Share

Bab 46 Hamil

Author: Alita novel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku mengabaikan percakapan mereka lalu berjalan menuju taman. Tidak ada gunanya melabrak karena aku hanya orang luar. Jika aku mau ikut campur itupun untuk mendorong Desi menjadi wanita yang lebih mandiri agar bisa siap berpisah dari Mas Ardi. Mas Harun dan anak-anak sudah menungguku. Bekal yang sudah tersedia habis dalam sekejap. Anak-anak juga sudah kenyang setelah makan dan beristirahat. Kami baru pergi dari taman itu saat adzan dhuhur berkumandang. Masuk ke musola terdekat untuk menunaikan sholat lalu melanjutkan perjalanan menuju salah satu restoran cepat saji sesuai dengan permintaan Syifa. Sore harinya kami baru bisa pulang ke rumah karena anak-anak tadi minta jalan-jalan ke tempat lain. Sekalian beli oleh-oleh untuk Ibu dan Bude Yah.

Begitu mobil berhenti di halaman rumah, kami semua langsung turun. Anak-anak sudah naik ke lantai dua. Mas Harun juga sudah masuk ke dalam kamar kami. Hanya menyisakan aku sendiri di dapur untuk mencuci peralatan makan yang tadi kami gunakan. Tubu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zuriah Jamalin
Ni uda bab 46..mna pembalasanny? Nga ada.. Yg ada jadi ekor.. Alasan anak, basi doang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 47 Tinggal Bersama

    Pov HarunBerita kehamilan Raya sudah sampai pada Wulan dan Ibu. Sama seperti Wulan, Ibu juga tidak terlihat senang. Padahal dulu Ibu sangat menantikan cucu laki-laki dari Raya. Aku yang penasaran bertanya apa alasannya. Karena perubahan sikap Ibu pada Raya benar-benar drastis."Mana mau Ibu punya cucu darinya. Dia sudah bekerja sama dengan Bapaknya menggunakan ilmu hitam. Pasti tulahnya akan terus menurun ke generasi selanjutnya. Sangat menyeramkan sekali." Jawab Ibu yang membuatku merasa sangat heran. Bagaimana bisa Ibu punya pemikiran seperti itu? Bukannya mendoakan hal yang baik justru mengatakan hal yang buruk. Namun, perkataan Ibu seperti pernah aku dengar di masa lalu. Rasanya seperti deja vu."Ibu aneh-aneh saja. Mana ada yang seperti itu?" Bantahku takut. Karena bagaimanapun juga yang ada dalam kandungan Raya adalah darah dagingku."Ibu nggak aneh. Kamu baru pertama kali melihat orang yang mengirim guna-guna. Tapi, Ibu sudah melihatnya sejak kecil. Kakaknya Kakungmu dulu juga

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 48 Anak Siapa?

    Aku dan Raya sedang dalam perjalanan pulang menggunakan motor dari rumah bidan. Sejak tadi aku memilih diam setelah keluar dari rumah dokter. Perkataan Raya jelas sama sekali tidak masuk akal. Tidak mungkin dia bisa lupa dengan siklus haid dengan alasan sibuk. Mana mungkin setiap wanita bisa melupakannya karena hal itu adalah siklus bulanan. Hanya ada satu alasan masuk akal kenapa aku baru tahu usia kehamilam Raya yang menginjak delapan minggu. Itu artinya Raya sengaja memintaku menikahinya karena dia sudah hamil. Bukan karena rasa cinta yang menggebu-gebu. Seperti yang ia kira dulu.Sesampainya di depan rumah kontrakan, Raya sudah turun dari motorku. Dia menyalami tangan ini yang terulur padanya dengan senyum sumringah. Tangannya tidak berhenti mengusap perutnya yang sedang mengandung."Jangan terlalu lelah. Karena Ibumu sudah tinggal bersama kita minta beliau untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Aku berangkat dulu. Assalamualaikum." Pamutku padanya."Waalikumsalam."Motor ini

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 49 Acara

    Pov Wulan Aku mematut diri di depan cermin sambil memasang jilbab segi empat yang akan aku pakai untuk acara yasinan nanti. Padu padan pakaian yang aku pakai tampak bagus sekali. Gamis batik berwarna biru dongker dengan pita di bagian perut. Serta kerudung berwarna senada yang menutup kepala. Hatiku terasa lebih tentram saat melihat pantulan diri yang tertangkap di cermin. Dengan berbagai permasalahan yang melanda akhir-akhir ini membuatku ingin mengubah diri menjadi orang yang lebih baik lagi. Mungkin kini aku harus mulai berhijab. Mulai mendekatkan diri pada yang maha kuasa. Agar aku bisa lebih kuat lagi menjadi penopang untuk diri sendiri dan anak-anak. Setelah selesai mematut diri di depan cermin yang tertempel di lemari, aku mengambil hp lalu memasukan ke dalam dompet besar yang biasan kupegang dengan tangan. Anak-anak sudah tahu jika aku akan pergi ke acara yasinan hari ini. Jadi, mereka memilih untuk bersantai di lantai dua. Seperti biasa aku menitipkan anak-anak pada Bude Yah

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 50 Bukti Kuat

    Desi terdiam. Tiba-tiba saja air mata sudah mengalir di pipinya. Aku memberikan tisu padanya agar bisa menyeka air mata. Tidak lupa dengan tangan yang menepuk punggungnya beberapa kali. Biasanya kami akan saling memeluk jika ada yang kesusahan. Seperti yang teman-temanku lakukan saat aku menceritakan tentang poligami yang di lakukan Mas Harun. Tapi, kami sekarang berada di tengah keramaian. Aku hanya bisa memberikan dukungan lewat tepukan di punggung. Tidak ingin menarik perhatian pengunjung lebih jauh lagi. Karena mungkin saja Desi juga tidak mau masalahnya di ketahui oleh publik.Sepuluh menit kemudian tangisan Desi sudah berhenti. Aku memesan dua minuman lagi untuk kami. Setelah pelayan pergi Desi baru menatapku dengan matanya yang masih basah dan merah. “Jika yang kamu maksud adalah perselingkuhan Mas Ardi, aku sudah tahu Lan.” Kata Desi yang sekarang sudah tampak lebih tegar. Walaupun suaranya masih terdengar bergetar.“Bahkan perselingkuhan Mas Ardi lebih lama dari perselingkuha

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 51 Cerita

    "Mungkin ada hal yang sudah terlewat olehmu Des." Ucapku membuatnya mengerutkan kening bingung. Tidak mengerti dengan ucapanku barusan."Apa maksudmu Lan?" Tanya Desi heran."Kau ingat awal mula ceritaku bisa mengetahui perselingkuhan Mas Harun dan Raya?" Kali ini aku yang bertanya. Mata Desi membulat. Sepertinya dia sudah mengingat ceritaku. Bagaimana awal mula aku memergoki perselingkuhan Mas Harun dan Raya hingga mengetahui rencana pernikahan mereka yang akan di gelar tanpa sepengetahuanku."Karena kalkulator palsu di hpnya Raya?" "Ya. Ada banyak cara bagi setiap orang untuk berselingkuh. Wa hanya perantara telpon dan pesan mereka saja. Tapi, untuk menyimpan foto-foto tidak senonoh Raya menggunakan kalkulator palsu itu. Ada juga berita artis yang selingkuh dengan aplikasi ojek online atau bahkan game."Kami terdiam sejenak. Sibuk menghabiskan minuman masing-masing. Pembahasan kali ini memang sangat menguras tenaga. Siapa yang tidak akan lelah dan sedih jika suami mereka berselingk

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 52 Teman

    "Aku mau Des. Tolong tanyakan pada kakak sepupumu bagaimana caranya melakuman tes DNA pada janin yang masih ada dalam kandungan. Tapi, hal itu tidak bisa dilakukan di rumah sakit kota ini bukan? Fasilitasnya tidak akan bisa selengkap seperti di kota besar." Tanyaku yang kemudian meragu. Membuatku kembali berpikir.Kota yang kami tinggali termasuk kota kecil. Jika ada pasien yang sakit parah dan membutuhkan penanganan lebih lanjut maka akan di rujuk ke rumah sakit yang ada di Semarang. Karena itulah aku merasa ragu apakah Mas Harun bisa menjalankan rencananya melakukan tes DNA di rumah sakit kota ini. Apalagi tes DNA pada janin yang masih ada dalam kandungan. Tentu saja tidak bisa di lakukan pada trimester pertama. Mungkin harus menunggu sampai kandungan Raya memasuki trimester kedua atau ketiga."Entahlah Lan. Aku tidak tahu. Kamu tenang saja. Aku pasti akan bertanya semua detailnya. Ini bukan balas budi karena kamu akan membantuku berusaha mencari bukti foto perselingkuhan Mas Ardi,

