All Chapters of MELAWAN PELAKOR: Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
21
" Kamu penyebab kematian ibu,". Lagi dan lagi Mbak Mira menyerangku.Aku tertawa kecil mendengar sesuatu yang rasanya mustahil untuk aku lakukan. Dengan emosinya yang menggebu-nggebu serta kehadiran Ratih disini, semakin membuatku juga berusaha mati-matian mengontrol emosi." Mbak itu bicara apa ? Bagaimana bisa mbak mengatakan aku penyebab kematian ibu, sedangkan kita tinggal berjauhan,"" Jangan sok bodoh kamu,.Nis. Kamu melarang Ridwan mengirim uang untuk ibu untuk makan kami, sehingga saat ibu sakit, kami tidak bisa membawanya secepat mungkin ke rumah sakit. Dan untuk makan, ibu harus berjuang berjualan walau dalam kondisi badan tidak fit,"Mas Ridwan terperanjat kaget mendengar penuturan kakaknya. Aku meliriknya tajam karena memang dia sendiri lah dalang dari semua ini. " Baik. Kalau memang mbak Mira menuduh hegitu. Saya minta tolong, nanti ketika Anggun sadar, tanya lah. Dia tau faktanya. Dan untuk masalah ibu berjuang berjualan, kenapa mbak yang tidak menggantikan berjualan ?
Read more
22
" Menikah. Tidak dulu mbak," kata Ratih sedikit gugup.Semua mata tertuju padanya. Apalagi Ridwan dengan tatapan tajam. Dan Anggun debgan senyum sinisnya." Sudah aku duga, mbak Ratih itu tidak benar-benar tulus kepada Mas Ridwan. Ada udang dibalik batu." kata Anggun dengan nada meremehkan.Plak..Ratih memandang tanganya yang bergetar. Tangan itu tekah menampar pipi Anggun. Tetapi Anggun justru tersenyum." Ini perempuan yang kamu banggakan mas ? Yang lebih kamu pilih daripada wanita baik seperti Mbak Nisa ? Kamu itu sarjana mas. Tapi bodoh," ucap Anggun penuh penekanan." Bu-bukan maksudku tidak mau menikah dengan Mas Ridwan...,". Kata-kata Ratih terbata-bata." Sudah cukup. Anggun tolong sopan sedikit kamu. Ridwan itu adalah kakak kandungmu. Harusnya kamu lebih percaya kepada dia." Mira mencoba menengahi." Harusnya sudah cukup keluarga kita saling membodohi. Kakak harus tau fakta yang sebenarnya. Mas Ridwanlah yang aslinya bersalah. Mbak Anisa setiap bulan rutin memberi uang kepad
Read more
23
" Wajarlah Nis mereka itu kakak beradik," jawab Mas Ridwan santai.Deg. Lalu ada motif apa yang membuat Ratih mau menjadi sekertaris. Sementara dia sendiri aslinya kaya raya." Kenapa bengong seperti itu Nis ?"Mas Ridwan membuyarkan lamunanku." Ehm tidak. Ratih kan kaya, kenapa dia mau menjadi sekertaris mas ?" Seluruh perusahaanya kan ada diluar kita. Dia pikir mungkin kejauhan."Sebenarnya bisa saja ia tidak bekerja. Tetapi dana terus masuk ke dalam rekening nya. Lalu mengapa ia mendekati Mas Ridwan. Apa mungkin ia memang suka ? Memang sampah harusnya pantas masuk ke tong sampah.Aku ketik pesan pada Hisyam untuk bertemu. Masalah ini benar-benar rumit. Aku yakin ada motif lain dibalik semua ini." Nis, mau kemana ?" tanya Mbak Mira mengagetkanku. " Mau ketemu teman mbak,"." Ehm apa tidak ada makanan Nis ?" Maksud mbak ? Di kulkas ada tahu tempe kok. Maaf yaal masak sendiri. Bi Nah sedang cuti."Padahal aku lah yang menyuruh Bi Nah cuti sebulan. Untuk memberi pelajaran Mbak Mi
Read more
24
