Semua Bab Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat: Bab 41 - Bab 50

117 Bab

Omelan Membuat Tak Berkutik

Berdiri diam dan bersembunyi dalam kerumunan orang-orang yang sedang sibuk berbelanja buku murah. Bazar setempat yang tak lama lagi akan tutup setelah angka tujuh pada jarum pendek melewatinya. Arum seolah sedang menahan napas, bola matanya terpaku pada tiga orang pria yang tampak kesal karena kehilangan jejak. "Sedikit lagi," batin Arum, menelan ludah. Suara riuh di sekitar meredam suara teriakan para lelaki yang geram di seberang jalan. Arum merasa bersyukur saat mereka akhirnya pergi meninggalkan jalanan ini. Seketika wanita muda itu pun menghela napas panjang. “Ya ampun. Seperti sedang dikejar malaikat maut saja,” gumam Arum. Secepatnya ia berlari meninggalkan kerumunan, mumpung jalanan raya begitu sepi entah ada apa, Arum kembali ke jalan sebelumnya guna menunggu Detektif Jean datang. Sembari menunggu lagi ia ingin mengabari sesuatu pada Julvri, namun Arum nampaknya baru saja sadar bahwa dirinya sedang kehilangan tas. “Astaga!” Dengan panik, ia bergegas mencarinya. Belum cu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Keburukan yang Membawa Kekacauan

Malam hari ini terasa begitu dingin, alunan musik yang tenang di dalam mobil membuatnya hampir terlelap. Sudah lebih dari 20 menit mereka melakukan perjalanan, Arum tersadar dirinya tidak sedang pulang menuju ke rumah.“Kita mau ke mana?” tanya Arum.“Maaf, hari ini aku ada urusan sebentar. Tidak apa-apa 'kan?”Arum hanya mengangguk pelan sebagai tanda setujunya.Mereka pergi menuju ke sebuah gedung hotel yang terlihat mewah. Nampaknya sangat berkelas hingga Arum dibuat tak berkedip di sana. Pandangannya mencakup hingga ke sisi belakang gedung, seolah sedang mengintai, ia pun terkagum-kagum melihatnya.“Ada apa? Ayo masuk. Aku akan mengajakmu.”“Bukankah kamu yang ada di urusan? Aku takut jika menganggu, jadi mungkin lebih baik aku di luar gedung saja.”“Di luar gedung berbahaya. Ayo ikut denganku saja.”Menerima ajakan Julvri, keduanya lekas menuju ke lantai paling atas. Di sana ada seorang pria dan wanita yang berduduk berdampingan. Lantai ini cukup luas dan nyaris tidak ada seorang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Malam itu adalah Awalnya

Baru saja makan malam dihidangkan, Julvri pergi keluar dengan alasan seseorang menghubunginya namun entah mengapa Julvri harus sampai keluar dari hotel.  “Apa sinyal di sini buruk?” celetuk Arum.  Merasa gelisah dan tidak begitu menyukai kesendirian ini, Arum pun beranjak pergi dari sana. Berniat untuk mengikuti suaminya itu.  Begitu melangkah keluar dari gedung hotel, awalnya Arum tidak menemukan Julvri ke mana pergi. Namun ia nekat pergi mencarinya dan berjalan ke sembarangan arah sembari berharap dapat menemukannya.  “Rasanya tidak mungkin jika dia sampai jauh dari hotel?”  Arum berhenti setelah belasan langkah ia maju ke depan. Lantas menoleh ke kiri, melihat kendaraan berlalu-lalang. Kecepatan roda empat maupun dua terbilang sama seolah mereka sedang terburu-buru. Di jalan yang ramai itu tanpa sengaja Arum melihat punggung Jul
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kasih Sayang I

Kepercayaan yang tidak mudah didapat. Kepercayaan yang sulit dibina dengan baik. Sebuah kepercayaan yang sekarang dikhianati dalam sekejap. Arum bagai batu terkikis oleh air laut karena Julvri telah mengkhianati berbagai kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.  Bagaimana tidak mungkin, selama ini Arum selalu berusaha menyangkal akan keburukan pada Julvri yang merupakan suaminya. Berharap semua hal-hal buruk karena didengar atau dilihat hanyalah omong kosong belaka namun sekarang malam itu telah mengungkap siapa sosok sebenarnya. Noda darah yang tidak biasa, sudah jelas terlihat itu bukan darahnya sendiri melainkan darah dari orang lain. Melihatnya sedikit saja sudah membuat tubuh Arum bergetar. Rasa takut yang ia pendam karena kecurigaan, sedikit demi sedikit mulai runtuh namun sekarang dinding kembali menghalangi jalan di antara mereka berdua.  “Jahat! Kejam! Menakutkan!”  
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kasih Sayang II

Terjadi dalam satu malam, Julvri dapat mengendalikan perasaan Arum yang terkekang. Hanya satu patah kata ia dibuat tunduk tak berkutik, Arum sepenuhnya terperangkap dalam jaring laba-laba sama seperti seekor kupu-kupu.  Rembulan malam menampakkan dirinya di balik awan berkabut. Cuaca dingin menyeruak, tubuh Arum semakin bergidik terlebih setelah dibisiki olehnya.  “Mari kita pulang,” ucap Julvri sembari menarik tubuhnya berdiri.  Arum hanya bisa menurut dan masuk ke dalam mobil. Sekarang tidak lagi bernafsu untuk makan malam, bayangkan saja setelah melihat semua kejadian itu, bagaimana mungkin Arum bisa tahan? Bahkan sekarang saja Arum sedang menahan mual. “Aku ingin duduk di belakang saja.” Klap! Pintu mobil tertutup, pendengaran Arum memudar begitu pula dengan penghilatannya. Sesaat ia berkedip lalu menundukkan kepala.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Terungkap Sisi Gelap

