All Chapters of Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat: Chapter 21 - Chapter 30

117 Chapters

Dua Sisi Berbanding Terbalik

Tengah malam yang sunyi, kuda besi yang diberhentikan dengan sengaja. Sayup-sayup terdengar suara hewan malam. Di dalam yang terdapat lampu terang, Arum terdiam ketakutan menatap ekspresi suaminya. “Bicara seolah aku punya masalah. Apakah salah jika aku menempatkan sesuatu padamu yang terkadang suka menghilang seperti ini?” Arum tercekat diam, tidak mengerti apa maksud perkataan Julvri. Ia memilih untuk menghindari tatapannya selagi bisa namun sayang itu adalah hal mustahil dilakukan. “Arum, tatap mataku.” Julvri melepas sabuk pengaman dan kemudian mendekati Arum yang berpaling darinya. Jarak di antara mereka semakin mengecil hingga tak ada celah lagi yang tersisa. Suara dan napas Julvri pun terdengar, membuat Arum kesulitan menghindar. “Kenapa kamu menghindar?”“Tidak. Aku tidak menghindar,” ucap Arum menyangkal. “Lalu kenapa memalingkan wajah?” Arum kembali terdiam, tak tahu harus menjawab apa lagi kali ini. Semakin lama waktu yang terbuang akan jadi sia-sia. Ketakutan Arum t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Yang Berkulit Manusia

Nenek dukun yang pernah sekali dua kali ditemui oleh Arum, terungkap telah melakukan penipuan. Begitulah kata mereka yang telah menangkapnya dan memasukan dukun itu ke penjara. Tetapi terkadang Arum merasa ada sesuatu tersembunyi. Entah apa itu. Sesaat setelah pertemuannya dengan Arum untuk yang kedua kali, di mana Arum ketahuan oleh Julvri. Saat itu dukun sama sekali tidak bertindak dan memutuskan untuk diam saja seolah tidak ada hubungan sama sekali. Tetapi pada pagi menjelang siang itu, Julvri kembali mendatangi tempat si dukun dengan raut wajah menakutkan. “Sebenarnya apa yang mau kau lakukan pada istriku?” tanya Julvri dengan menatapnya tajam.“Maafkan aku. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa selain ini karena urusanku dengannya.”“Sudahlah, dasar dukun. Kau pikir aku tidak tahu kalau kau itu hanya penipu ulung yang suka memeras uangnya?” tukas Julvri dengan marah. Dukun itu pun terdiam, namun bukan berarti apa yang ia katakan itu benar dan dukun tidak menyangkalnya sama sekali
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Coklat Manis

Arum Kusuma Pramesti, pada usia muda yang berkepala dua itu menikah dengan seorang pria tampan dan mapan bernama Julvri Vandam. Kali pertama berpacaran dengannya dan langsung menikah begitu merasa ada kecocokan. Walau Arum mengakui dirinya di awal hanya mengincar harta Julvri namun perlahan hatinya mulai berubah sedikit demi sedikit. Banyak hal yang sudah terjadi entah itu hal baik atau hal buruk. Menurut Arum itu sudah biasa terjadi di lingkup rumah tangga. Lalu kini dirinya sedang diintai yang tak lain oleh suaminya sendiri. Risih, namun anehnya Arum tidak merasa terganggu lagi.“Ibu, sepertinya aku nggak akan bisa berlama-lama di sini. Maafkan aku ibu, aku jarang mengabari dan sekalinya datang malah membuat harapan palsu.”“Kamu akan pulang?”“Iya. Suamiku akan datang menjemput.”“Menjemput? Memangnya dia tidak bekerja.”Arum hanya tersenyum dan tertawa kecil, tidak bisa menjawab karena Arum sendiri pun tidak tahu mengapa Julvri melakukan ini semua.“Arum, ibumu ini penyuka coklat
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Takut atau Malu? Yang mana?

