All Chapters of Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar: Chapter 111 - Chapter 120

130 Chapters

Pengakuan Mencengangkan

#119"Benar, Angga. Kamu masih hutang banyak penjelasan sama ibu. Sebenarnya apa masalahnya sampai kamu ngusir Aluna, Ga?" Bu Intan segera menimpali pertanyaan Tasya dengan pertanyaan yang sama juga."Hah? Aluna pergi, Bu? Tapi, kenapa? Apa masalahnya, Bang?" tanya Tasya setengah terkejut mendengar pengakuan Bu Intan. Ia menatap Angga penuh rasa penasaran. Ia pikir, baru beberapa hari saja ia tidak di rumah tapi keadaan sudah banyak yang berubah."Iya, waktu kamu menginap di rumah sakit, besoknya ibu tahu dari tetangga sini kalau Aluna pergi dari rumah bawa koper," sahut Bu Intan membenarkan pertanyaan Tasya.'Apa Bang Angga sudah tau ya tentang perselingkuhan Aluna sama papanya Arvin?' duga Tasya dalam hatinya. Namun, ia masih merasa jika itu tidak mungkin. Sebab, hanya dia yang tahu tentang itu."Iya, itu benar, Sya. Tapi, mari kita bahas tentang Aluna nanti, Bu, Sya. Aku masih lelah," u
Read more

Kejujuran Dua Insan

#120"Ya, tujuan saya kesini awalnya untuk membuat rumah tangga Aluna hancur berantakan, sama seperti apa yang dia lakukan pada rumah tangga orang tuaku."Kedua orang di hadapannya itu tersentak demi mendengar pengakuan mengejutkan dari Syahna. Tiba-tiba saja terbit rasa khawatir di hati mereka. Keduanya takut kalau-kalau Syahna juga memiliki niat jahat kepada mereka."Ka–kamu jangan bercanda!" Bu Intan berkata setengah berteriak."Saya tidak sedang bercanda, Bu. Itu adalah kenyataannya. Tapi … kalian jangan khawatir, kalian tidak masuk dalam rencana balas dendamku," ungkap Syahna. Suaranya yang dingin itu tiba-tiba mulai melunak."Terus? Mau kamu apa sekarang, hah! Apa kamu puas sudah menghancurkan rumah tangga Angga! Dan apa lelaki yang di hotel waktu itu adalah suruhanmu?" Tasya menebak sebuah hal yang sama sekali tak dilakukan oleh Syahna.Syahna menggeleng cepat. "K
Read more

Malam Panas Kedua

#121"Ya sudah terserah kamu aja maunya gimana, Ga." Bu Intan pun kemudian beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Angga.Meskipun sudah mengetahui beberapa kenyataan mengenai Syahna. Tapi, lelaki itu tak bisa membencinya. Tanpa Angga sadari rupanya cinta telah tumbuh di dalam hatinya. Entah sejak kapan cinta itu tumbuh.Yang jelas ia justru berterima kasih dan bersyukur dengan kehadiran Syahna di dalam keluarganya. Sebab, dengan kehadiran Syahna, ia tak merasa menyedihkan saat memilih untuk menalak Aluna yang sudah keterlaluan dalam menipunya.Malam harinya, seperti biasa. Syahna mempersiapkan makan malam untuknya dan Angga juga Jelita. Semua makanan sudah terhidang di atas meja dan mereka sudah berkumpul di meja makan. Mereka makan dalam suasana hening. Hanya ada denting suara sendok dan garpu yang saling beradu. Dan, suara Syahna yang menyuapi Jelita."Syah, aku harus bicara sama kamu nanti," ucap Angga setelah ia menyelesaikan makan malamnya.Syahna menoleh ke arah Angga, dan tat
Read more

