Seiring langkah mereka menuju tenggara, pemandangan indah di sekitar Yao Chen dan Tuan Putri Ketujuh mulai berubah secara dramatis. Rerumputan hijau dan tanaman herbal yang subur perlahan digantikan oleh tanah yang semakin gersang dan berbatu. Udara yang tadinya sejuk kini terasa panas dan kering, membuat keringat mulai membasahi dahi keduanya.Tuan Putri Ketujuh, meski tampak lelah, tetap berjalan dengan anggun. Namun, dia mulai mengipasi dirinya dengan lengan lengan gaunnya. "Yao Chen," ujarnya dengan nada sedikit terengah, "tempat ini sungguh berbeda dari yang kita lihat sebelumnya."Yao Chen mengangguk, matanya menyapu sekeliling dengan waspada. "Benar, Tuan Putri. Sepertinya kita telah memasuki wilayah yang lebih tandus."Saat itulah Yao Chen mulai merasakan penyesalan menyelinap di hatinya. Dia teringat akan kelimpahan tanaman herbal yang mereka lewati sebelumnya, dan kini menyesali keputusannya untuk tidak memetik satu pun."Tuan Putri," ucapnya dengan nada menyesal, "Saya mint
Read more