“Wah! Mereka diangkat jadi murid langsung Master Sima!”“Betapa beruntungnya! Bukankah mereka baru saja menjadi Murid Dalam? Dan sekarang sudah menjadi Murid Langsung?”Ada banyak tanggapan dari murid-murid senior perihal Yao Chen dan Zhuge Ling yang diangkat Sima Honglian menjadi Murid Langsungnya.Banyak dari mereka semakin dengki pada Yao Chen.Ini karena mereka yang sudah berada di Sekte Dalam dengan perjuangan berdarah-darah susah-payah selama bertahun-tahun, tidak juga berhasil menjadi Murid Langsung.Bahkan ada yang sudah belasan tahun menjadi Murid Dalam dan masih belum juga menjadi Murid Langsung guru mana pun di sekte.“Kak Li, aku pamit dulu.” Yao Chen melakukan soja penghormatan pada Li Yaren.Bagaimanapun juga, pemuda itu sudah banyak membantunya meski tabiatnya aneh dan mesum.“Pergilah, Adik Yao. Kakakmu ini akan baik-baik saja di sini. Sering-seringlah mampir ke rumahku kalau kau mampir ke Sekte Dalam.” Li Yaren melebarkan kipasnya, bersikap santai.Dia ikut senang akh
“Xiao Chen, kau di dalam?” Suara Sima Honglian terdengar dari luar pintu paviliun kecil.Mau tak mau, Yao Chen membuka matanya dan pergi ke depan. Dia sudah berkultivasi tertutup semalaman.“Guru.” Yao Chen menyahut sambil membuka pintunya.Pagi ini begitu cerah dan udara gunung memenuhi paru-paru Yao Chen, membawa banyak sekali energi Qi alam yang bisa dia hirup banyak-banyak.“Ayo berlatih!” Wajah Sima Honglian sudah lebih berseri ketimbang kemarin.Mereka berdua pergi ke padang rumput luas di puncak tersebut.“Xiao Chen, aku ingin melatih kekuatan sekaligus kecepatanmu. Aku tau kau memiliki teknik unik untuk mempercepat pergerakanmu, ditambah kau juga menguasai energi petir, tapi aku masih ingin kau melampaui semua yang pernah kau lakukan sebelum ini.” Sima Honglian tersenyum.Kemudian, Sima Honglian melemparkan sepasang gelang logam ke Yao Chen.Sigap, Yao Chen menangkapnya. ‘Astaga! Beratnya!’ Dia kaget.“Itu adalah salah satu alat yang aku buat, Gelang Beban.” Sima Honglian berk
“Xiao Chen? Kau sungguh ingin kucium, yah?” Suara lembut Sima Honglian mengalun sambil wanita itu mendekatkan bibirnya ke wajah Yao Chen.Segera saja Yao Chen membuka matanya.“Ah! Guru!” Pipi Yao Chen memerah malu seketika.Sebenarnya dia sudah menyadari kedatangan gurunya, tapi masih ingin berbaring sejenak setelah malam yang sangat melelahkan.Tidak disangka, Sima Honglian justru memberinya ucapan selamat pagi yang tak biasa.“Ah! Kau sudah bangun! Sepertinya caraku membangunkanmu sangat efektif, bukan? Hi hi!” Sima Honglian terkikik senang.Yao Chen hanya bisa merutuk di hatinya.‘Kalau Guru menciumku, kau tak hanya membangunkanku yang tertidur, tapi kau juga bisa membangunkan adik pusakaku!’ batin Yao Chen, tak berdaya.“Aku buatkan kau sarapan pagi.” Sima Honglian menyodorkan rantang kayu susun 2 yang dia keluarkan dari cincin ruangnya. “Meski aku tak begitu pandai memasak, tapi hargai niat baikku, yah!”Sima Honglian menaruh rantang kayu 2 susun itu ke tanah dan membukanya.Mat
