dalam botol, ini adalah benda yang susah payah didapatkannya. Reina pun sadar, sekarang sudah waktunya untuk pergi.Dia ingin melepaskan diri dari pelukan Maxime, tapi pria itu memeluknya lebih erat.Karena tidak punya pilihan lain, Reina pun diam-diam menyembunyikannya di kolong kasur dan berencana membawanya pergi setelah Maxime pergi kerja.Menatap Maxime yang sedang tidur nyenyak, Reina merasa bersalah dan berkata dalam hati."Permintaan maafku tadi itu tulus. Aku benar-benar minta maaf ke kamu, tapi bukan karena pura-pura mati dan pergi.""Permintaan maafku tadi untuk apa yang terjadi kali ini ...."Reina bisa hamil karena paksaan Maxime.Jadi, dalam hal ini Reina tidak merasa berutang pada Maxime. Namun kali ini, Reina tahu dia salah karena sudah menyembunyikan alasan yang sebenarnya dari Maxime.Namun, Reina tidak punya jalan lain. Hanya den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 182

Reina menatap Maxime dengan tidak percaya.Maxime tidak marah, dia menatap Reina dan berkata, "Sekarang katakan, sebenarnya kamu mau apa?"Jarak keduanya sangat dekat, Reina pun berbohong di bawah tatapan Maxime yang penuh emosi, "Aku nggak terima, aku mau benar-benar memilikimu sekali aja."Lagi-lagi bohong.Maxime menarik kepala Reina dan membenamkannya dalam pelukannya. Maxime tertawa pelan dan kembali bertanya, "Sekarang sudah, lalu?""Apa kamu akan pergi ninggalin aku lagi?"Reina dipegang erat oleh telapak tangan Maxime yang besar, kekuatan pria itu membuat bahunya terasa mau patah."Aku ...."Sebelum Reina menyelesaikan kata-katanya, Maxime menyela, "Percaya atau nggak, kamu nggak mungkin bisa pergi dari Kota Simaliki tanpa seizinku!"Tubuh Reina sedikit gemetar, dia menjawab, "Aku 'kan sudah janji akan pergi kalau sudah membayar utang. Lagian, Riki 'kan ada ditanganmu.""Dari mana kamu bisa dapat uang sebanyak itu?" tanya Maxime.Meski Maxime sudah tahu Reina adalah seorang kom
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 183

Sejak memilih untuk bercerai, Reina tidak pernah berpikir ingin menjadi pasangan suami-istri sungguhan dengan Maxime.Maxime membelai rambut di pelipis Reina, "Panggil aku."Reina membuka bibir merahnya dan berujar dengan lirih, "Max."Awalnya Maxime masih ingin mencium Reina, sayangnya bel pintu rumah mereka berbunyi dan merusak momen indah itu.Orang yang mengantarkan makanan untuk mereka sudah datang.Satu jam kemudian.Setelah selesai mandi, mereka pun makan bersama."Hari ini nggak ada urusan yang perlu kamu urus di kantor?" tanya Reina ragu-ragu.Maxime menyadari sepertinya Reina ingin dia pergi."Ya, aku sudah menyerahkan sebagian besar pekerjaanku pada orang lain."Harusnya memang dari awal begini. Sebagai pimpinan perusahaan tentu banyak urusan yang harus dia kerjakan sehingga harusnya dia bagi-bagi dengan orang lain.Reina pun khawatir, kalau Maxime tidak pergi gimana caranya dia bisa kembali ke kamar dan mengambil botol sperma itu?Maxime menatap gelagat Reina dan berkata, "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 184

