***"Bapak sudah minum obat?"Bela bertanya pada Handoko yang duduk-duduk di ruang tamu rumah saat ia dan Nial menjenguknya. Jam sudah hampir pukul sembilan malam selagi dua orang itu masih asyik main catur."Iya, sudah, Nak."Bela hanya mengangguk. Kembali ke dapur dan membantu Sasti yang mengembalikan piring ke dalam lemari setelah selesai mereka pakai makan."Ajak suamimu istirahat! Kamu menginap di sini, 'kan?"Sasti sekilas menyentuh punggung tangan Bela."Iya, Buk. Mas Nial bilang hari ini kita akan menginap. Kita juga sudah bawa baju ganti, kok.""Iya."Bela memandang Sasti yang tersenyum. Tapi sebenarnya itu bukan nyata tersenyum karena matanya menunjukkan gurat kesedihan. Dan sebuah rasa kecewa yang dalam."Ibuk kepikiran kak Vida ya?"Sasti mendorong napasnya pelan, duduk di kursi di ruang makan dan diikuti Bela yang duduk di sampingnya."Iya, Nak. Ibuk nggak nyangka bapakmu kena serangan jantung setelah bertengkar dengannya."Mata Sasti basah."Sekarang, apa yang dikatakan
Baca selengkapnya