“Me—mereka kembali ke pangkal patahannya?” Yao Chen menatap takjub ke 100 pohon besar yang mulai kembali ke pangkal batang sebelumnya dan menyatu kembali di sana seakan tak pernah tumbang, apalagi tergores.“Nah, karena kau sudah makan banyak, lakukan yang kuperintahkan tadi, Xiao Chen. Waktumu juga hanya sampai besok pagi.” Sima Honglian menepuk bahu Yao Chen.Astaga! Besok pagi? Apakah nantinya dia akan makan makanan beracun ala Sima Honglian lagi?“Gu—Guru! Izinkan aku besok yang memasak!” Yao Chen lekas mengatakannya sebelum Sima Honglian pergi.Mata besar Sima Honglian menatap serius ke Yao Chen.“Kau yakin?” Sima Honglian ingin memastikan.Setelah Yao Chen mengangguk, maka Sima Honglian mengangguk dan benar-benar pergi dari sana.Usai kepergian sang guru, Yao Chen memulai tugasnya.“Hukh! Ukh! Hugh!” Yao Chen meninju kuat-kuat pohon besar di depannya.Tak berapa lama, setelah ditinju sebanyak 3 kali, pohon itu pun tumbang.“Wah, sepertinya aku sudah semakin kuat saja!” Yao Chen
‘Bagaimana aku tidak berpikir seperti itu kalau dia saja tidak memperbolehkan aku memperlihatkan wajahku ke siapa pun. Dan sekarang dia tak ingin orang tau aku pandai memasak.’ Yao Chen membatin.Anehnya, dia tidak keberatan mengenai itu. Jika memang Sima Honglian ingin berlaku posesif padanya, dia tak menolak.“Huh! Dasar bocah ingusan!” ledek Gao Long dari dalam tubuhnya.Yao Chen mengabaikan si Embrio Naga.“Xiao Chen, katakan padaku, kenapa kau bisa pandai memasak begini?” Sima Honglian bertanya dengan mulut penuh.Benar-benar tidak mencerminkan tingkah laku seorang wanita anggun. Tapi Yao Chen menyukainya. Baginya, Sima Honglian apa adanya justru terlihat memikat.“Aku dulu pernah tinggal dengan seorang pria di kaki gunung. Dia mengajariku alkimia dan menempa senjata. Di gubuknya, aku yang biasa memasak untuk kami berdua.” Yao Chen menceritakan mengenai Ouyang Hetian.Tapi tidak mengungkap sama sekali mengenai dia yang dilukai sangat parah oleh Di Yuxian.Meski dia memercayai Sim
‘Gu—Guru tidak memakai baju di dalam kolam air hangat!’ Yao Chen berseru di batinnya saat melihat ke Sima Honglian yang melambaikan tangannya ke dia.Dia ragu-ragu, apakah memang perlu mendatangi kolam tersebut?“Xiao Chen! Ayo! Tunggu apa lagi? Kau butuh berendam di sini!” Sima Honglian masih melambai padanya. “Air di sini akan mempercepat kesembuhan luka dan memulihkan energi.”Oh, ternyata maksud Sima Honglian seperti itu. Meminta Yao Chen bergabung dengannya di kolam agar pemuda itu bisa memulihkan energinya.Tapi kenapa harus telanjang? Ini yang membuat Yao Chen tenggelam dalam dilema.“Gu—Guru, me—memangnya tak apa?” Ya ampun, Yao Chen yakin wajahnya sudah mulai merona.Meski Sima Honglian hanya terlihat dari bahu ke atas karena uap tebal dari kolam, tapi tetap saja bahu ke bawah pasti tanpa busana!“Cepat ke sini!” Sima Honglian terdengar tak sabar.Melangkah ragu, Yao Chen mendekat ke kolam.“Lepas semua bajumu, lekas masuk ke kolam!” Sima Honglian memberikan nada memerintah.