Nyaris Bundir

#122"Kita pindah saja ke kamar." Angga berucap layaknya sebuah perintah. Lelaki itu seolah mengambil kendali atas diri Syahna seutuhnya dan gadis itu pasrah.Tanpa penolakan, Syahna pasrah saja saat tubuhnya dibopong oleh Angga masuk ke dalam kamar utama. Tempat di mana Angga selalu menghabiskan malam-malamnya dengan para mantan istrinya termasuk Laras. Dan kini, ia membawa gadis lain untuk bercinta dan menghabiskan malam ini dengan permainan liar mereka.Syahna belum mengetahui tentang Laras ini, dan Angga belum ada keinginan untuk menceritakan tentang Laras pada gadis itu. Laras … adalah wanita yang paling spesial di hatinya. Posisinya tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun termasuk, Syahna. Meskipun saat ini, Angga sedang bernaf**su untuk menikmati tubuh Syahna lagi. Tetapi, tetap saja. Meski raganya bersama Syahna tapi hati dan pikirannya selalu membayangkan Laras. Bahkan Angga sempat menyebut nama Laras saat sedang
Read more

Pilihan Sulit

#124Tanpa berpikiran buruk, atau berfirasat apa pun. Angga melajukan mobilnya menuju ke kantornya pagi itu. Ia seakan tak peduli dengan sikapnya tadi yang seolah sengaja menunjukkan kemesraannya dengan Syahna di depan para tetangganya. Ia tak tahu jika perbuatannya itu telah menjadi bahan gunjingan semua orang di lingkungan tempat tinggalnya.Ia pergi kembali bekerja ke kantornya seolah membawa semangat yang baru, setelah Syahna berhasil masuk dalam hidupnya. Kehadirannya seolah mampu membuat Angga lebih cepat melupakan kepergian Aluna.Sesampainya di kantor, Angga langsung disambut oleh rekan dan karyawan yang berada di bawah divisi yang dipimpin olehnya. Di lobi, ia bertemu dengan Radit. Salah satu rekan kerja yang cukup dekat dengannya."Selamat pagi, Ga. Lama nggak jumpa, ya,"  sapa Radit pada rekan yang memiliki jabatan yang sama namun berbeda divisi dengannya."Pagi. Iya nih, Tasya
Read more

Bahagia Usai Cerai

#126Hening. Suasana di ruangan Tasya dirawat begitu hening. Angga dan Bu Intan duduk bersebelahan di sofa yang tak jauh dari ranjang pasien. Sedangkan Pak Sugeng belum kembali dari mengurus administrasi Tasya. Kesempatan ini pun, Angga manfaatkan untuk menanyakan kronologi bagaimana Tasya bisa berakhir melukai dirinya sendiri. Bahkan berniat bunuh diri."Bu, gimana ceritanya Tasya tiba-tiba mau melukai dirinya sendiri? Padahal kemarin kita lihat dia sudah stabil emosinya. Tapi, kenapa sekarang ….""Entahlah, Ga. Ibu juga nggak tau kenapa yang jelas, sebelum itu Tasya juga bersikap normal. Bahkan nanya ke ibu, kapan kita bisa segera pindah ke rumah Pak Lek, gitu." Bu Intan menjawab apa apanya setelah menyela ucapan Angga yang belum selesai."Hm, sepertinya dia melihat-lihat komentar yang beredar di internet terkait video syurnya, Bu," gumam Angga lirih.Bu Intan yang mendengarnya pun menga
Read more

Ambisi dan Karma

#128Sore itu, Arvin dikejutkan dengan kehadiran Aluna di rumahnya. Yang lebih mengejutkan lagi, dengan tanpa malu ayahnya membawa Aluna ke rumah. Dan mengenalkannya pada sang ibu.Arvin mengepalkan tangannya kesal. Ia benar-benar tak menyangka jika ayahnya akan setega itu membawa Aluna ke rumah.“Ada apa ini?” tanya Arvin dengan napas memburu menahan gejolak amarah yang sudah memuncak di dalam hatinya.“Arvin. Syukurlah kamu datang, Nak.” Feri menyambut kedatangan Arvin dengan ramah seolah tanpa dosa telah membawa wanita lain yang bahkan sebaya dengan putranya.Arvin duduk di samping sang ibu yang termangu. Tatapannya kosong seolah tidak ada kehidupan di sana. Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba saja rumah tangganya yang dikira begitu sempurna itu, justru memiliki noda.Ya, noda itu telah diciptakan oleh Feri sendiri selaku kepala keluarga. Dan itu membuat  Ratih ter
Read more

