Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / Bab 181 - Bab 190

Semua Bab Pendekar Tanpa Wajah: Bab 181 - Bab 190

498 Bab

181 - Takut Lepas Kendali

“Menghadap pada Ketua Sekte Zhuge.” Di Yuxian menemui Zhuge Yang dengan membawa sikap yang sangat sopan dan hormat.Pemuda yang biasanya angkuh itu kini bersedia menundukkan kepalanya sambil melakukan soja.“Tetua Agung, Anda bisa tinggalkan kami.” Zhuge Yang melirik ke Pan Tekian.Meski agak enggan, Pan Tekian mau tak mau pergi keluar dari ruangan tersebut.“Sepertinya kultivasimu sudah sangat maju beberapa bulan ini, benar?” tanya Zhuge Yang.Pertama-tama, dia menanyakan hal normal dulu.Mata Di Yuxian melirik sekejap ke Zhuge Yang sambil menjawab, “Benar, Ketua Sekte Zhuge. Saya sudah mengalami kenaikan hingga Tingkat 7 Awal.”Ada rasa bangga di hati Di Yuxian ketika mengucapkan itu.“Hm. Kuharap kau mengokohkan kultivasimu karena tingkat yang tinggi saja tidak berguna tanpa adanya pengalaman pertarungan sesungguhnya.” Zhuge Yang kini mulai berdiri dari kursinya dan berjalan ke tanaman indoor di dekat meja besarnya.Dia mengambil lap putih khusus untuk mengusap perlahan daun-daun le
Baca selengkapnya

182 - Menebas Leher dalam Hitungan Detik

Karena bunyi berdebum itu, Yao Chen tidak memiliki pilihan lain selain keluar meski sebenarnya enggan meninggalkan kultivasi tertutupnya.“Ingin menyalahkan aku?” tanya Yao Chen ke orang itu. “Kenapa tidak menyalahkan saudaramu yang sudi menjadi anjing Di Yuxian?”Dia sudah mengetahui dari Li Yaren semalam apa saja yang diperbuat Di Yuxian selama dia sedang menjalani Ujian Langitnya dan berada di ambang hidup dan mati.“Kau bahkan bisa menuntut Di Yuxian!” Yao Chen melanjutkan. “Atau kau terlalu takut padanya?”Mata orang itu melotot menatap Yao Chen.“Kau! Kalau kau berani, kalau kau memang bernyali, ayo kita pergi ke hutan belakang sekte! Kita selesaikan masalah kita di sana!” Rupanya orang itu memiliki keinginan untuk membunuh Yao Chen tanpa bisa disentuh aturan sekte.Terkekeh dengan permintaan orang tersebut, Yao Chen berkata, “Memangnya kau siapa hingga aku harus menurutimu? Kalau kau mau, ayo naik ke arena dan kita bisa duel hidup dan mati!”Yao Chen justru menawarkan tantangan
Baca selengkapnya

183 - Seperti Ikan di Atas Talenan

“Apa?!” Penonton berteriak kaget melihat 40 puluhan orang mulai melompat naik ke arena.Meski panggung arena itu sangat luas dan bisa menampung 1000 orang lebih, tapi puluhan orang datang untuk melawan 1 orang, bukankah itu keterlaluan?Ketika mereka bingung dan menoleh ke ruangan terbuka tempat pengawas biasanya berada saat pertarungan arena, di sana ada Beigong Yu yang terlihat acuh tak acuh, sibuk membaca buku.“Ayo saja!” Yao Chen berteriak.Sementara itu, Li Yaren masih berdiri tenang karena dia meyakini kekuatan Yao Chen, apalagi pemuda bertopeng itu sudah setengah langkah menuju Tingkat 5, apa yang perlu dicemaskan?Puluhan orang masih belum apa-apa bagi Yao Chen yang aneh dan kuat.“Mati kau!” teriak salah satu dari mereka.Dengan cepat, energi pedang menebas dari segala arah untuk Yao Chen. Dia hanya perlu menggunakan Teknik Langkah Hantu sambil sesekali memblokir dengan energi pedangnya sendiri.Sementara, tangan kirinya mulai mengeluarkan energi petir untuk menyambar lawan
Baca selengkapnya

