Share

Bab 182

Penulis: Kacang Merah
Reina menatap Maxime dengan tidak percaya.

Maxime tidak marah, dia menatap Reina dan berkata, "Sekarang katakan, sebenarnya kamu mau apa?"

Jarak keduanya sangat dekat, Reina pun berbohong di bawah tatapan Maxime yang penuh emosi, "Aku nggak terima, aku mau benar-benar memilikimu sekali aja."

Lagi-lagi bohong.

Maxime menarik kepala Reina dan membenamkannya dalam pelukannya. Maxime tertawa pelan dan kembali bertanya, "Sekarang sudah, lalu?"

"Apa kamu akan pergi ninggalin aku lagi?"

Reina dipegang erat oleh telapak tangan Maxime yang besar, kekuatan pria itu membuat bahunya terasa mau patah.

"Aku ...."

Sebelum Reina menyelesaikan kata-katanya, Maxime menyela, "Percaya atau nggak, kamu nggak mungkin bisa pergi dari Kota Simaliki tanpa seizinku!"

Tubuh Reina sedikit gemetar, dia menjawab, "Aku 'kan sudah janji akan pergi kalau sudah membayar utang. Lagian, Riki 'kan ada ditanganmu."

"Dari mana kamu bisa dapat uang sebanyak itu?" tanya Maxime.

Meski Maxime sudah tahu Reina adalah seorang kom
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
March Miloo
Hm 1 bab cuman 6/7/8 ms saja nggak cukup
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
hmhmhm, ternyata ceritanya buat lelah,. Ribet banget hidup si Reina dan Maxime, tapi iya lah..kalau gak gitu gak ada cerita ini,hehhe... Disini saya yg salah...Jadi sudah saat nya saya pergi dan menghapus kisah ini dari pustaka sya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 183

    Sejak memilih untuk bercerai, Reina tidak pernah berpikir ingin menjadi pasangan suami-istri sungguhan dengan Maxime.Maxime membelai rambut di pelipis Reina, "Panggil aku."Reina membuka bibir merahnya dan berujar dengan lirih, "Max."Awalnya Maxime masih ingin mencium Reina, sayangnya bel pintu rumah mereka berbunyi dan merusak momen indah itu.Orang yang mengantarkan makanan untuk mereka sudah datang.Satu jam kemudian.Setelah selesai mandi, mereka pun makan bersama."Hari ini nggak ada urusan yang perlu kamu urus di kantor?" tanya Reina ragu-ragu.Maxime menyadari sepertinya Reina ingin dia pergi."Ya, aku sudah menyerahkan sebagian besar pekerjaanku pada orang lain."Harusnya memang dari awal begini. Sebagai pimpinan perusahaan tentu banyak urusan yang harus dia kerjakan sehingga harusnya dia bagi-bagi dengan orang lain.Reina pun khawatir, kalau Maxime tidak pergi gimana caranya dia bisa kembali ke kamar dan mengambil botol sperma itu?Maxime menatap gelagat Reina dan berkata, "

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 184

    Dalam perjalanan menuju Kabupaten Sariang, hujan turun deras.Reina duduk di kursi penumpang dan tidak sengaja menatap wajah tampan Maxime. Reina menarik napas lalu melihat ke luar jendela.Sejujurnya sebelum bisa mendapatkan Maxime, Reina selalu merasa sulit untuk dekat dengan pria ini.Tapi sekarang, dia sudah menyentuh setiap inci tubuh Maxime.Benar juga kata pepatah. Sedingin dan sesulit apa pun seorang pria dijangkau, begitu berhasil menyentuh sedikit saja, hubungan yang terjalin pasti akan berbeda jauh.Maxime sadar Reina menatapnya, jadi Maxime menggandeng tangan Reina."Aku nggak terbiasa kamu diam begini."Reina menatap Maxime dan mendengarnya berkata, "Dulu kamu suka cerita panjang banget."Reina tersenyum pahit."Kamu lupa ya, dulu kamu yang bilang nggak suka dengar aku berisik."Maxime terkejut.Suasana di dalam mobil tiba-tiba menjadi dingin.Reina sadar sepertinya dia sudah merusak suasana dengan jawaban itu, jadi dia sengaja mencari topik untuk membangkitkan suasana."S