Dalam perjalanan menuju Kabupaten Sariang, hujan turun deras.Reina duduk di kursi penumpang dan tidak sengaja menatap wajah tampan Maxime. Reina menarik napas lalu melihat ke luar jendela.Sejujurnya sebelum bisa mendapatkan Maxime, Reina selalu merasa sulit untuk dekat dengan pria ini.Tapi sekarang, dia sudah menyentuh setiap inci tubuh Maxime.Benar juga kata pepatah. Sedingin dan sesulit apa pun seorang pria dijangkau, begitu berhasil menyentuh sedikit saja, hubungan yang terjalin pasti akan berbeda jauh.Maxime sadar Reina menatapnya, jadi Maxime menggandeng tangan Reina."Aku nggak terbiasa kamu diam begini."Reina menatap Maxime dan mendengarnya berkata, "Dulu kamu suka cerita panjang banget."Reina tersenyum pahit."Kamu lupa ya, dulu kamu yang bilang nggak suka dengar aku berisik."Maxime terkejut.Suasana di dalam mobil tiba-tiba menjadi dingin.Reina sadar sepertinya dia sudah merusak suasana dengan jawaban itu, jadi dia sengaja mencari topik untuk membangkitkan suasana."S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 185

Di bawah cahaya remang-remang kamar, Reina menatap wajah Maxime dan tidak tahu harus berkata apa.Maxime menunduk dan mencium kening Reina.Tangan Reina di atas selimut sedikit menegang."Aku ... nggak mau, aku capek."Maxime tidak bergerak lebih lanjut, dia hanya berbaring, memeluk Reina erat-erat dan tidak berkata apa-apa.Reina yang bersandar di pelukan Maxime bisa mendengar detak jantungnya yang begitu cepat."Max ....""Ya.""Kamu ingat nggak waktu pertama kali kita pelukan?" tanya Reina tiba-tiba.Maxime ingat, yaitu di malam pernikahan mereka.Waktu itu ayah Reina baru meninggal, tapi Maxime langsung menarik Reina pergi.Maxime tidak mengerti mengapa Reina tiba-tiba menanyakan hal ini, karena dipikir Reina menyalahkannya, Maxime pun berkata, "Aku janji kejadian yang dulu nggak akan terulang."Dia jarang meminta maaf, jadi perkataan ini bagi Maxime adalah caranya meminta maaf.Reina menatap Maxime dengan bingung, dia tidak mengerti apa maksud Maxime.Padahal seingat Reina mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 186

Setelah mendengar perkataan ini, Reina pun menggandeng Maxime, memeluknya sambil mengecup bibir Maxime dengan lembut.Reina pikir seperti ini cukup, ternyata Maxime menyambut tindakan Reina. Dia langsung meletakkan sarapan yang tadi dibelinya, menopang kepala Reina dan memperdalam ciumannya.Maxime tidak paham, mengapa di saat mereka berdua melakukan hal seintim ini, dia tidak melihat gejolak emosi di mata Reina.Maxime yang gemas pun menggigit bibir Reina.Reina mengernyit kesakitan dan mencoba mendorong Maxime menjauh. Sayang, Maxime malah mempererat pelukannya.Reina pun balas menggigit Maxime, keduanya baru berhenti setelah merasa rasa darah.Dengan napas yang tersengal-sengal, Maxime meletakkan telapak tangannya yang besar di wajah mungil Reina sembari berkata, "Tatap aku dan panggil namaku."Reina mendongak, dia menatap bibir merah merona Maxime yang digigitnya tadi."Max."Tatapan Reina terlihat sangat tenang, tidak lagi penuh gairah dan devosi seperti Reina yang dulu.Hati Maxi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 187

Di dalam kamar itu ada banyak sekali barang peninggalan ayah Reina. Salah satunya ada sebuah lukisan yang dilukis ayah Reina sendiri untuknya.Setelah ayahnya meninggal tahun itu, ibunya, Treya dan adik laki-lakinya tidak bisa mengelola perusahaan dengan baik. Pada akhirnya mereka harus melelang semua barang berharga milik keluarga.Dalam kepulangannya kali ini, Reina juga berusaha sekuat tenaga untuk menemukan barang peninggalan ayahnya, terutama lukisan ini.Dalam lukisan itu ada sosok Reina yang masih berusia 10 tahun. Reina mengenakan gaun putih dan duduk di balkon sambil memegang karangan bunga besar dan tersenyum begitu cerah.Reina berjalan selangkah demi selangkah sambil mengingat sosok ayahnya, tatapannya tidak pernah lepas dari lukisan itu.Reina mengingat wajah ayahnya yang begitu lembut saat melukis dirinya.Reina mengulurkan tangan dan menyentuh lukisan itu dengan lembut, lalu berujar dengan tercekat, "Kukira nggak bisa ketemu lukisan ini lagi selamanya."Karena lukisan in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bab 188