“Gu—Guru? Apa … apa yang bisa kutolong?” Yao Chen segera menelan saliva ketika tangan Sima Honglian semakin meluncur pelan ke bawah.Betapa kagetnya Yao Chen saat belalai girangnya disentuh tangan lembut nan lentik Sima Honglian. Kalau bisa, rambutnya akan berdiri semua gara-gara sentuhan itu.“Chen … tolong beri kasih sayangmu ke aku. Kau mau, kan?” tanya Sima Honglian dengan suara mendayu di telinga Yao Chen.Tubuh wanita itu semakin merapat ke Yao Chen, menempelkan dada indahnya di punggung Yao Chen, menyebabkan belalai girang Yao Chen menggeliat bangun secara mendadak.‘Entah ini adik nakalku terbangun begini gara-gara sentuhan tangannya atau dikarenakan dadanya yang menempel di belakangku,’ batin Yao Chen dengan penuh putus asa karena dia tidak bisa menolaknya.“Chen ….” Sima Honglian meraih pipi Yao Chen agar wajah pemuda itu menoleh ke arahnya.Tak sampai menit
“Hgh! Aku hanya berkhayal saja ….” Wajah Yao Chen muram ketika dia mengingat lagi apa yang terjadi di kolam.Saat ini dia sudah kembali ke paviliun kecilnya sendiri dan bersiap melakukan kultivasi tertutup.Namun, dia heran ketika mendengar raungan Gao Long di dalam ruang dimensi jiwanya.“Auw! Iya! Iya! Tidak lagi! Auw! Sudah! Sudah! Hentikan!” Gao Long rupanya sedang dihajar petir Tasbih Semesta.Ctaarr! Ctaarrr!“Bocah, to—tolong aku! Suruh pusakamu itu berhenti memukulku!” Gao Long memohon ke Yao Chen yang baru saja memasuki ruang dimensi jiwa.Yao Chen bisa melihat, manik transparan berisi embrio Gao Long berguncang-guncang akibat pukulan petir Tasbih Semesta.Meski sosok kecil di dalam manik itu tidak bergerak maupun bicara, tetap saja sudah diwakilkan dari paniknya suara Gao Long yang terdengar.“Kenapa dia memukulmu? Kau punya dosa apa sampai dihajar petir lagi, hm?” Yao Chen bertanya ke manik transparan di atas kepalanya.“Baiklah! Baiklah! Aku minta maaf! Aku bersalah!” Gao
“Lian Lian?!”Kalimat itu membuat Yao Chen menoleh sepenuhnya, matanya membelalak.“Benar, wanita tercintamu di benua bawah.” Gongsun Huojun mengangguk.Selama ini, Yao Chen mengetahui dengan jelas bahwa Gongsun Huojun tidak peduli dengan apa pun selain kepentingannya sendiri. Inilah kenapa orang tua itu memaksa Yao Chen mengikuti turnamen tersebut.Tetapi dengan menyebut nama Sima Honglian, wanita yang selalu ada dalam pikirannya, jelas merupakan langkah besar yang diambil sang ayah demi dia bersedia menaruh keseriusan pada turnamen mendatang.“Bagaimana kau bisa melakukan itu?” Yao Chen bertanya, suaranya lebih serius dari sebelumnya.Apakah Gongsun Huojun serius dengan ucapannya? Atau itu hanya sekedar ingin perhatian dirinya saja? Karena selama ini dia masih belum bisa sepenuhnya menerima Gongsun Huojun sebagai ayah kandungnya.“Aku memiliki cara untuk membawanya ke sini,” jawab Gongsun Huojun. “Tentu saja, itu semua tergantung padamu. Jika kau gagal, maka aku tidak punya alasan u
Tapi sebelum dia bisa mengambil keputusan, Gongsun Huojun muncul dari aula utama bersama beberapa tetua sekte. “Cukup!” suaranya bergema, penuh wibawa. “Ini bukan tempat untuk menyelesaikan perbedaan. Simpan energimu untuk turnamen.”Semua mata beralih ke arah Gongsun Huojun. Para pemuda itu terdiam, tahu bahwa mereka tidak bisa menentang orang sekuat Gongsun Huojun. Yao Chen menurunkan pedangnya perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam.“Aku akan mengingat wajah kalian,” gumam Yao Chen dingin sebelum berbalik, pedangnya menghilang dalam cahaya api yang redup.Gongsun Huojun menatap putranya sejenak, lalu mendekati Nona Sheng. “Nona, kau juga harus mengendalikan emosimu. Situasi ini tidak baik untuk reputasi siapa pun.”Nona Sheng hanya mendengus kecil, menyarungkan pedangnya. Tapi dalam hati, dia tahu, Yao Chen bukan pria biasa. Mungkin inilah yang membuatnya ingin Yao Chen memenangkan turnamen, lebih dari sebelumnya.“Humph!” dengus Yao Chen sambil melirik tajam ke empat pemuda tadi.
