Walaupun hari ini masih jatahku bersama Wulan dan anak-anak, namun aku tetap pergi ke rumah Bu May atas seijin Wulan. Karena hari ini rencananya aku akan mengurus kredit di bank dengan sertifikat sawah sebagai jaminannya. Prosesnya mungkin akan lebih rumit mengingat bank punya standar sendiri dalam menentukan jaminan yang di gunakan untuk kredit. Tapi, itu lebih baik daripada meminjam uang ke rentenir yang pasti akan di tagih oleh preman. Seperti Ibu dulu. Isrtri pertamaku mengijinkan aku membawa mobilnya. Itupun juga karena aku harus mengantar anak-anak ke sekolah mereka, mengurus sedikit pekerjaan lalu ijin ke bos, baru bisa pergi ke kota sebelah. Wulan memintaku untuk tidak memberi tahu kepergianku pada anak-anak agar mereka tidak kecewa. Alana yang sudah mengerti banyak hal pasti akan protes saat mengetahui hal ini. Begitu juga dengan Syifa yang akan banyak memberikan pertanyaan kritis.Aku menatap kotak bekal besar yang di bawakan oleh Wulan. Ada rasa senang sekaligus heran. Ken
Baca selengkapnya