Keras Kepala

#130Entah mengapa Bu Intan merasa terpojok, sehingga ia pun meminta Bu Dian untuk berhenti membahas tentang segala hal tentang Laras. Sebab, ia merasa muak, dan tak mau mendengar apa pun tentang Laras. Ia hanya mau mengira jika Laras tidak akan pernah bahagia dengan kehidupannya. Tapi, kenyataan yang ada justru berbanding terbalik. Laras rupanya jauh lebih bahagia sekarang, dibandingkan dulu saat masih menjadi menantunya.“Cukup ya Bu Dian! Saya nggak mau dengar apa-apa lagi dari mulut Bu Dian, jadi berhentilah!” Bu Intan berkata setengah memohon pada Bu Dian.“Cih, makanya Bu, jangan suka fitnah dan mnghasut orang lain dengan mulut kotormu itu! Sekarang lihat ‘kan, semua keburukan itu malah berbalik sama keluarga kalian sendiri. Dulu, saya kasian banget sama Mbak Laras yang selalu dihina-hina sama Bu Intan. Saya tahu bagaimana perasaannya saat itu. Pasti sakit banget,” tutur Bu Dian menjelaskan tujuannya membuat Bu Intan ter
Read more

Perubahan Penampilan

#132Keesokan paginya, Bu Intan yang sudah tak sabaran lagi pun langsung menemui Angga di rumahnya saat putranya sedang menikmati sarapan paginya bersama Syahna dan Jelita. Wanita paruh baya itu masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu, seperti kebiasaannya sejak Aluna masih menjadi menantunya."Ibu," panggil Angga begitu melihat ibunya sudah menerobos masuk ke rumahnya.Memang sudah jadi kebiasaan Bu Intan yang tak pernah mengetuk pintu dan langsung menyelonong masuk ke rumah Angga. Hal itu juga lah yang membuat Aluna kadang merasa kesal dengan tingkah laku ibu mertuanya."Angga, ibu mau ngomong sama kamu," tutur Bu Intan tanpa basa-basi lagi mengatakan maksud kedatangannya ke rumah Angga."Ya, ngomong aja Bu di sini," sahut Angga acuh, seraya terus mengunyah nasi goreng buatan Syahna."Nggak mau di sini, Ga. Ayo cepat ikut ibu. Kita ngobrol di rumah saja," tolak Bu Intan. Ia rasa jika tak pantas mengobrolkan tentang unek-uneknya di depan Syahna."Ya udah tunggu sebentar, Bu. Angga mau
Read more

Kabar dari Arvin

#134"A–Arvin, kok kamu nggak ngabarin dulu kalau mau datang ke rumah." Tasya tersipu malu sebab Arvin harus melihat dirinya dengan penampilan yang berbeda sekarang. Ia menundukkan pandangannya sebab itulah yang harus dilakukan saat bertemu dengan lawan jenis menurut buku yang dia baca dan pelajari.Ia juga sempat mendengar pujian Arvin yang mengatakan dirinya cantik. Namun, suara pujian itu terdengar samar, sehingga Tasya tak mau terlalu menunjukkan kalau dirinya berbunga-bunga saat mendengar pujian lirih dadi Angga secara refleks."Aku sudah ngomong sama Tante kemarin kok, Sya. Kalau aku mau datang kesini," sahut Arvin menjawab rasa penasaran Tasya, yang sepertinya belum tahu kalau dirinya akan datang."E–eeh? Kapan kamu menghubungi ibu?" tanyanya heran dan bertanya-tanya."Kemarin, kayaknya waktu itu kamu udah tidur jadilah Tante yang terima telepon dari aku," jelas Arvin menjawab rasa penasaran Tasya yang tampak masih bingung dengan kehadirannya."Oh gitu ya. Hmm, ya sudah silakan
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status