Share

29

Bu Woro menatap geram ke arah menantunya itu. Namun Anisa tetap tenang. Bukan ingin bersikap tidak sopan. Ia juga tidak akan berbuat demikian jika tak ada asapnya.

Entah ia pun tak tau apa kesalahannya kepada sang mertua. Ibu mertuanya itu selalu sinis terhadapnya. Padahal jika dihitung, apa kurang baik. Keluarga Hisyam yang dulu adalah pemulung, kini dibuatkan rumah yang layak. Dan setiap bulan diberi jatah untuk makan beserta kebutuhannya.

Ya mungkin karena dia belum memberikan keturunan untuk sang anak.

"Maaf ya Mas," ucap Nisa saat Hisyam datang. Kepalanya tertunduk

"Hei, kenapa kamu justru minta maaf. Tidak ada yang perlu dimaafkan, sayang. Ini takdir," jawab Hisyam. Ya sebijak itu laki laki itu, sesabar itu dan sebaik itu. Bagaimana Anisa tidak semakin jatuh hati.

"Maafkan orang tuaku," ucap Hisyam dengan lirih.

Anisa hanya tertawa kecil mendengarnya

"Aku tau semua Nisa. Aku juga mengerti bagaimana kamu."

"Sedikitpun aku tak ada niat melawan ibu mu Mas. Sama sekali tidak. Hanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status