“Me—mereka kembali ke pangkal patahannya?” Yao Chen menatap takjub ke 100 pohon besar yang mulai kembali ke pangkal batang sebelumnya dan menyatu kembali di sana seakan tak pernah tumbang, apalagi tergores.“Nah, karena kau sudah makan banyak, lakukan yang kuperintahkan tadi, Xiao Chen. Waktumu juga hanya sampai besok pagi.” Sima Honglian menepuk bahu Yao Chen.Astaga! Besok pagi? Apakah nantinya dia akan makan makanan beracun ala Sima Honglian lagi?“Gu—Guru! Izinkan aku besok yang memasak!” Yao Chen lekas mengatakannya sebelum Sima Honglian pergi.Mata besar Sima Honglian menatap serius ke Yao Chen.“Kau yakin?” Sima Honglian ingin memastikan.Setelah Yao Chen mengangguk, maka Sima Honglian mengangguk dan benar-benar pergi dari sana.Usai kepergian sang guru, Yao Chen memulai tugasnya.“Hukh! Ukh! Hugh!” Yao Chen meninju kuat-kuat pohon besar di depannya.Tak berapa lama, setelah ditinju sebanyak 3 kali, pohon itu pun tumbang.“Wah, sepertinya aku sudah semakin kuat saja!” Yao Chen
‘Bagaimana aku tidak berpikir seperti itu kalau dia saja tidak memperbolehkan aku memperlihatkan wajahku ke siapa pun. Dan sekarang dia tak ingin orang tau aku pandai memasak.’ Yao Chen membatin.Anehnya, dia tidak keberatan mengenai itu. Jika memang Sima Honglian ingin berlaku posesif padanya, dia tak menolak.“Huh! Dasar bocah ingusan!” ledek Gao Long dari dalam tubuhnya.Yao Chen mengabaikan si Embrio Naga.“Xiao Chen, katakan padaku, kenapa kau bisa pandai memasak begini?” Sima Honglian bertanya dengan mulut penuh.Benar-benar tidak mencerminkan tingkah laku seorang wanita anggun. Tapi Yao Chen menyukainya. Baginya, Sima Honglian apa adanya justru terlihat memikat.“Aku dulu pernah tinggal dengan seorang pria di kaki gunung. Dia mengajariku alkimia dan menempa senjata. Di gubuknya, aku yang biasa memasak untuk kami berdua.” Yao Chen menceritakan mengenai Ouyang Hetian.Tapi tidak mengungkap sama sekali mengenai dia yang dilukai sangat parah oleh Di Yuxian.Meski dia memercayai Sim
‘Gu—Guru tidak memakai baju di dalam kolam air hangat!’ Yao Chen berseru di batinnya saat melihat ke Sima Honglian yang melambaikan tangannya ke dia.Dia ragu-ragu, apakah memang perlu mendatangi kolam tersebut?“Xiao Chen! Ayo! Tunggu apa lagi? Kau butuh berendam di sini!” Sima Honglian masih melambai padanya. “Air di sini akan mempercepat kesembuhan luka dan memulihkan energi.”Oh, ternyata maksud Sima Honglian seperti itu. Meminta Yao Chen bergabung dengannya di kolam agar pemuda itu bisa memulihkan energinya.Tapi kenapa harus telanjang? Ini yang membuat Yao Chen tenggelam dalam dilema.“Gu—Guru, me—memangnya tak apa?” Ya ampun, Yao Chen yakin wajahnya sudah mulai merona.Meski Sima Honglian hanya terlihat dari bahu ke atas karena uap tebal dari kolam, tapi tetap saja bahu ke bawah pasti tanpa busana!“Cepat ke sini!” Sima Honglian terdengar tak sabar.Melangkah ragu, Yao Chen mendekat ke kolam.“Lepas semua bajumu, lekas masuk ke kolam!” Sima Honglian memberikan nada memerintah.