Jangan salahkan saya jika semua orang menjudge Bu Anisa sebagai wanita yang buruk,"" Kamu mengancam saya ?"" Agar Bu Anisa tau diri. Hisyam itu milik saya,"" Oh iya ? Silahkan ambil kalau Hisyam mau. Lagipula ancamanmu itu, saya tidak takut sedikitpun,"Aku melangkah pergi. Benar-benar tidak waras orang-orang di kantor ini. Apa mereka measa telindungi karena Ratih. Kenapa mereka tidak bekerja saja di perusahaanya Ratih.Aku muak jika harus bertemu wanita itu. Muak ingat apa yang telah dia lakukan. Bagaimana ia mengompor-ngompori keluarga Mas Ridwan untuk membenciku. Dia pun begitu, masih dengan tatapan tidak sukanya padaku. Ingin segera aku tanya apa maksud dia bekerja di perusahaan ayah ku. Sementara dia tak kekurangan harta walau sepeserpun. Tapi aku tidak boleh gegabah, aku takut ada rencana besar dibalik ini semua.Seminggu berlalu menunggu kedatangan Kak Roy terlalu lama. Aku diliputi rasa penasaran yang mendalam. Semakin aku memandang Ratih, senakin besar keinginankubuntuk me
Read more
25
" Pembantu ?". Mira tertawa sinis memandang lelaki berkaca mata hitam itu." Heh, kamu jangan asal ngomong ya. Saya kakak dari pemilik rumah ini,"Sang pria menatapnya dari atas sampai ke bawah. Ia melepas kaca matanya. Aura ketampananya semakin terpancar." Sejak kapan Anisa punya kakak perempuan ?" Mira salah tingkah." Saya kakak dari suaminya Anisa," ucap Mira penuh penekanan.Sang pria hanya mengibaskan tangan." Halah kakak ipar. Kenapa kamu disini ? Numpang hidup ? Dasar benalu,"Mira semakin geram dengan pria tersebut. Ia berlalu lalu naik ke atas." Heh pria asing. Jangan sembarangan masuk kamu. Bisa saya laporkan Pak Rt,"" Laporkan saja saya tidak takut,"" Dikira saya hanya menggertak ? Baik saya juga akan panggilkan warga,"Mira berlari ke luar rumah. Memanggil warga dan juga lapor ke Pak RT. Ada pria asing masuk rumah. Dia mengira dia perampok.Banyak warga berduyun-duyun mendatangi rumahnya. Pak RT dan RW juga turut serta." Mana mbak pria itu ?"" Tadi naik ke atas
Read more
26
" Bukan hanya itu, Nis. Kamu tau Markus Hanggara adalah orang yang sangat membenci ayah. Ia pernah masuk jeruji besi. Karena ayah yang melaporkan,"" Sekertaris yang bermain serong dengan Mas Ridwan ya anak dari Pak Markus itu, kak."" Kemungkinan memang ia sengaja masuk ke dalam perusahaan kita. Dan mempengaruhi suamimu untuk merombak tatanan perusahaan."" Apa mereka menginginkan perusahaan ayah kak ?"" Menurut kakak sih tidak. Mereka hanya ingin perusahaan ini bangkrut. Ya walaupun mereka salah satu pemilik saham. Tapi berapa sih nilainya saham disini daripada harta yang mereka punya."Ingin ku caci maki Ratih sekarang juga. Untuk apa dia membenarkan apa yang salah. Dan menyalahkan apa yang benar. Seharusnya mereka sadar, bahwa ayah mereka memang bersalah." Kedatanganku kesini untuk memberi tahukan sesuatu yang penting. Yang ayah ibu tidak sempat menceritakan,". Kak Roy membuka percakapan antara aku dan Mas Ridwan." Ridwan, sebenarnya Anisa bukanlah anak kandung ayah dan ibu. Di
Read more
27
Mereka melongo menatapku. Ada yang terkaget karena telah terlanjur menceraikan aku. Ekspresi mereka para pengikut Ratih juga terlihat kikuk." Rapat macam apa ini. Kalian hanya bercanda. Kalian mempermainkan waktu kami," Pak Albert dengan suara baritonya memecah suasana." Tidak ada yang mempermainkan waktu kalian. Justru saya akan menyampaikan sesuatu yang penting. Jadi begini Lak Albert. Saham anda saya kembalikan sepenuhnya. Jadi perusahaan ini seratus persen milik saya."" Hei tunggu dulu. Kenapa bisa ?" tanyanya dengan nada yang marah. Ah aku bisa menebak dia memang tipikal laku-laki temperamental." Baik. Berhubung semua juga ada disini. Biar semua tau bahwa anda menanam saham disini karena ingin menghancurkan perusahaan yang susah payah dibangun ayah saya. Termasuk Ratih yang mempengaruhi Ridwan untuk merombak total orang-orang perusahaan. Saya ada bukti bagaimana liciknya adik anda menyelewengkan uang perusahaan ? Apa perlu saya lapor ke pihak berwajib ?"Pak Albert hanya dia
