Itu adalah suara getar ponsel Bela dari atas meja. "Ada telepon," ucap Bela lirih, tapi tidak menghentikan aktivitas panasnya bersama dengan Nial."Angkatlah!""S-sekarang?""Iya, sekarang!""Tapi, Mas—"Bela menggigit bibirnya, gugup.Nial hanya tersenyum melihat kedua pipinya yang merah merona dan meraih ponsel Bela dari atas meja. Memutuskan dia yang menerima panggilan itu.'Niko?' batinnya setengah terkejut.Ia mendengar,"Bela? Kamu baik-baik saja? Nial nggak melakukan apapun yang buruk, 'kan?"Nial tak menjawab, ia meletakkan ponselnya di samping telinga sembari membuat tanda merah di bahu Bela yang membuatnya sedikit mengerang."Mas Nial, jangan ...."Suaranya mendayu mesra, yang sudah pasti dapat didengar oleh Niko karena anak itu langsung mematikan panggilannya.Setelahnya mereka tenggelam dalam lelap.Tapi Bela masih membuka matanya.Bela melihat wajah Nial yang sedang terlelap. Menyentuh bibirnya dan dagunya, ia tersenyum."Aku nggak tahu akan sepert ini, tapi terima kasih
Read more