Setiap belaian yang diberikan padanya membuat wanita itu tak sanggup bertahan. Kadang-kadang ada hal yang tak dapat dimengerti olehnya tentang suaminya sendiri. Itu menakutkan. Setibanya di rumah, Arum menahan langkah Julvri yang hendak masuk ke dalam. “Tunggu.”Julvri agaknya sedikit terkejut, lantas menoleh ke belakang dengan bingung. “Ada apa Arum?”“Katamu kamu ingin mengatakan sesuatu. Tapi sejak menjemputku, kamu tidak mengatakan apa-apa.”Julvri merubah ekspresinya, terlihat ia nampak marah. Arum tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Julvri saat ini. "Aku merasa cemas," batin Arum kaget. Ia menarik tangannya dan berpaling. “Tiba-tiba ekspresimu berubah. Kalau memang tidak ada hal yang ingin—”“Tempo hari kamu membicarakan temanmu yang bernama Eka. Apa aku salah?” Julvri menyinggung hal yang tidak ia suka.“Iya. Temanku.” Arum menganggukkan kepala. “Bukannya kamu tidak suka jika menyangkut tentang dia?” pikirnya.“Itu benar. Aku tidak suka. Dia yang menghilang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kecurigaan Mertua

Bruak!Terdengar cukup keras pintu kamar dibanting kuat oleh wanita yang dikira lemah. Seketika Ibu dan Ayah mertua menoleh ke sumber suara, berpikir apa yang sebenarnya terjadi dan membuat mereka heran kebingungan.“Istri Julvri kenapa lagi?” Ibu mertua menggerutu seraya melipat kedua lengan ke depan dada.“Sudahlah, itu urusan meraka." Ayah mertua memilih untuk menghindar namun istrinya itu tidak mengijinkan, ketika akan pergi ia menahan langkahnya. “Lihat itu. Anak kita dipermainkan oleh wanita yang pernah sekali mencurigai suaminya sendiri,” tukas sang Ibu geram.Melihat Julvri terus mengetuk pintu kamar di lantai dua sambil memanggil nama Arum, namun tidak digubris sama sekali, entah mengapa Ibu mertua merasa sangat jengkel tak karuan. Saking marahnya, ia tanpa sadar meremas pundak suaminya terlalu kuat.“Ugh! Wanita itu benar-benar kurang ajar. Seharusnya Julvri benar-benar menceraikan dia!”“Istrinya sedang ditipu, jangan berharap anak kita mau menceraikannya setelah sehari me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Ekspresi Baru Julvri

Ibu mertua yang datang dengan marah langsung menceramahi sang menantu dengan tegas. Ini dan itu, segala penuturan kata yang terbilang sangat tegas terus terlontar bagaikan kecaman secara sepihak namun Arum tetap menerimanya lantaran ia paham. Semua ibu pasti akan membela anaknya tak peduli apa kesalahan yang telah dilakukan oleh anaknya. Itu sering terjadi di lingkungan masyarakat. Terlebih Arum menduga-duga bahwa Julvri akan melakukan sesuatu persis seperti yang diramalkan oleh dukun, Arum yang percaya tentu saja Ibu mertua jadi membencinya. “Dasar. Kalian ini sudah pasutri tapi kenapa aku malah terus-terusan ikut campur seperti ini?” Ibu mertua menggerutu, sesaat ia menghela napas sebelum akhirnya berpamitan pergi. Memberikan ruang dan waktu untuk Julvri dan Arum agar dapat saling memahami satu sama lain.Ibu mertua menyesal sendiri karena telah ikut campur, tapi karena keandilannya itu membuat pergerakan bagi Julvri pada Arum. “Maafkan aku. Tindakanku di depan pintu memang memal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Ucapan Bagai Kutukan

Arum Kusuma Pramesti, wanita muda yang menikah di usia dia puluhan. Wanita berambut hitam panjang dengan paras asia terbilang cantik. Hanya saja minus dari Arum adalah sikapnya yang kadang sombong. Tidak hanya itu sebenarnya ia orang yang sangat mencurigai sesuatu bila ada hal terasa janggal bahkan jika itu hanya perasaannya sendiri. Sama halnya seperti saat itu, berhadapan dengan Julvri bukanlah perkara mudah. Tapi setiap tindak-tanduknya mengingatkan akan peringatan nenek dukun yang dulu pernah berbicara dengannya.Hal itu tidak ada bedanya dengan kejadian yang pernah terjadi di dalam rumah Arum, sewaktu kecil dulu. Hidup sekeluarga dengan tentram pun takkan cukup kalau ternyata mereka menyembunyikan sebuah fakta. “Ibu, Ayah, semoga kedua orang tuaku bisa kembali akur dan saling berbicara lagi.” Anak perempuan berusia 5 tahun itu berdoa pada Yang Maha Kuasa agar pertengkaran kedua orang tuanya berhenti lebih cepat dan keadaan pun kembali seperti semula. Anak itu masih lah sangat
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Rasanya Dimanjakan

