Bela turun dari pangkuan Nial, menyambar pakaiannya yang sudah berceceran di lantai dan memakainya secepat kilat.Merapikan rambut dan menerima panggilan video dari Handoko."Bapak?""Hai, apa Bapak mengganggu?" Handoko bertanya dengan mendekat pada Sasti sehingga wajah mereka tampak di layar ponsel."Enggak kok, Pak. Bela baru pulang jalan-jalan sama Mas Nial."Bela mengerling sekilas Nial yang masih duduk dengan lemas di tempatnya. Dengan hasrat menggebu yang kini harus tertunda.Bela menyenggol lengannya, matanya mengisyaratkan agar Nial segera memakai bajunya. Untuk menutupi dadanya yang tak mengenakan pakaian,dan juga lehernya yang terdapat bekas kemerahan."Suamimu mana?" tanya Sasti dari seberang telepon karena Nial tak kunjung tampak."Halo, Ayah, Mamah? Kabar baik?"Nial akhirnya muncul di samping Bela. Melambaikan tangan pada Handoko dan Sasti."Baik, Nak. Kalian baik-baik saja di sana?""Baik, Mah.""Kalian pulang besok?""Iya, mungkin besok malam terbang dari sini.""Baikl
Read more