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 185

    Di bawah cahaya remang-remang kamar, Reina menatap wajah Maxime dan tidak tahu harus berkata apa.Maxime menunduk dan mencium kening Reina.Tangan Reina di atas selimut sedikit menegang."Aku ... nggak mau, aku capek."Maxime tidak bergerak lebih lanjut, dia hanya berbaring, memeluk Reina erat-erat dan tidak berkata apa-apa.Reina yang bersandar di pelukan Maxime bisa mendengar detak jantungnya yang begitu cepat."Max ....""Ya.""Kamu ingat nggak waktu pertama kali kita pelukan?" tanya Reina tiba-tiba.Maxime ingat, yaitu di malam pernikahan mereka.Waktu itu ayah Reina baru meninggal, tapi Maxime langsung menarik Reina pergi.Maxime tidak mengerti mengapa Reina tiba-tiba menanyakan hal ini, karena dipikir Reina menyalahkannya, Maxime pun berkata, "Aku janji kejadian yang dulu nggak akan terulang."Dia jarang meminta maaf, jadi perkataan ini bagi Maxime adalah caranya meminta maaf.Reina menatap Maxime dengan bingung, dia tidak mengerti apa maksud Maxime.Padahal seingat Reina mereka

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 186

    Setelah mendengar perkataan ini, Reina pun menggandeng Maxime, memeluknya sambil mengecup bibir Maxime dengan lembut.Reina pikir seperti ini cukup, ternyata Maxime menyambut tindakan Reina. Dia langsung meletakkan sarapan yang tadi dibelinya, menopang kepala Reina dan memperdalam ciumannya.Maxime tidak paham, mengapa di saat mereka berdua melakukan hal seintim ini, dia tidak melihat gejolak emosi di mata Reina.Maxime yang gemas pun menggigit bibir Reina.Reina mengernyit kesakitan dan mencoba mendorong Maxime menjauh. Sayang, Maxime malah mempererat pelukannya.Reina pun balas menggigit Maxime, keduanya baru berhenti setelah merasa rasa darah.Dengan napas yang tersengal-sengal, Maxime meletakkan telapak tangannya yang besar di wajah mungil Reina sembari berkata, "Tatap aku dan panggil namaku."Reina mendongak, dia menatap bibir merah merona Maxime yang digigitnya tadi."Max."Tatapan Reina terlihat sangat tenang, tidak lagi penuh gairah dan devosi seperti Reina yang dulu.Hati Maxi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 187

    Di dalam kamar itu ada banyak sekali barang peninggalan ayah Reina. Salah satunya ada sebuah lukisan yang dilukis ayah Reina sendiri untuknya.Setelah ayahnya meninggal tahun itu, ibunya, Treya dan adik laki-lakinya tidak bisa mengelola perusahaan dengan baik. Pada akhirnya mereka harus melelang semua barang berharga milik keluarga.Dalam kepulangannya kali ini, Reina juga berusaha sekuat tenaga untuk menemukan barang peninggalan ayahnya, terutama lukisan ini.Dalam lukisan itu ada sosok Reina yang masih berusia 10 tahun. Reina mengenakan gaun putih dan duduk di balkon sambil memegang karangan bunga besar dan tersenyum begitu cerah.Reina berjalan selangkah demi selangkah sambil mengingat sosok ayahnya, tatapannya tidak pernah lepas dari lukisan itu.Reina mengingat wajah ayahnya yang begitu lembut saat melukis dirinya.Reina mengulurkan tangan dan menyentuh lukisan itu dengan lembut, lalu berujar dengan tercekat, "Kukira nggak bisa ketemu lukisan ini lagi selamanya."Karena lukisan in

