Semua Bab Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar: Bab 91 - Bab 100

130 Bab

Memergoki Angga

#99Usai pergumulan mereka berakhir. Angga melenguh panjang saat puncak kenikmatan berhasil diraihnya. Rasa penat yang sejak tadi menderanya sedikit terobati. Keduanya masih berdiam di balik selimut dan larut dengan pikiran masing-masing.Syahna meneteskan air matanya dan terisak karena telah melakukan hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Angga menyadari tangisan Syahna lantas menoleh ke arah si gadis, yang baru saja menyerahkan kesuciannya pada Angga. Sedikit merasa bersalah, tapi Angga juga menikmatinya sehingga ia harap tidak ada kekecewaan dalam diri Syahna."Kenapa kamu menangis, Syahna?" tanya Angga seraya mem**belai pucuk kepala Syahna dengan lembut dan mesra. Ia merasa tak tega telah membuat Syahna menangis dan sepintas rasa bersalah pun mengganggu benaknya.Syahna bergeming, tak mau membuka suara. Hanya air matanya lah yang berbicara saat ini. Dan Angga pun berusaha sebisanya untuk membuat Syahna mau meredakan tangisnya. Apa pun caranya, ia akan membuat perasaa
Baca selengkapnya

Talak

#100"A–apa ini, Mas?" tanya Aluna gugup. Ia merasa sekujur tubuhnya kaku saat menerima uluran kertas itu. Pikirannya sudah menduga kalau akan terjadi sebuah masalah yang besar. Wajah Angga terlihat begitu murka hingga Aluna pun tak kuasa untuk sekadar menatap matanya."Bacalah. Nanti kamu akan tahu apa isi surat itu," ucap Angga dingin. Suaranya begitu datar dan angkuh di saat yang bersamaan.Aluna masih terduduk di lantai. Saat Angga menghempaskan dua lembar kertas putih padanya. Surat keterangan dari dokter tentang kondisi kesuburannya, serta hasil tes DNA Jelita. Semua itu harus Aluna baca agar ia tahu apa alasan Angga terlihat begitu marah saat ini.Bola mata Aluna bergerak gelisah, ia berusaha membaca dan memahami semua yang tertulis di kertas-kertas itu. Ia tak percaya jika Angga akan mendapatkan semua bukti itu. Dan entah sejak kapan Angga memiliki surat-surat ini."Ini … pasti rekayasa, Mas! Mas jangan mengada-ada!" pekik Aluna begitu selesai memahami isi tulisan di kertas-ke
Baca selengkapnya

Hancur

#101"Pergilah! Aku tak mau melihatmu lagi di sini."Angga berucap dengan nada sinis. Wajahnya tampak kaku dan mengeras. Bagi Angga, sudah tak ada belas kasihan lagi untuk Aluna.Dia tidak akan pernah bisa memaafkan kesalahan Aluna lagi hingga kata talak akhirnya terucap dari mulutnya. Aluna menangis pilu, masih bersimpuh di lantai mengharap belas kasihan dari Angga. Tetapi, sayangnya Angga sudah bulat dengan keputusannya.Ia mati rasa. Dan Angga tidak memedulikan Aluna lagi yang meratap, memohon maafnya."Maaf, Mas. Aku mohon sama kamu jangan begini. Aku tau aku salah, tapi aku pun berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diriku. Bagaimana dengan Jelita, bagaimana kamu akan menjawabnya kalau dia menanyakanku." Aluna malah membawa nama Jelita, agar Angga jatuh iba dan merubah pikirannya."Jangan membawa-bawa Jelita. Kamu juga bahkan selalu pergi dan menitipkan Jelita pada orang lain, 'kan? Bukannya kamu nggak begitu peduli sama Jelita, kenapa sekarang kamu sok peduli pada anak
Baca selengkapnya