Begitu membuka kedua mata yang terasa berat, terlihat sosok pria maskulin yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Julvri menyambut paginya dengan damai serta tersenyum lembut. Hati sempat merasa gundah dan gelisah sebelumnya pun hilang dalam sekejap mata. Akan tetapi, ada kalanya mimpi buruk tidak pernah terlupakan. Sejujurnya Arum masih takut. “Tidurmu nyenyak?” tanya Julvri sembari membawakan semangkok berisi suatu makanan. Arum hanya menggelengkan kepala dan terlihat ingin menangis. Julvri lantas duduk di kursi dekatnya, sembari menepuk-nepuk ujung kepalanya agar Arum sedikit lebih tenang. “Bukankah kamu seharusnya bekerja?” “Tadinya begitu. Tapi karena kamu sedang sakit, jadi aku harus merawatmu,” jawab Julvri. “Biasanya orang-orang akan memanggil dokter atau pergi ke dokter, yang merawat pasien di rumah pun pasti hanya pembantu.” “Bicara apa kamu ini? Kita ini 'kan sepasang suami istri jadi sudah sewajarnya kita saling merawat satu sama lain,” tutur Julvri. Detak jantung t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Suara Teriakan Misterius

Hari sudah berganti lebih cepat, awan bergumul padat di siang hari menandakan sebentar lagi akan ada perubahan cuaca. Di kediaman Vandam yang sepi, bertingkat dua dengan halaman luas di bagian depan dan belakang, rumah itu cukup mewah untuk ditinggali segelintir orang namun saat ini tak terlihat satupun anggota keluarga lainnya selain Arum sendiri. Ayah, Ibu mertua tidak ada. Begitu juga dengan Julvri, suaminya. Kecuali bibi yang merupakan pembantu di sini, ia masih menyibukkan diri dengan sisa pekerjaan rumah yang ada. Sinar mentari menyorot masuk melewati jendela, Arum yang merasa silau dan gerah itu lantas terbangun dengan lemah. "Ya ampun, aku tertidur sampai siang besoknya ya?" batin Arum.Ponsel di atas nakas bergetar, Arum segera mengambil dan mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang sedang menghubungi."Halo?"["ARGHHHH!"]Bukannya mendapat balasan salam sapa, ia justru dikejutkan dengan suara teriakan. Arum menarik ponsel itu dari daun telinga, melihat tidak ada na
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Firasat Buruk Mendatangkan Musibah

Pandangan yang memburam dan gelap, sekujur tubuh yang terus bergetar. Rasa sakit ini tiba-tiba saja muncul tak terduga, terlebih suaranya menghilang seolah tak menginginkan Arum untuk meminta tolong. “Arum!” Suara seseorang memanggilnya, membuat ia terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Arum membuka kedua mata secara perlahan dan mendapati langit-langit berwarna putih serta aroma karbol pun tercium. “Ibu?” “Syukurlah!” Ibu kandung Arum menangis ketika mendapati putrinya akhirnya mulai bangun. Ia lantas memeluknya erat, membagi kehangatan yang dimiliki. Terasa nyaman berkat kehangatan Ibu namun di satu sisi juga terasa sesak karena dekapannya terlalu kuat. “I-Ibu ...,” Arum jelas kesakitan, sampai bicara saja sulit. “Ah, maafkan Ibu!” Segera Ibu sadar dan melepaskan pelukannya lalu membaringkan Arum kembali ke ranjang agar dapat beristirahat. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan hah?! Kenapa bisa jatuh?!” Dalam sekejap rasa haru berubah menjadi amarah. Arum seketika terdiam dengan m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status