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 53 Sakit

    Dadaku berdegup kencang. Apa maksud mereka tadi? Mas Harun pergi mengantar Raya yang sakit ke puskesmas ini? Hatiku juga ikut merasa sakit mendengarnya. Walaupun rasa cinta sudah berkurang dan hubungan kami belum bisa kembali seperti sedia kala, sesungguhnya di lubuk hati yang paling dalam masih menyimpan sedikit cinta untuk Mas Harun. Namun, di sisi lain aku juga harus sadar jika hari ini masih waktu Mas Harun bersama dengan Raya. Aku tidak mungkin melarangnya untuk mengantar istri kedua berobat. Sebagai suami Mas Harun harus bisa bertindak seadil mungkin. Saat waktunya bersamaku dan saat waktunya bersama Raya biar dia sendiri yang yang memutuskan.“Ehm.” Sengaja aku berdehem sedikit keras agar mereka berhenti bergunjing. Kedua tetangga yang usianya sepantaran Ibu itu langsung salah tingkah. Mereka tidak berani memandang wajahku. Mulut mereka langsung terkunci seolah tadi sedang tidak bergunjing.“Jangan bergosip terus Bu nggak baik. Kalau benar jatuhnya bergunjing. Kalau salah jatuh

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 54 Aneh

    “Ini nggak mungkin mas. Ini benar-benar nggak mungkin. Dokter pasti bohong sama akukan.” Seru suara yang aku yakini adalah suara Raya. Di iringi dengan isak tangis yang menggema di ruang IGD ini.“Bisa diam nggak sih Ray. Aku pusing dengar suara tangis kamu sejak tadi. Sudah terima saja prosedur dari Dokter. Salah kamu sendiri yang tidak bisa menjaga kandunganmu. Jangan menangis sambil menjerit lagi. Bikin malu saja.” Kali ini aku bisa mendengar suara Mas Harun yang tengah mengendalikan teriakannya agar tidak menggema di rumah sakit ini.Aku dan Lala masih berdiri di belakang Dokter jaga yang tengah memeriksa Nina. Menurut penjelasan Dokter, maag Nina kambuh hingga membuat tubuhnya panas. Setelah menyesaikan administrasi Nina akan di pindahkan ke ruang rawat inap untuk di pantau. Aku menghela nafas lega. Syukurlah dia tidak kenapa-napa. Lala memilih duduk di samping Nina. Sedangkan aku berjalan menuju bagian admistrasi untuk membayar. Tadi Lala sudah menyerahkan dompet Nina yang ada k

Latest chapter

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 94

    Pov Orang KetigaSurat panggilan sidang dari pengadilan agama akhirnya datang juga ke rumah megah Ardi. Dia termenung menatap kurir yang mengantar surat itu. Tangannya sudah meremas surat tanpa membalas sapaan kurir yang berlalu pergi. Ardi menutup pintu rumahnya dengan kasar hingga membuat Bu May yang sedang memasak di dapur jadi terlonjak kaget.Ia masuk ke dalam kamar lalu duduk di tepi tempat tidur. Menyobek amlopnya dan membaca gugatan Desi yang tertera dalam surat tersebut. Di surat itu menyebutkan tentang sikap kasar Ardi pada Desi dan anak-anak selama ini yang di sebut kekerasan secara verbal. Walaupun tidak ada kekerasan secara fisik. Mata Ardi semakin membulat saat ia membaca isi gugatan berikutnya dimana Ardi sudah berselingkuh dengan Sarah. Hanya nama Sarah yang di sebutkan. Tidak ada nama Raya sebagai selingkuha Ardi. Desi mengklaim jika dia punya semua bukti yang akan ia bawa ke pengadilan saat sidang pertama kelak."Desi si*"*****." Seru Ardi marah dengan suara men

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 93

    "Sebenarnya dimana Desi dan anak-anak? Kenapa kamu sampai tidak tahu keberadaan mereka, Ardi?" Seru Mama jengkel yang membuatku keringat dingin. Sedangkan Papa hanya diam saja sambil menatapku tajam.Aku sangat tahu karakter orang tuaku yang lebih sayang dengan Desi. Tidak mungkin jika aku mengarang cerita jelek tentang Desi. Bukannya percaya Mama justru akan sangat marah padaku. Rasanya pikiranku buntu di tatap sedemikian tajam oleh orang tuaku "Aku nggak tahu Ma. Seharian ini aku bekerja di kantor jadi aku nggak tahu keman Desi dan anak-anak pergi. Tadi siang Bu May sempat telpon kalau Desi sedang tidak enak badan sehingga tidak bisa rewang di rumah tetangga. Jadi, Bu May yang menggantikannya. Aku izinkan karena tidak enak dengan tetangga kami jika tidak ada yang rewang. Baru saja aku pulang sore ini bersamaan dengan Papa dan Mama, mereka sudah pergi. Aku baru saja hendak mencari mereka. Tolong jangan marah padaku dulu." Jelasku pelan dengan suara bergetar. Ya ampun kenapa aku tida