Read more
28
"Nis, Nisa," panggil Hisyam dari luar. Laki-laki berbadan tinggi kekar itu tampak berlari dari luar. Entah apa yang akan dia sampaikan kepada istrinya.Anisa berjalan pelan ke sumber suara. Perutnya yang semakin membesar membuat ia semakin begah."Ada apa sih Mas? Kok kelihatannya senang sekali?" tanya Nisa seraya menjabat tangan suaminya dengan takzim."Perusahaan menang tender Nis. Ah benar benar ini rezeki untuk debay," ucap Hisyam penuh syukur.Ya semenjak pernikahan mereka, perusahaan berkembang dengan pesat dibawah kepemimpinan Hisyam. Dan Anisa tidak takut lagi mempercayakan perusaahan itu di tangan suaminya. Hisyam orangnya sangat jujur dan detail. Apapun itu ia sampaikan kepada Anisa sebagai pemilik perusahaan.Anisa membalas dengan senyuman bangga. Namun rasa bahagia itu tak berlangsung lama, saat perutnya terasa melilit, mulas bercampur menjadi satu. Ekspresi Anisa langsung berubah seketika."Nis, kamu kenapa?" tanya Hisyam. Wajah cerianya juga seketika langsung panik.Kare
Read more
29
Bu Woro menatap geram ke arah menantunya itu. Namun Anisa tetap tenang. Bukan ingin bersikap tidak sopan. Ia juga tidak akan berbuat demikian jika tak ada asapnya.Entah ia pun tak tau apa kesalahannya kepada sang mertua. Ibu mertuanya itu selalu sinis terhadapnya. Padahal jika dihitung, apa kurang baik. Keluarga Hisyam yang dulu adalah pemulung, kini dibuatkan rumah yang layak. Dan setiap bulan diberi jatah untuk makan beserta kebutuhannya.Ya mungkin karena dia belum memberikan keturunan untuk sang anak."Maaf ya Mas," ucap Nisa saat Hisyam datang. Kepalanya tertunduk"Hei, kenapa kamu justru minta maaf. Tidak ada yang perlu dimaafkan, sayang. Ini takdir," jawab Hisyam. Ya sebijak itu laki laki itu, sesabar itu dan sebaik itu. Bagaimana Anisa tidak semakin jatuh hati."Maafkan orang tuaku," ucap Hisyam dengan lirih.Anisa hanya tertawa kecil mendengarnya "Aku tau semua Nisa. Aku juga mengerti bagaimana kamu.""Sedikitpun aku tak ada niat melawan ibu mu Mas. Sama sekali tidak. Hanya
Read more
30
Anisa kaget dengan permintaan Ratih. Apakah sampai segitunya hingga dia meminta menjadi ART dengan ijazah sarjana yang dua punya.Anisa sejenak terdiam memikirkan hal tersebut."Mbak, bagaimana? Apakah ada lowongan kerja untuk saya? Cuci pakaian, bersih-bersih, cuci piring saya juga mau Mbak," pintanya lagi mengiba"Maaf sekali Ratih. Di rumah saya tidak ada lowongan. Kamu bisa ke yayasan penyalur jika kamu mau. Mungkin akan cepat mendapat pekerjaan. Sekedar saran saja," jawab NisaRatih kembali tertunduk."Tolonglah Mbak. Saya mohon," pintanya lagi begitu mengiba."Ratih, saya sudah hilang sedari awal. Saya tidak bisa egois. Tidak." jawab Anisa dengan tegas.Anisa mengangguk dompetnya. Ia memberikan beberapa lembar uang berwarna merah."Hanya sedikit. Semoga bisa membantu," kata Anisa sembari meletakkan uang uang itu ke atas meja.Ratih tidak serta Merta langsung menerimanya. Justru ia tertunduk, menangis terisak."Ya Tuhan. Karma memang jahat ya Mbak. Aku sekarang sudah seperti peng
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status