Diusir

#102Keesokan paginya, Aluna keluar dari kamarnya. Ia menangis semalaman hingga tak sadar dirinya jatuh tertidur saat tengah mengemasi pakaiannya. Rasanya menyakitkan sekali dicampakkan oleh suami. Tapi, Aluna seolah masih enggan menerima kenyataan itu. Rasanya sulit menerima kenyataan kalau dirinya terusir dari rumah ini dengan keadaan yang sangat hina.Padahal, tak dapat dipungkiri jika semua itu adalah karena perbuatan bodohnya sendiri. Pagi itu, saat Aluna hendak pergi ke dapur dan menikmati sarapan seperti biasanya. Ia melihat Syahna dengan rambut basahnya sibuk berjibaku di depan kompor dengan berbagai macam bahan masakan. Gadis itu tak menyadari kehadiran Aluna dari arah belakang sebab, Aluna melangkah tanpa menimbulkan suara gaduh.Mata Aluna nyalang melihat rambut Syahna yang tampak basah. Kemarahannya yang belum usai kembali muncul lagi, dan memuncal. Ia pun kalap dan berlari cepat menghampiri Syahna yang masih belum sadar akan serangan yang akan menimpanya.. Ia ingin memaki
Baca selengkapnya

Terkejut

#103"Kita mau ke mana, Pak Angga?" tanya lelaki yang duduk di belakang kemudi.Angga sudah duduk di depan bersama sang sopir, dan Syahna duduk di belakang, di kursi penumpang."Kita ke rumah sakit tempat Tasya dirawat aja, Pak. Sekalian saya juga mau jenguk Tasya, gantian sama ibu," sahut Angga.Tubuh mungil Jelita menggeliat di pangkuan Angga. Lelaki itu bersuara untuk menenangkan Jelita agar tertidur lagi."Baik, Pak Angga. Kita jalan ya sekarang," ucap pak Roni, nama tetangga Angga itu.Mobil pun kemudian mulai melaju pelan. Menuju ke jalanan dan bergabung dengan kendaraan yang lainnya. Syahna sempat melihat saat Aluna masuk ke sebuah taksi bersama kopernya. Ia dapat menangkap raut kesedihan dari wajah Aluna yang tampak sendu.Namun, Syahna tak tahu persis apa alasan Aluna bersedih. Apakah karena perpisahannya dengan Angga. Atau karena ia harus berpisah dengan putrinya, karena Angga berkeras untuk mengasuh Jelita seperti putrinya sendiri.Walaupun pada kenyataannya, baik Angga ata
Baca selengkapnya

Video Sy*r Tersebar

#104Wajah Tasya seketika berubah pasi saat melihat apa yang dirinya lihat di sosial media miliknya. Orang-orang yang dikenal pun banyak yang mengirimkan pesan pribadi ke akun Tasya di saat yang bersamaan."I–ini …." Suara Tasya bergetar. Wajahnya semakin pucat seolah tidak dialiri darah.Angga kebingungan melihat ekspresi aneh adiknya pun bertanya dengan nada khawatir. "Kamu kenapa, Sya?" tanyanya."Bang, a–aku … apa yang kutakutkan terjadi, Bang." Usai berkata seperti itu, Tasya menangis sejadi-jadinya.Ia bahkan melempar ponsel Angga agar menjauh darinya. Tasya histeris."Ga, kenapa toh adikmu? Dia lihat apaan sampai histeris gitu?" tanya Bu Intan mendekati ranjang Tasya yang berguncang-guncang karena Tasya histeris, bahkan kakinya menendang-nendang apa pun yang ada di dekatnya."Entah, Bu. Angga juga nggak tau kenapa bisa begini," sahut Angga asal. Ia pun meraih ponselnya untuk memeriksa apa yang sesungguhnya terjadi pada Tasya."Sya, Sya. Jangan begini, Nak. Eling, nyebut, Nak…."
Baca selengkapnya

Tetangga Kepo

#105Bu Intan dan Syahna sudah sampai di rumahnya dengan menaiki taksi. Keduanya lalu berjalan beriringan menuju ke rumah masing-masing. Syahna pergi ke rumah Angga dengan membawa serta Jelita. Sedangkan Bu Intan sendiri membawa langkahnya masuk ke rumahnya.Rasanya ia sangat rindu dengan ranjang empuk yang ada di dalam kamarnya itu sebab kemarin ia bermalam di sofa rumah sakit. Dan esok harinya, pinggangnya langsung saja terasa sakit dan nyeri."Syah, kalau kamu butuh apa-apa, atau kalau kerepotan mengasuh Jelita, kamu datang aja ke rumah ya. Saya mau istirahat dulu sekarang, meluruskan punggung," ujar Bu Intan berpesan pada Syahna yang hendak melangkahkan kakinya masuk ke rumah."Iya, Bu. Terima kasih," sahut Syahna seraya mengukir senyum manisnya. Jelita tampak menggeliat di pelukan Syahna.Bu Intan sebenarnya heran, karena sejak tadi tak mendapati kehadiran Aluna. Seolah-olah Aluna tidak ada di rumah. Ia pun hanya dapat menggerutu kesal sebab, menantunya itu benar-benar keterlalua
Baca selengkapnya

Mirip?