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 92

    Siang itu aku berkenalan dengan anak Bu May yang bernama Raya. Wajah cantik, tubuh seksi dan sikap yang ramah langsung memikatku saat itu juga Entah kenapa aku bisa langsung jatuh cinta pada Raya. Bukan hanya rasa tertarik seperti yang aku rasakan pada Sarah dan dua mantan kekasihku yang lain. Karena masih ingin mengobrol dengan Raya lebih banyak lagi, aku mengajaknya dan Bu May untuk menemaniku duduk di meja makan. Mumpung Desi dan anak-anak sedang tidak ada di rumah. Hampir saja kami ketahuan oleh Desi yang tiba-tiba saja sudah pulang ke rumah. Untungnya dia tidak curiga sama sekali dengan kedekatanku bersama Raya. Apalagi ini pertama kalinya aku mengijinkan pembantu untuk duduk di meja makan yang sama denganku. Setelah Desi pergi aku bisa menghela nafas lega.Di tengah kelumit hubunganku dengan Sarah yang sedang berada di masa membosankan, rasanya sangat menyenangkan bisa menjalnin hubungan dengan wanita baru seperti Raya. Dia jauh lebih pengertian dan baik daripada Sarah. Raya tid

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 91

    Pov ArdiMenikah ternyata sangat membosankan. Apalagi jika istri sudah melahirkan bayi. Membuat penampilan fisik menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Wajahnya jadi sayu karena kurang tidur akibat begadang mengurus bayi. Tidak ada lagi badan seksi milik Desi yang bisa kulihat. Namun, di sisi lain aku juga menuntutnya untuk melahirkan sebanyak empat kali. Hingga kami memiliki tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki. Aku ingin memiliki anak sebanyak mungkin yang bisa di jadikan pewaris perusahaan Papa. Sekaligus anak yang bisa mengurusku di masa tua nanti.Pelayanan yang di berikan Desi di atas ranjang juga tidak bisa maksimal lagi. Sehingga membuatku sering mencari pelampiasan pada wanita lain. Yang sudah aku uji kebersihannya melalui peemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Setelah memastikan jika wanita yang aku pilih sehat dan bebas dari penyakit menular baru kami melanjutlan hubungan. Aku bisa memberikan banyak uang pada wanita simpananku setiap mereka mau melayani dengan

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 90

    Rasanya badanku sangat letih saat pulang ke rumah bersama Andi dan Tika yang menyusul ke bimbel. Sedangkan Raka berada di rumah bersama Salma dan Salwa. Beruntung si kembar mau membantu dengan mengambil alih dapur dengan memasak untuk membuat menu makan malam kami kali ini. Mereka juga mau membantu pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. Bahkan untuk urusan seragam sekolah, anak-anak dengan terampil menyetrika. Tentu saja dengan di dampingi oleh si kembar. "Pokoknya Ibu tenang saja. Urusan pekerjaan rumah serahkan pada kami. Ibu juga nggak perlu lagi memasak biar nggak kecapekan. Fokus saja bekerja di bimbel. Kalau adik-adik mau menyusul kami yang akan mengantarkan." Kata Salma pagi ini saat kami tengah berkutat untuk membuat sarapan di dapur. Sedangkan Salwa dan Tika sudah membagi tugas untuk menyapu halaman depan dan rumah. Raka dan Andi masih sibuk membereskan tempat tidur dan buku yang akan mereka bawa ke sekolah."Terima kasih sayang. Kamu dan Salwa juga nggak perlu

