All Chapters of Balasan Untuk Suami dan Adik Madu: Chapter 31 - Chapter 40

94 Chapters

Bab 31 Pengobatan

Kondisi Bapak yang semakin memburuk membuatku mengirim pesan pada Mas Harun jika aku akan pulang ke rumah orang tuaku sekarang juga. Tidak bisa di tunda lebih lama lagi. Sekaligus memintanya untuk tidak memberi tahu Mbak Wulan. Biarlah dia tahu dari saudara kami yang lain dan menganggap jika sakitnya Bapak karena di sebabkan oleh hal medis. Mas Harun membalas jika dia mengjinkan aku pergi sendiri. Mas Harun baru akan pergi saat jatahku dengannya. Tanpa sepengetahuan dari keluarga Ibu.Di waktu adzan maghrib berkumandang, aku melajukan motor meninggalkan desa ini. Agar tidak terlihat oleh para tetangga yang pasti sedang melaksanakan sholat. Rasanya masih sangat malu akibat kejadian sore ini. Mereka pasti sudah melabeliku dengan sebutan pelakor. Butuh waktu satu jam hingga aku tiba di rumah sakit tujuan tempat Bapak di rawat. Ibu sudah mengirim pesan di lantai mana ruang ICU berada. Karena Bapak di rawat disana.Sudah ada banyak orang saat aku berjalan mendekat. Dia menangis dalam peluk
Read more

Bab 32 Berkumpul

POV WulanSemua mata sontak memandang heran ke arah Raya. Sepertinya dia tidak sadar sudah membongkar aibnya sendiri. Aku terkekeh pelan. Senang karena Raya membuka aibnya sendiri. Tanpa perlu aku yang membukanya di hadapan keluarga kami. Bude May memegang tangan Raya erat. Seolah berusaha menyadarkannya. Aku menatap Mas Harun yang mengalihkan pandangan. Dari tangan kami yang masih bertaut, aku dapat merasakan jika Mas Harun tengah mengalami keringat dingin. Dia pasti gugup dan tidak menyangka jika Raya bisa senekat ini. Tidak sesuai dengan tebakannya kemarin.“Kenapa kamu menuduh Wulan seperti itu Ray? Memang Wulan sudah memberi racun pada Kang Dar sampai bisa sakit seperti ini? Jangan sembarangan kalau ngomong. Kalau ada orang lain yang dengar nanti Wulan bisa benar-benar di anggap bersalah.” Tegur Paklek Narto tidak setuju. Sontak saja wajah Raya terlihat pias. Ia seperti baru menyadari kesalahannya. Raya masih bungkam. Tidak menjawab pertanyaan Paklek Narto.Koridor rumah sakit in
Read more

Bab 33 Pengakuan

“Bukan begitu maksud saya Paklek. Apa bukti yang di tunjukkan Wulan memperlihatkan wajah Paklek Dar dan Raya secara jelas?” Tanya Mas Harun gugup. Ia melirikku yang tengah tersenyum mengejeknya. Salah sendiri dia berani membela Raya di depan keluargaku. Padahal Paklek Narto belum tahu tentang pernikahan mereka. Tapi, hal ini pasti akan memantik api kecurigaan.“Memang tidak ada wajah Kang Dar dan Raya di rekaman CCTV yang dari rumah kalian, tapi kalau semua bukti ini di gabungkan maka dapat terlihat jelas jika mereka pelakunya. Makanya tadi aku bilang toh le. Kalau bukti ini harus di serahkan pada ahlinya dulu untuk di periksa. Kalian inikan satu rumah? Kenapa kamu tidak tahu kala Wulan sudah mencari bukti ini ke banyak tempat?” Tanya Paklek Narto penasaran. Wajahnya nampak curiga. Apalagi saat Mas Harun membela Raya tadi.Mas Harun hanya bisa terdiam. Tidak berani bicara lagi. Begitu juga denganku. Aku sudah berjanji untuk tidak mengungkap rahasia pernikahan keduanya dengan Raya jika
Read more