"Duar!" Kembang api yang begitu terang menghiasi langit.Di samping Reina ada sepasang kekasih, di saat ini si gadis itu meraih tangan pacarnya dan berkata, "Kita harus bersama selamanya ya."Reina yang berada di belakang mereka tiba-tiba ingin pacaran.Sejak dia jatuh cinta pada Maxime, Reina menolak semua cinta pria di sekitarnya. Reina yang belum pernah pacaran langsung menikah dengan Maxime, jadi dia tidak tahu rasanya pacaran.Sambil menatap langit yang gelap, mata Reina tertutup kabut air mata dan dia berkata dalam hati, "Ayah, aku menyesal.""Aku menyesal menikahi Maxime, kenapa waktu itu aku bersikeras memilih seseorang yang nggak cinta sama aku."Pukul setengah sembilan, pertunjukan kembang api berakhir.Kerumunan pun bubar.Ketika Ekki pergi untuk menjemput Reina, Ekki melihat Reina berdiri sendirian di tepi sungai. Reina terlihat sangat kesepian.Ekki teringat dengan kata-kata tunangannya kemarin lusa, "Kalau kamu mencintai seseorang, harusnya kamu harus memberinya rasa aman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-13
Baca selengkapnya

Bab 189

Di Vila Magenta.Setelah Reina menutup telepon dengan Alana, giliran Revin yang meneleponnya.Reina langsung mengangkatnya dan mendengar Revin berkata, "Hari ini aku menyuruh orang membawa Roy menemui Marshanda lagi."Jantung Reina berdetak kencang, jangan-jangan Marshanda memang benar-benar disakiti Roy?"Kamu tahu nggak ternyata Marshanda mau membunuh Roy. Kalau bukan karena anak buahku, Roy pasti sudah mati."Revin memberi tahu Reina bahwa dia membuat rencana supaya Roy mengetahui sifat asli Marshanda.Tapi pria bodoh itu tidak pernah mau memercayainya, bahkan hari ini Roy sengaja pergi ke rumah Marshanda.Awalnya Marshanda berpura-pura menyambut Roy dengan tulus, lalu wanita itu diam-diam memberinya obat tidur. Setelah Roy tertidur, Marshanda menyalakan gas supaya penyebab kematian Roy dianggap sebagai kecelakaan yang tidak disengaja.Sayangnya, Roy ditemukan dan ditolong oleh anak buah Revin.Marshanda sangat ketakutan sehingga dia mulai melukai dirinya sendiri. Marshanda bahkan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-14
Baca selengkapnya

Bab 190

"Jangan khawatir, biar aku yang urus," kata Revin.Erik tahu tindakannya ini percuma, jadi dia tidak terus membujuk Revin. "Hei, aku mau gosip. Tahu nggak si pacar Maxime itu lagi terluka. Kamu heran nggak sih, Maxime itu hebat banget dalam berbisnis, tapi kalau dalam urusan cinta mah, ah payah. Masa dia malah milih perempuan murahan begitu?""Aku nggak tertarik." Revin menjawab acuh tak acuh.Erik sadar dia sudah salah bicara, karena wanita pilihan Maxime bukan hanya Marshanda sebagai pacarnya, tetapi ada Reina juga, wanita yang dicintai Revin.Erik langsung mengubah topik, "Rencananya kamu mau pulang kapan?"Revin menatap ke luar jendela dengan tatapan yang dalam, "Nanti."Erik makin khawatir. Anggota Keluarga Lander lainnya yang tamak sedang mengawasi pergerakan Revin. Kalau Revin terlalu lama berada di Kota Simaliki, takutnya hak waris Keluarga Lander jatuh ke tangan orang lain....Di rumah sakit.Marshanda terbaring lemah dengan perban melilit lehernya dan wajahnya terlihat pucat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
209
DMCA.com Protection Status