“Gu—Guru? Apa … apa yang bisa kutolong?” Yao Chen segera menelan saliva ketika tangan Sima Honglian semakin meluncur pelan ke bawah.Betapa kagetnya Yao Chen saat belalai girangnya disentuh tangan lembut nan lentik Sima Honglian. Kalau bisa, rambutnya akan berdiri semua gara-gara sentuhan itu.“Chen … tolong beri kasih sayangmu ke aku. Kau mau, kan?” tanya Sima Honglian dengan suara mendayu di telinga Yao Chen.Tubuh wanita itu semakin merapat ke Yao Chen, menempelkan dada indahnya di punggung Yao Chen, menyebabkan belalai girang Yao Chen menggeliat bangun secara mendadak.‘Entah ini adik nakalku terbangun begini gara-gara sentuhan tangannya atau dikarenakan dadanya yang menempel di belakangku,’ batin Yao Chen dengan penuh putus asa karena dia tidak bisa menolaknya.“Chen ….” Sima Honglian meraih pipi Yao Chen agar wajah pemuda itu menoleh ke arahnya.Tak sampai menit
“Hgh! Aku hanya berkhayal saja ….” Wajah Yao Chen muram ketika dia mengingat lagi apa yang terjadi di kolam.Saat ini dia sudah kembali ke paviliun kecilnya sendiri dan bersiap melakukan kultivasi tertutup.Namun, dia heran ketika mendengar raungan Gao Long di dalam ruang dimensi jiwanya.“Auw! Iya! Iya! Tidak lagi! Auw! Sudah! Sudah! Hentikan!” Gao Long rupanya sedang dihajar petir Tasbih Semesta.Ctaarr! Ctaarrr!“Bocah, to—tolong aku! Suruh pusakamu itu berhenti memukulku!” Gao Long memohon ke Yao Chen yang baru saja memasuki ruang dimensi jiwa.Yao Chen bisa melihat, manik transparan berisi embrio Gao Long berguncang-guncang akibat pukulan petir Tasbih Semesta.Meski sosok kecil di dalam manik itu tidak bergerak maupun bicara, tetap saja sudah diwakilkan dari paniknya suara Gao Long yang terdengar.“Kenapa dia memukulmu? Kau punya dosa apa sampai dihajar petir lagi, hm?” Yao Chen bertanya ke manik transparan di atas kepalanya.“Baiklah! Baiklah! Aku minta maaf! Aku bersalah!” Gao
“Baik, Guru!” Yao Chen tak bisa menolak karena sudah kewajibannya menuruti perintah gurunya.Meskipun dia baru saja pulih dari luka-luka sebelumnya, dia harus melakukan apa yang Sima Honglian perintahkan.Maka, mempersiapkan dirinya di tengah-tengah area formasi, Yao Chen menunggu petir datang padanya.Trrrkkk! Trrkkk! Ctaarrr! Ctaarrr! Taarrr!Ranting-ranting petir yang tadinya terbentuk setelah awan hitam diaktifkan oleh Sima Honglian, kini mulai berjatuhan seperti hujan ke Yao Chen.“Errkkhh!” Sambil menggertakkan gerahamnya kuat-kuat, Yao Chen bergegas bergerak menghindari satu demi satu petir yang berjatuhan.Tembakan demi tembakan petir ke Yao Chen sama beringas dan ganasnya seperti kemarin.Namun, kali ini Yao Chen sudah lebih memahaminya dan menggerakkan kakinya lebih cepat lagi.“Hmph!” Yao Chen mendengus keras ketika tangannya dia tarik sebelum tersambar petir. Sangat nyaris!Setelah itu, ganti kakinya yang dia pindahkan sebelum petir memukul di sana.‘Baiklah! Sepertinya a
“A—ahh! Bukan begitu, Guru!” Yao Chen gelagapan.Sima Honglian terkikik geli melihat muridnya gugup karena godaannya.“Coba sini aku lihat, apakah dia sudah bagus dari banyak aspek? Sepertinya aku lihat dia kurang maksimal.” Sima Honglian menawarkan bantuan.Tentu saja Yao Chen senang sekali.Boneka Xinxin diserahkan ke Sima Honglian untuk diperiksa.“Hm ….” Kening Sima Honglian berkerut. “Pantas saja daya serang dia lemah, bahkan refleks dia juga kurang bagus. Rupanya ada komponen yang retak dan nyaris hancur.”Yao Chen yang belum terlalu mendalam menguasai ilmu penempaan, tentu saja hanya bisa melongo dan siap mendengarkan.“Xiao Chen, apakah kau membeli boneka ini hanya karena dia dihargai murah?” tanya Sima Honglian sambil menatap penuh selidik ke muridnya.Ada rasa malu di hati Yao Chen ketika Sima Honglian langsung menohok ke aspek hidup iritnya.“I—iya, awalnya begitu.” Yao Chen menggaruk kepalanya. Dia tidak sepenuhnya berbohong. “Aku kira, aku bisa memperbaikinya ketika nanti
“Eh? Kekasih?” Yao Chen linglung sejenak.Apalagi wajah Sima Honglian seperti gadis remaja sedang merasa cemburu. Wajahnya cemberut, bibir mengerucut, dan pandangan mata menjadi tajam seakan ingin menyayat Yao Chen.“Ahh! Bukan kekasih, Guru! Sama sekali bukan!” Yao Chen menggoyang-goyangkan kedua tangan di depan tubuh sebagai gestur penyangkalan.Akhirnya, Yao Chen menceritakan kisah Xinxin. Sima Honglian menyimak dalam diam.Usai mendengar cerita Yao Chen yang memilukan mengenai Xinxin, senyum lembut Sima Honglian mulai terbit seiring mendung di wajahnya mulai menghilang.“Kalau begitu, ayo kita buat Xinxin menjadi lebih hebat dari boneka mana pun!” Sima Honglian mendadak saja antusias.Perasaan Yao Chen lega seketika setelah melihat senyum Sima Honglian.Maka, mereka mulai tenggelam dalam diskusi mengenai penempaan.“Xiao Chen, apakah kau punya kepercayaan diri menempa besi hitam meteorit?” tanya Sima Honglian setelah menyelesaikan diskusi.Yao Chen mengangguk saja. Yang penting la
“Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!
“Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang
“Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer
“Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An
“Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.
“Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu