#108Aluna melangkahkan kakinya dengan gontai. Menyeret kopernya perlahan meninggalkan rumah Angga. Ia menatap pedih saat, mobil Angga berlalu dan meninggalkannya sendirian. Tanpa sedikitpun memedulikannya yang teronggok di jalanan.Ia bingung, marah, merasa kalut, dan kesal secara bersamaan. Aluna selalu merasa jika hidupnya sangatlah sial dan tidak pernah beruntung. Hanya ada satu orang yang dapat diharapkan oleh Aluna, yakni Feri. Hanya Feri satu-satunya harapan baginya untuk masalah peliknya saat ini. Ia berharap Feri akan memberinya solusi yang terbaik.'Ya, kayaknya aku harus menghubungi Om Feri untuk ketemu sekarang,' gumamnya dalam hati.Aluna pun meraih ponselnya dan mencari kontak Feri di sana. Setelah ketemu, lalu dia segera menelepon lelaki matang yang menjadi sandarannya selama ini."Halo, Aluna?" sambut Feri dari seberang sana."Halo, Om, apa kita bisa ketemu?" tanya Aluna sedikit ragu, sebab sekarang ini 'sugar daddy' nya itu pasti sedang sibuk dengan bisnisnya."Sekara
Baca selengkapnya