Share

217). Aludra dan Arsya

***

"Hati-hati pokoknya, Ra. Kalau perlu, minta Pak Hendra antarin kamu sampai ke ruangannya Papa."

"Aku bukan anak kecil, Damar."

"Tapi kamu ceroboh, Aludra."

"Ish, aku matiin dulu ya."

"Hati-hati."

"Iya, bawel banget sih kamu."

Pukul sepuluh pagi, Aludra bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit Sentosa—menjenguk Gilang yang sampai saat ini masih dirawat.

Menenteng kotak makan susun, sesuai rencana—setelah dari rumah sakit, Aludra akan langsung menuju kantor sang papa—mengantarkan makan sianh untuk Arka.

"Silakan masuk, Non."

"Makasih, Pak."

Menggunakan sedan putih yang semalam baru saja dipakai, Aludra duduk manis di kursi belakang, sementara Pak Hendra—sang supir, sudah siap di kursi kemudi.

"Berangkat sekarang, Non?"

"Iya dong, Pak. Masa besok?" tanya Aludra sambil terkekeh. "Oh ya, sebelum ke rumah sakit, mampir ke toko buah dulu ya, Pak."

"Siap."

Setelah itu Pak Hendra mulai melajukan mobil. Tak terlalu cepat, Pak Hendra sengaja mengemudikan sedan putih tersebut dengan kecepatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
damar datang ketauan kan pada ghibahin dia
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
aludra dukung kamu ma damar ko Arsya
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
Arsya baik kok Ra dia perempuan yang luar biasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status