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 188

    "Duar!" Kembang api yang begitu terang menghiasi langit.Di samping Reina ada sepasang kekasih, di saat ini si gadis itu meraih tangan pacarnya dan berkata, "Kita harus bersama selamanya ya."Reina yang berada di belakang mereka tiba-tiba ingin pacaran.Sejak dia jatuh cinta pada Maxime, Reina menolak semua cinta pria di sekitarnya. Reina yang belum pernah pacaran langsung menikah dengan Maxime, jadi dia tidak tahu rasanya pacaran.Sambil menatap langit yang gelap, mata Reina tertutup kabut air mata dan dia berkata dalam hati, "Ayah, aku menyesal.""Aku menyesal menikahi Maxime, kenapa waktu itu aku bersikeras memilih seseorang yang nggak cinta sama aku."Pukul setengah sembilan, pertunjukan kembang api berakhir.Kerumunan pun bubar.Ketika Ekki pergi untuk menjemput Reina, Ekki melihat Reina berdiri sendirian di tepi sungai. Reina terlihat sangat kesepian.Ekki teringat dengan kata-kata tunangannya kemarin lusa, "Kalau kamu mencintai seseorang, harusnya kamu harus memberinya rasa aman

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 189

    Di Vila Magenta.Setelah Reina menutup telepon dengan Alana, giliran Revin yang meneleponnya.Reina langsung mengangkatnya dan mendengar Revin berkata, "Hari ini aku menyuruh orang membawa Roy menemui Marshanda lagi."Jantung Reina berdetak kencang, jangan-jangan Marshanda memang benar-benar disakiti Roy?"Kamu tahu nggak ternyata Marshanda mau membunuh Roy. Kalau bukan karena anak buahku, Roy pasti sudah mati."Revin memberi tahu Reina bahwa dia membuat rencana supaya Roy mengetahui sifat asli Marshanda.Tapi pria bodoh itu tidak pernah mau memercayainya, bahkan hari ini Roy sengaja pergi ke rumah Marshanda.Awalnya Marshanda berpura-pura menyambut Roy dengan tulus, lalu wanita itu diam-diam memberinya obat tidur. Setelah Roy tertidur, Marshanda menyalakan gas supaya penyebab kematian Roy dianggap sebagai kecelakaan yang tidak disengaja.Sayangnya, Roy ditemukan dan ditolong oleh anak buah Revin.Marshanda sangat ketakutan sehingga dia mulai melukai dirinya sendiri. Marshanda bahkan m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 190

    "Jangan khawatir, biar aku yang urus," kata Revin.Erik tahu tindakannya ini percuma, jadi dia tidak terus membujuk Revin. "Hei, aku mau gosip. Tahu nggak si pacar Maxime itu lagi terluka. Kamu heran nggak sih, Maxime itu hebat banget dalam berbisnis, tapi kalau dalam urusan cinta mah, ah payah. Masa dia malah milih perempuan murahan begitu?""Aku nggak tertarik." Revin menjawab acuh tak acuh.Erik sadar dia sudah salah bicara, karena wanita pilihan Maxime bukan hanya Marshanda sebagai pacarnya, tetapi ada Reina juga, wanita yang dicintai Revin.Erik langsung mengubah topik, "Rencananya kamu mau pulang kapan?"Revin menatap ke luar jendela dengan tatapan yang dalam, "Nanti."Erik makin khawatir. Anggota Keluarga Lander lainnya yang tamak sedang mengawasi pergerakan Revin. Kalau Revin terlalu lama berada di Kota Simaliki, takutnya hak waris Keluarga Lander jatuh ke tangan orang lain....Di rumah sakit.Marshanda terbaring lemah dengan perban melilit lehernya dan wajahnya terlihat pucat

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status