Dengan langkah pelan, Ervan mendorong kursi roda Seyla menyusuri setiap lorong rumah sakit. Sesekali dia melirik arloji di pergelangan tangannya. Senyum tipis mulai terukir di bibirnya, Ervan tak sabar melihat hal apa yang akan Liora lakukan untuk menyakiti perasaan Seyla. Ervan tau, Liora adalah perempuan licik. Jadi, tanpa harus Ervan katakan mungkin Liora sudah bisa membuat rencana yang menyakitkan untuk Seyla. "Seyla, kau masih ingat. Setelah aku membawamu menemui Arka, tolong tepati janjimu untuk menuruti satu permintaan dariku."Tanpa berpikir panjang, Seyla langsung mengangguk mengiyakan ucapan Ervan.Kini langkah Ervan terhenti, mereka sudah sampai di depan pintu ruangan pribadi Arka. Ervan kemudian meraih knop pintu di depannya, dia kembali melihat arloji di pergelangan tangannya sesaat. Dia yakin, pasti Liora sudah menyiapkan semuanya. Pintu pun akhirnya terbuka.Seketika, Seyla dan Ervan serempak membulatkan mata. N
Last Updated : 2024-05-24 Read more