Sosok wanita berparas cantik terlihat bersenandung lagu dengan raut wajah bahagia seraya menjemur beberapa pakaian miliknya. Ibu dari wanita itu melihatnya dengan cemas seolah akan terjadi sesuatu pada satu-satunya putri kesayangan itu. “Nak, bukankah kamu terlalu terburu-buru untuk menikah?” pikirnya dengan kening mengerut, menatap punggung wanita itu.  “Ibu, aku sudah bilang bahwa aku benar-benar jatuh cinta padanya. Jadi apa salahnya kalau aku menikah dengannya entah cepat atau lambat.” Sayang putrinya itu menanggapi biasa saja seolah pernikahan adalah hal lumrah yang terjadi namun apa yang dikhawatirkan oleh Ibu sungguh berbeda dengan perkiraannya. “Arum. Tidak peduli seberapa besar dia mencintaimu, ataukah dia kaya, penyayang dan lain sejenisnya secara positif. Tetaplah berhati-hati karena tidak semua pria akan selamanya bersikap baik.” 
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Cinta Itu Buta, Cinta Itu Gila

Tipikal Julvri, siapa yang lebih penting siapa akan diprioritaskan dan seseorang yang bukan siapa-siapa hanyalah sampah di matanya. Arum adalah satu-satunya bagi Julvri, bagai sebuah harta gemilang di bawah sinar mentari maupun rembulan, sosok cahaya yang selalu menyorot ke arahnya. Tak tergantikan.  “Aku akan melakukan itu bila diperlukan,” ucap Julvri sembari meraih kedua pergelangan tangan Arum. Mereka berdua terjerembab ke kursi sofa dengan Julvri yang berada di atas dan menguasai dirinya.  Arum menggigit bibir bawahnya lagi dengan mengepalkan kedua tangan yang saat ini digenggam erat oleh suami. Dirinya sendiri tidak pernah menyangka akan berhadapan dengan sosok Julvri yang berbeda jauh ini.  Seringai kecil dengan sorot mata yang tajam dan dingin terasa begitu mengerikan hingga Arum bergetar menahan rada takut. Tak bisa ia mengatakan sepatah kata bahkan melawan kekuatan fisik seorang pria
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Cara Untuk Bertahan Hidup

Sebuah perasaan yang membuat jantung berdebar-debar, seringkali orang menyebutnya sebagai cinta. Tetapi apa yang membuat Arum jatuh cinta dalam kunkungan suaminya sendiri? Protektif, posesif, dan cemburuan. Sifat-sifat jelek Julvri yang awalnya terlihat biasa saja namun tidak untuk sekarang.    Arum mendekap tubuhnya sendiri sembari duduk di dalam kamar dengan pintu tertutup rapat. Matanya melotot tajam tak menentu ke arah mana yang sedang ditatap, Arum pun membekap mulutnya sendiri seolah sedang menahan agar tak satupun kata terucap.    "Ini kesempatanku untuk pergi tapi kakiku terasa lemas," batin Arum.    Ketakutan yang menjalar hingga ke sumsum tulang, bergidik seolah kedinginan, sekujur tubuh Arum seolah terperangkap di hunian pada saat itu. Selang beberapa detik kemudian, ia kembali bangkit dengan susah payah.   “Saat ini Julvri pasti sedang berada di dalam kamar mandi.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Semalaman Tak Tenang

Dering ponsel yang terus bergetar saat Jean berusaha menghubunginya kerap kali gagal dilakukan. Terhitung hingga sepuluh kali atau lebih panggilan itu tidak pernah dijawab oleh Arum. Desahan napas lelah mengurungkan niat Jean untuk tetap menunggu di dalam mobil yang sekarang terparkir di depan sebuah klub. “Arum, sebenarnya kamu berada di mana? Sudah pulang atau sesuatu terjadi padamu?”  Jean meletakkan ponsel itu, sejenak ia menghela napas lagi sembari menyandarkan sedikit kepalanya ke stir mobil. Perasaannya sedikit kacau lantaran teman yang tadi menghubungi tiba-tiba hilang kontak lagi, tidak ada kabar setelah satu jam lama menunggu begitu pula dengan keberadaannya di tempat ini.  “Katanya dia ada di tempat ini, dia bilang akan menunggu di depan tapi sekarang sudah tidak ada. Apa perlu aku masuk?” pikir Jean.  Kecemasan yang ada pada diri Jean tidak pernah hi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Sang Penyelamat

Hujan lebat menyapu jalanan, tak banyak orang berpergian hari ini kecuali mereka para pekerja luar. Hawa dingin menusuk punggung, cuaca yang telah berubah ini membuat situasi canggung berlangsung lama. Setelah Arum keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa juga karena marah, Julvri mendapat telepon dari seseorang.  “Ada apa?” tanya Julvri, yang menjawab panggilan dari sekretarisnya.  Sekretaris laki-laki yang sekarang berada di kantor, tampak sedang kesal seraya menatap tajam ke arah kursi di mana atasannya seharusnya sudah duduk di sana. ["Pak, bukankah Anda sudah berjanji akan datang setiap hari? Ingat bagaimana kejadian buruk berlangsung, meski baru sehari rumor sudah ditekan tapi kita tidak boleh lengah."] “Hah ... iya. Aku mengerti. Sangat mengerti akan kecemasanmu itu.” Julvri menghela napas bosan.  Sesekali ia mengacak-acak rambutnya a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status