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 89

    Meskipun merasa sedih setelah melihat pesan balasan Wulan, aku berusaha untuk menenangkan diri. Mungkin untuk saat ini aku harus membiarkan Mama dan Papa berspekulasi sesuai dengan fitnah yang sudah di katakan Bu May pada mereka. Karena aku tidak ingin sembarangan memberikan bukti sebelum persidangan di mulai. Teringat dengan pesan Pak Hendra agar aku selalu berhati-hati terkait dengan barang bukti yang sudah di berikan ke pengadilan agama.[Biarkan saja Lan. Biar Papa dan Mama melihat sendiri di pengadilan bukti-bukti yang sudah aku serahkan. Aku takut jika memberikan bukti itu sekarang Mas Ardi akan punya bahan untuk mengelak. Bisa saja dia akan menyiapkan sangkalan mengingat Mas Ardi bisa melakukan segalanya dengan uang.]Balasku cepat. Aku tahu jika kemungkinan besar orang tua Mas Ardi akan tahu lebih cepat. Hanya saja hatiku tetap merasa sedih karena harus pergi begitu saja tanpa ijin pada mereka. Aneh sekali. Padahal ini keputusanku. Tapi, aku juga yang merasa sedih. Mungkin kar

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 88

    Jarum jam sudah menunjukkan setengah empat sore saat kami sampai di rumah ini. Langit jingga mulai terlihat menjelang malam. Aku meminta anak-anak untuk menunggu di teras. Sementara aku pergi ke rumah pemilik kontrakan yang jaraknya hanya dua rumah saja dari sini. Saat bertemu Bu Marni langsung menyerahkan kunci rumah padaku lalu kami masuk ke dalam. Ruangan tampak bersih karena ada yang rutin menyapu selama dua bulan ini. Tidak ada perabotan di ruang tamu dan dapur. Tapi, setidaknya sudah ada tempat tidur dan lemari di setiap kamar yang di beli Ratna setelah aku mentransfer uang padanya. Saat Ratna dan keluarganya menginap di rumah ini. Dua koper besar yang dulu di bawa Ratna sudah ada di kamar utama. Sedangkan satu koper lagi aku kirim lewat jasa travel dan di letakan di dapur. Baru aku kirim beberapa hari lalu setelah anak-anak selesai ujian akhir sekolah atau yang biasa di sebut dengan UAS.“Kita sholat jamaah di ruang tengah dulu ya. Baru pasang seprai di kasur terus istirahat se

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 87

    POV DesiSatu minggu lebih aku berusaha menghindari jebakan Mas Ardi walaupun obat terlarang itu sudah di tukar dengan teg biasa. Kadang kala aku menyanggupi keinginannya untuk minum teh di ruang makan atau berdua saja di dapur. Aku merasa gugup karena bingung harus menunjukkan reaksi apa setelah minum teh itu yang di yakini Mas Ardi mengandung obat terlarang. Namun, tidak ada reaksi apapun dari Mas Ardi selain ekspresi heran. Dia juga tidak curiga sama sekali. Setidaknya aku merasa sangat lega karena selalu berhasil lolos. Kesibukanku bersama anak-anak membuat Mas Ardi tidak bisa menjebakku untuk tidur bersama pria lain. Selain itu, dia juga harus sibuk bolak-balik dari rumah Sarah ke rumah ini karena harus membagi waktu setelah mereka resmi menikah secara siri. Membuatku bisa dengan mudah memasukan obat tidur setiap dia akan menjalanklan rencana untuk menghubungi temannya yang akan ikut dalam rencana untuk memfitnahku. Membuat Mas Ardi merasa bahwa ia terlalu kelelahan hingga bisa t

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 86

    POV RayaLiburan selama tiga hari ke Bali bersama Mas Ardi sungguh menyenangkan dan menakjubkan. Karena ini kedua kalinya aku bisa liburan ke Bali setelah study tour saat SMA dulu. Ada banyak tempat yang lebih bagus sudah kami kunjungi. Di tambah dengan banyaknya oleh-oleh yang sudah kubeli dengan harga ratusan juta. Membuat aku membeli banyak baju, tas, sepatu dan masih banyak barang yang bagus dan sangat mahal. Tidak lupa juga aku membelikan untuk Ibu dengan jumlah yang sangat banyak.Dia sangat pengertian mengajakku pergi tanpa perlu bertanya dimana keberadaan suamiku. Setelah aku cerita Mas Ardi memang tidak pernah bertanya secara detail tentang sosok Mas Harun. Membuatku merasa sangat lega karena mereka bedua sudah saling mengenal sebagai rekan kerja di kantor. Aku takut jika Mas Ardi akan memilih mundur sebelum semua rencanaku dan Ibu terlaksana. Di sisi lain aku juga banyak menguping percakapan Mas Ardi dengan Sarah di kamar hotel tempat kami menginap. Dia selalu mengira jika a

DMCA.com Protection Status