“Aku bertanya-taya, apa yang membuatmu begitu berambisi ingin aku menikahimu?” tanya Yao Chen lebih lanjut.Yao Chen melontarkan pertanyaan itu dengan nada tenang, tetapi pandangannya tajam.Nona Sheng yang semula penuh percaya diri, terlihat sedikit gugup sebelum akhirnya kemarahannya memuncak. Pipinya memerah, bukan karena malu biasa, tetapi lebih karena harga dirinya yang terusik.“Kau benar-benar kurang ajar!” seru Nona Sheng dengan suara yang tegas.Dia bergerak cepat, menarik pedang putihnya dari balik jubahnya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba bergetar ketika elemen angin yang kuat mengalir melalui pedang tersebut. Dengan kilatan tajam di matanya, dia menerjang Yao Chen tanpa ragu.Yao Chen yang sudah menduga serangan itu segera menarik pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Gao Long ke bilahnya.Api menyala terang, menciptakan kontras mencolok dengan kilauan pedang putih Nona Sheng.Ketika kedua pedang bertemu, suara dentingan logam yang keras menggema di taman.“Jadi, i
Yao Chen tersenyum kecil, berusaha menjaga ketenangan. “Tentu saja, Tuan Sheng. Saya menghormati acara ini sebagai bagian dari adat dan tradisi Sekte Langit Kudus.”Meski ingin sekali Yao Chen meneriakkan bahwa dia hanya terperangkap di situasi yang tidak dia inginkan bersama Nona Besar Sheng, dia masih menghargai tuan rumah dan berusaha menjaga wibawa Istana Dewa yang dia emban karena dia adalah Putra Suci.Namun, belum sempat Yao Chen melanjutkan, Nona Besar Sheng bersuara dengan nada pedas. “Tradisi atau tidak, Tuan Muda, Anda sudah menyentuhku di hadapan publik. Apakah Anda tidak berpikir untuk bertanggung jawab?”Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Beberapa tamu menatap dengan penuh minat, sementara yang lain berbisik-bisik.Yao Chen menahan napas, mengingat kembali insiden di sebuah acara sebelumnya di mana secara tidak sengaja dia menyelamatkan Nona Sheng dari bahaya dengan menariknya ke pelukannya. Itu memang tidak disengaja, tetapi wanita itu terus memanfaatkan situasi.“Saya h
‘Dia memang cantik,’ batin Yao Chen bersuara jujur.Mana ada pria dengan pengelihatan normal dan waras akan mengatakan Putri Suci buruk rupa. Raut wajah seputih pualam dan semulus giok begitu takkan habis untuk dipuji sepanjang hari.Kemudian, Gongsun Huojun mengangkat tangannya, dan seketika kerumunan menjadi sunyi. Suaranya yang tegas menggema di seluruh aula.“Para tamu sekalian yang aku hormati, malam ini adalah malam bersejarah bagi Istana Dewa dan Negara Tianwu. Setelah bertahun-tahun kehilangan salah satu darah dagingku, langit telah berbaik hati mempertemukan kami kembali. Dia adalah Gongsun Yichen, pewaris sah darah keluarga Gongsun!”Ucapan selamat bergemuruh memenuhi aula diiringi salam soja para tamu ke tuan rumah, tetapi Gongsun Huojun belum selesai. Dia melanjutkan, suaranya dipenuhi kebanggaan.“Namun, malam ini bukan hanya tentang penemuan kembali seorang putra. Aku juga akan mengangkatnya sebagai Putra Suci Istana Dewa, berdampingan dengan Putri Suci terpilih kami, un