184 - Asura yang Murka

“Yao Chen dalam bahaya!” Li Yaren sadar dan hendak melonjak ke arena untuk menolong Yao Chen.Namun, baru saja dia hendak bergerak, sudah ada orang di belakangnya yang menempelkan jimat pembeku di punggung.“Lebih baik kau di sini saja menonton kejadian spektakuler, mengerti?” Orang di belakang Li Yaren terkekeh.Li Yaren tak bisa bergerak sama sekali, seakan semua energinya dikunci.‘Jimat pembeku level tinggi! Kenapa mereka punya barang seperti itu? Apakah mereka disokong seorang tetua?’ Otak Li Yaren terus bekerja.Sementara itu, Yao Chen sedang menghadapi bahayanya sendirian. Tak ada yang bisa menolongnya.“Terkutuk kalian!” Yao Chen menggeram keras.Kenapa orang-orang selalu ingin menindasnya? Kenapa mereka terus saja tidak ingin mengakui kemampuannya? Harus sebanyak apa dia menunjukkan ke mereka?Marah akan ketidakadilan yang terjadi padanya, energi Qi di dalam tubuh Yao Chen bergolak seolah ingin terbebas dari kungkungan jimat pembeku.“Hrrrkkhhh!” Menggigit gerahamnya kuat-kua
Baca selengkapnya

185 - Zhuge Ling Bersikap Aneh

“Dia teman Yao Chen! Tentu saja dia akan berat sebelah membela Yao Chen!” Beigong Yu yang diungkap Li Yaren segera menimpali untuk melindungi dirinya.Mana boleh dia disalahkan ketika bertugas? Memangnya seberapa tinggi kedudukan Li Yaren dan Yao Chen di Sekte Dalam? Tentu dia yang lebih tinggi dari mereka!“Apa yang akan saya ucapkan mengenai kejadian di arena bisa disaksikan langit dan dewata kebenarannya. Oleh karena itu, saya berani bersumpah atas nama langit dan semua dewata.” Li Yaren memberikan balasan yang menohok Beigong Yu.Tak hanya itu saja, Li Yaren juga menggigit jarinya sehingga darah keluar di sana dan dia acungkan jari itu ke atas, melakukan Sumpah Surgawi. Segera, dari jari Li Yaren, keluar cahaya putih begitu cepat dan darah yang keluar di sana melejit naik dan hilang di udara, pertanda sudah diterima oleh dewata.Semua orang di Aula Pengadilan Sekte menahan napas, tidak menyangka Li Yaren berani melakukan sesuatu yang sangat sakral. Apalagi, setelah itu tidak ada s
Baca selengkapnya

186 - Menjadi Murid Langsung Sima Honglian

“Wah! Mereka diangkat jadi murid langsung Master Sima!”“Betapa beruntungnya! Bukankah mereka baru saja menjadi Murid Dalam? Dan sekarang sudah menjadi Murid Langsung?”Ada banyak tanggapan dari murid-murid senior perihal Yao Chen dan Zhuge Ling yang diangkat Sima Honglian menjadi Murid Langsungnya.Banyak dari mereka semakin dengki pada Yao Chen.Ini karena mereka yang sudah berada di Sekte Dalam dengan perjuangan berdarah-darah susah-payah selama bertahun-tahun, tidak juga berhasil menjadi Murid Langsung.Bahkan ada yang sudah belasan tahun menjadi Murid Dalam dan masih belum juga menjadi Murid Langsung guru mana pun di sekte.“Kak Li, aku pamit dulu.” Yao Chen melakukan soja penghormatan pada Li Yaren.Bagaimanapun juga, pemuda itu sudah banyak membantunya meski tabiatnya aneh dan mesum.“Pergilah, Adik Yao. Kakakmu ini akan baik-baik saja di sini. Sering-seringlah mampir ke rumahku kalau kau mampir ke Sekte Dalam.” Li Yaren melebarkan kipasnya, bersikap santai.Dia ikut senang akh
Baca selengkapnya

187 - Tebang 100 Pohon!

“Xiao Chen, kau di dalam?” Suara Sima Honglian terdengar dari luar pintu paviliun kecil.Mau tak mau, Yao Chen membuka matanya dan pergi ke depan. Dia sudah berkultivasi tertutup semalaman.“Guru.” Yao Chen menyahut sambil membuka pintunya.Pagi ini begitu cerah dan udara gunung memenuhi paru-paru Yao Chen, membawa banyak sekali energi Qi alam yang bisa dia hirup banyak-banyak.“Ayo berlatih!” Wajah Sima Honglian sudah lebih berseri ketimbang kemarin.Mereka berdua pergi ke padang rumput luas di puncak tersebut.“Xiao Chen, aku ingin melatih kekuatan sekaligus kecepatanmu. Aku tau kau memiliki teknik unik untuk mempercepat pergerakanmu, ditambah kau juga menguasai energi petir, tapi aku masih ingin kau melampaui semua yang pernah kau lakukan sebelum ini.” Sima Honglian tersenyum.Kemudian, Sima Honglian melemparkan sepasang gelang logam ke Yao Chen.Sigap, Yao Chen menangkapnya. ‘Astaga! Beratnya!’ Dia kaget.“Itu adalah salah satu alat yang aku buat, Gelang Beban.” Sima Honglian berk
Baca selengkapnya

