Share

30

Anisa kaget dengan permintaan Ratih. Apakah sampai segitunya hingga dia meminta menjadi ART dengan ijazah sarjana yang dua punya.

Anisa sejenak terdiam memikirkan hal tersebut.

"Mbak, bagaimana? Apakah ada lowongan kerja untuk saya? Cuci pakaian, bersih-bersih, cuci piring saya juga mau Mbak," pintanya lagi mengiba

"Maaf sekali Ratih. Di rumah saya tidak ada lowongan. Kamu bisa ke yayasan penyalur jika kamu mau. Mungkin akan cepat mendapat pekerjaan. Sekedar saran saja," jawab Nisa

Ratih kembali tertunduk.

"Tolonglah Mbak. Saya mohon," pintanya lagi begitu mengiba.

"Ratih, saya sudah hilang sedari awal. Saya tidak bisa egois. Tidak." jawab Anisa dengan tegas.

Anisa mengangguk dompetnya. Ia memberikan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Hanya sedikit. Semoga bisa membantu," kata Anisa sembari meletakkan uang uang itu ke atas meja.

Ratih tidak serta Merta langsung menerimanya. Justru ia tertunduk, menangis terisak.

"Ya Tuhan. Karma memang jahat ya Mbak. Aku sekarang sudah seperti peng
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status