#106"Syah, Syahna! Kamu di mana?" Bu Intan setengah berteriak memanggil nama Syahna. Tanpa permisi, ia langsung nyelonong masuk ke dalam rumah putranya dan mencari keberadaan Syahna. Memang begitulah Bu Intan, wanita itu memang anti untuk mengetuk pintu ketika ingin masuk ke rumah Angga.Ia pun lantas mencari ke setiap sudut ruangan, sambil terus berteriak memanggil nama Syahna. Akhirnya, tak lama berselang Syahna terdengar menyahut panggilan dari Bu Intan."Ya, Bu. Sebentar," sahutnya setengah berteriak. Syahna tampak keluar dari dalam kamar mandi sambil menggendong Jelita yang rupanya baru selesai mandi. Bocah kecil berwajah lucu itu tampak segar dengan handuk bermotif jerapah pink yang membalut tubuh mungilnya. "Iya, Bu, ada apa?" tanya Syahna langsung menghampiri Bu Intan yang berdiri tak jauh dari sofa ruang tamu."Kamu habis mandiin Jelita?" Bu Intan malah menanyakan sesuatu yang sudah ada jawabannya."Iya, Bu," sahut Syahna sambil mengangguk. Sebenarnya pertanyaan itu suda
Baca selengkapnya

Tragedi

#107"Re, angkat teleponnya!" gumam Mona frustrasi saat sahabatnya itu tak kunjung menerima telepon darinya.Padahal ada hal penting yang ingin disampaikan pada sahabatnya itu. Dan itu mengenai Roy. Mona juga menyesal karena terkesan menyepelekan peringatan bahkan nasehat yang diucapkan oleh Rere tempo hari saat ia mendapat misi untuk menyebarkan video vul**gar Tasya dari Roy."Ya Tuhan …! Apa Rere benar-benar marah ya sama aku?" gumamnya lirih. Ia terus bertanya-tanya dalam hatinya mengenai keberadaan sahabatnya itu.Ia bahkan menduga kalau Rere marah padanya setelah perdebatan mereka.Rere memang dari awal sudah menyarankan pada Mona untuk tak pernah melakukan perintah Roy. Akan tetapi, Mona tak mau mendengarkan nasehat sahabatnya itu. Dan lebih takut dengan ancaman yang berasal dari Roy sehingga ia nekat melakukan perintah Roy. Dan kini, Mona menyesal.Ia tak menyerah dan mencoba untuk menghubungi sahabatnya lagi. Ia menelepon entah untuk yang ke berapa kalinya sampai nada tersambu
Baca selengkapnya

Dimabuk Cinta

#108Aluna melangkahkan kakinya dengan gontai. Menyeret kopernya perlahan meninggalkan rumah Angga. Ia menatap pedih saat, mobil Angga berlalu dan meninggalkannya sendirian. Tanpa sedikitpun memedulikannya yang teronggok di jalanan.Ia bingung, marah, merasa kalut, dan kesal secara bersamaan. Aluna selalu merasa jika hidupnya sangatlah sial dan tidak pernah beruntung. Hanya ada satu orang yang dapat diharapkan oleh Aluna, yakni Feri. Hanya Feri satu-satunya harapan baginya untuk masalah peliknya saat ini. Ia berharap Feri akan memberinya solusi yang terbaik.'Ya, kayaknya aku harus menghubungi Om Feri untuk ketemu sekarang,' gumamnya dalam hati.Aluna pun meraih ponselnya dan mencari kontak Feri di sana. Setelah ketemu, lalu dia segera menelepon lelaki matang yang menjadi sandarannya selama ini."Halo, Aluna?" sambut Feri dari seberang sana."Halo, Om, apa kita bisa ketemu?" tanya Aluna sedikit ragu, sebab sekarang ini 'sugar daddy' nya itu pasti sedang sibuk dengan bisnisnya."Sekara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status