188 - Keromantisan Pagi di Alam Terbuka

“Xiao Chen? Kau sungguh ingin kucium, yah?” Suara lembut Sima Honglian mengalun sambil wanita itu mendekatkan bibirnya ke wajah Yao Chen.Segera saja Yao Chen membuka matanya.“Ah! Guru!” Pipi Yao Chen memerah malu seketika.Sebenarnya dia sudah menyadari kedatangan gurunya, tapi masih ingin berbaring sejenak setelah malam yang sangat melelahkan.Tidak disangka, Sima Honglian justru memberinya ucapan selamat pagi yang tak biasa.“Ah! Kau sudah bangun! Sepertinya caraku membangunkanmu sangat efektif, bukan? Hi hi!” Sima Honglian terkikik senang.Yao Chen hanya bisa merutuk di hatinya.‘Kalau Guru menciumku, kau tak hanya membangunkanku yang tertidur, tapi kau juga bisa membangunkan adik pusakaku!’ batin Yao Chen, tak berdaya.“Aku buatkan kau sarapan pagi.” Sima Honglian menyodorkan rantang kayu susun 2 yang dia keluarkan dari cincin ruangnya. “Meski aku tak begitu pandai memasak, tapi hargai niat baikku, yah!”Sima Honglian menaruh rantang kayu 2 susun itu ke tanah dan membukanya.Mat
Baca selengkapnya

189 - Dia Posesif Padaku

“Me—mereka kembali ke pangkal patahannya?” Yao Chen menatap takjub ke 100 pohon besar yang mulai kembali ke pangkal batang sebelumnya dan menyatu kembali di sana seakan tak pernah tumbang, apalagi tergores.“Nah, karena kau sudah makan banyak, lakukan yang kuperintahkan tadi, Xiao Chen. Waktumu juga hanya sampai besok pagi.” Sima Honglian menepuk bahu Yao Chen.Astaga! Besok pagi? Apakah nantinya dia akan makan makanan beracun ala Sima Honglian lagi?“Gu—Guru! Izinkan aku besok yang memasak!” Yao Chen lekas mengatakannya sebelum Sima Honglian pergi.Mata besar Sima Honglian menatap serius ke Yao Chen.“Kau yakin?” Sima Honglian ingin memastikan.Setelah Yao Chen mengangguk, maka Sima Honglian mengangguk dan benar-benar pergi dari sana.Usai kepergian sang guru, Yao Chen memulai tugasnya.“Hukh! Ukh! Hugh!” Yao Chen meninju kuat-kuat pohon besar di depannya.Tak berapa lama, setelah ditinju sebanyak 3 kali, pohon itu pun tumbang.“Wah, sepertinya aku sudah semakin kuat saja!” Yao Chen
Baca selengkapnya

190 - Diajak Menemani Berendam

‘Bagaimana aku tidak berpikir seperti itu kalau dia saja tidak memperbolehkan aku memperlihatkan wajahku ke siapa pun. Dan sekarang dia tak ingin orang tau aku pandai memasak.’ Yao Chen membatin.Anehnya, dia tidak keberatan mengenai itu. Jika memang Sima Honglian ingin berlaku posesif padanya, dia tak menolak.“Huh! Dasar bocah ingusan!” ledek Gao Long dari dalam tubuhnya.Yao Chen mengabaikan si Embrio Naga.“Xiao Chen, katakan padaku, kenapa kau bisa pandai memasak begini?” Sima Honglian bertanya dengan mulut penuh.Benar-benar tidak mencerminkan tingkah laku seorang wanita anggun. Tapi Yao Chen menyukainya. Baginya, Sima Honglian apa adanya justru terlihat memikat.“Aku dulu pernah tinggal dengan seorang pria di kaki gunung. Dia mengajariku alkimia dan menempa senjata. Di gubuknya, aku yang biasa memasak untuk kami berdua.” Yao Chen menceritakan mengenai Ouyang Hetian.Tapi tidak mengungkap sama sekali mengenai dia yang dilukai sangat parah oleh Di Yuxian.Meski dia memercayai Sim
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
50
DMCA.com Protection Status