***"Hati-hati pokoknya, Ra. Kalau perlu, minta Pak Hendra antarin kamu sampai ke ruangannya Papa.""Aku bukan anak kecil, Damar.""Tapi kamu ceroboh, Aludra.""Ish, aku matiin dulu ya.""Hati-hati.""Iya, bawel banget sih kamu."Pukul sepuluh pagi, Aludra bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit Sentosa—menjenguk Gilang yang sampai saat ini masih dirawat.Menenteng kotak makan susun, sesuai rencana—setelah dari rumah sakit, Aludra akan langsung menuju kantor sang papa—mengantarkan makan sianh untuk Arka."Silakan masuk, Non.""Makasih, Pak."Menggunakan sedan putih yang semalam baru saja dipakai, Aludra duduk manis di kursi belakang, sementara Pak Hendra—sang supir, sudah siap di kursi kemudi."Berangkat sekarang, Non?""Iya dong, Pak. Masa besok?" tanya Aludra sambil terkekeh. "Oh ya, sebelum ke rumah sakit, mampir ke toko buah dulu ya, Pak.""Siap."Setelah itu Pak Hendra mulai melajukan mobil. Tak terlalu cepat, Pak Hendra sengaja mengemudikan sedan putih tersebut dengan kecepatan
Last Updated : 2024-03-31 Read more