“Oh! Apa yang ada di pikiranmu, Bai Yuan?” Gongsun Huojun mulai tertarik. “Lekas katakan!”Kemudian, mereka mulai berdiskusi panjang.Di keesokan harinya, Gongsun Huojun kembali memanggil Yao Chen ke ruangan pribadinya.“Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu dibicarakan?” tanya Yao Chen agak malas.Dia masih berlatih di ruangan khusus ketika Bai Yuan masuk dan memintanya menemui Gongsun Huojun.Mungkin hanya Yao Chen saja yang begitu berani berucap demikian dengan sikap santai malas seperti itu terhadap Gongsun Huojun. Yah, hendak bagaimana lagi apabila dia belum juga memiliki kedekatan emosional anak dan ayah dengan pria yang membawanya ke dunia atas.“Chen’er, Ayah sudah mendengar mengenai insidenmu dengan Nona Besar Sheng dari Sekte Langit Kudus. Tentu saja mereka tidak ingin putrinya ternodai tanpa pertanggungjawabanmu.”Yao Chen langsung teringat dengan hal itu. Dia menarik napas panjang, hendak bicara.Tapi, Gongsun Huojun lebih dulu berkata, “Ayah ingin kamu mempersiapkan d
Setelah kejadian di Dunia Seribu, hubungan Yao Chen dan Putri Suci kian erat. Gongsun Huojun memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertemukan keduanya dalam berbagai acara resmi di Istana Dewa.Entah itu perjamuan kecil di taman istana atau latihan bersama di aula utama, Gongsun Huojun selalu memastikan Yao Chen dan Putri Suci berada dalam satu lingkaran yang sama.“Ayo, Chen’er! Jaga Putri Suci! Jangan sampai dia terluka!” Gongsun Huojun terus memberikan kesempatan pada Yao Chen.Pada suatu malam, Yao Chen duduk di bawah pohon sakura di taman belakang istana. Udara dingin membuat daun-daun berguguran pelan. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tenang, topeng emas tetap menutupi sebagian besar ekspresinya.“Putra Suci,” suara lembut memecah kesunyian. Putri Suci mendekat, mengenakan jubah putih yang berkilauan di bawah sinar bulan.Yao Chen menoleh. “Putri Suci, ini sudah malam. Mengapa kau di sini?”“Saya … saya ingin berterima kasih atas apa yang terjadi di Dunia Seribu. Jika buka
Craasss!“Mati!” seru Yao Chen sembari tangannya menebaskan Pedang Keseimbangan ke iblis jiwa.“Haarrrkkhhh!” Iblis jiwa menjerit, melengkingkan suara kesakitan bercampur tak rela. “Manusia … sampaahh ….”Kemudian, sosok kabut asap iblis jiwa pun tercerai-berai. Dia musnah.“Sudah berhasil?” tanya Yao Chen secara telepati pada sosok Kaisar Manusia yang sedang berada di dalam pedangnya.“Ya, bocah Yao. Kau sudah berhasil memusnahkan iblis jiwa Putri Suci.” Kaisar Manusia menyahut.Yao Chen lega, pengalamannya bertambah. Namun, apa itu iblis jiwa?Dari dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long yang terhubung dengan Yao Chen menjelaskan, “Iblis jiwa merupakan kumpulan godaan dan rintangan yang dimiliki semua pendekar kultivator. Apabila iblis jiwa tidak lekas dibasmi, maka masa depan kultivasi akan cukup terhambat.”Kini Yao Chen paham. Lalu, apakah dia juga nantinya memiliki iblis jiwa?“Sepertinya alam lain ini memicu keluarnya iblis jiwa seseorang.” Kaisar Manusia berpikir demikian.Yao Chen
“Tusuk? Dengan Pedang Keseimbangan?” Yao Chen terkejut dengan perintah sosok Kaisar Manusia.Sudah tentu ini menyebabkan Yao Chen membelalakkan mata lebar-lebar. Dia harus menusuk Putri Suci di bagian depan dantian?“Ya, tusuk dia dengan pedangku beserta energi pusakamu.” Suara Kaisar Manusia bergema di kepala Yao Chen.Ini cukup membuat Yao Chen gamang.“Ta-tapi, Tuan Kaisar, bukankah dia keturunanmu sendiri? Kenapa harus ditusuk?” Yao Chen masih tak percaya dengan perintah yang diberikan padanya.“Bocah, sudahlah! Kalau dia menyuruhmu menusuk, ya tusuk saja!” Gao Long menyeru dari ruang dimensi jiwa dengan suara tak sabarannya.Kalau dua entitas besar seperti Kaisar Manusia dan Naga Kuno Gao Long sudah sama-sama berucap akan satu hal yang kompak, maka apa yang perlu diragukan Yao Chen.Hanya saja … menusuk?“Baiklah!” Menyingkirkan semua keraguannya, Yao Chen berseru sambil semakin menyalurkan energi emas Tasbih Mutiara untuk melingkupi seluruh badan Pedang Keseimbangan dari pangkal