Bab 34 Pergi

Dalam pernikahan poligami hati seorang istri pasti tersakiti. Tidak ada yang baik-baik saja. Sebagian besar memilih melawan untuk mempertahankan haknya serta anak-anak yang hadir dalam rumah tangga. Sebagian lagi memilih menyerah dengan damai untuk ketenangan hati. Hanya sebagian kecil yang memilih bertahan. Itupun masih terbagi lagi. Ada yang benar-benar menanamkan kata ikhlas dalam hati mereka. Ada juga yang menyusun berbagai rencana untuk memberikan efek jera. Seperti yang tengah aku lakukan saat ini. Membalas sakit hatiku dan anak-anak pada mereka yang sudah menghancurkan hati kami. Walaupun hal itu tidak akan pernah bisa menyurutkan rasa kecewa atau mengembalikan kepingan hati yang sudah pecah.Kekecewaanku pada Mas Harun semakin menumpuk karena dia secara terang-terangan membela Raya yang sudah terbukti bersalah karena berusaha mencelakakan anak-anak. Walaupun tidak secara langsung. Dan semua itu di lakukan hanya demi memenuhi uang kuliah Rani yang besar. Aku tahu jika syarat ya
Read more

Bab 35 Melayat

Aku tediam sejenak. Kira-kira apa yang akan di lakukan Mas Harun pada Raya? Kenapa dia harus menyembunyikannya dariku? Apa dia berniat untuk melindungi harga diri istri keduanya itu? Otakku tidak bisa berhenti berpikir. Segera kegelengkan kepala lalu keluar kamar. Menaiki lantai dua untuk berpamitan pada anak-anak. Bude Yah sudah menemani Alana dan Syifa yang sedang menonton TV. Sigap membantuku menjaga anak-anak karena aku akan langsung pergi ke rumah Bulek May dan Raya untuk melayat.“Ibu mau keluar lagi?” Tanya Syifa begitu melihat penampilanku. Aku sudah berganti baju memakai gamis warna abu-abu denmgan hijab senada. Gamis yang sering aku gunakan untuk acara yasinan.“Iya sayang. Ibu mau melayat ke kota sebelah. Tempat tinggal Uti Minah dulu.” Terangku sambil menyebut nama Ibu.“Sama Ayah?” Kali ini Alana yang bertanya. Aku terpaksa menganggukan kepala. Berbohong pada anak-anak agar tidak curiga kenapa aku tidak berangkat bersama Mas Harun. Rasa penasaran masih menyelimuti hati. T
Read more

Bab 36 Simbiolisis

“Kenapa kalian malah diam saja. Jawab pertanyaanku sekarang.” Ucap Paklek Narto tegas. Sorot matanya tajam menatap Raya dan Bulek bergantian. Paklek Man dan Paklek Yanto masih diam. Karena Paklek Narto yang akan bicara mewakili mereka.Tidak ada yang berani buka suara untuk menjawab perkataan beliau. Padahal Paklek Narto sama sekali belum menunjukkan bukti yang sudah aku berikan. Tidak biasanya Bulek May terlihat lemah seperti ini. Biasanya dia selalu melawan jika merasa pemikirnanya benar sendiri. Tidak akan takut pada siapapun yang sudah melawannya. Bahkan jika bukti itu terpampang nyata sekalipun. Apakah karena hal ini ada hubungannya dengan ilmu hitam?“Maaf. Aku benar-benar minta maaf pada Mbak Wulan dan Mas Harun.” Akhirnya Raya bersuara juga.“Aku benar-benar menyesal karena sudah membantu Bapak menggunakan ilmu hitam.”“Kamu tahu kalau perbuatan kalian kemarin itu salah satu bentuk dari menyetukan Allah Ray? Apa kamu sudah bertaubat setelah Kang Dar meninggal?” Kali ini Paklek
Read more

Bab 37 Video

Mas Harun menatapku heran saat aku menyerahkan kotak bekal yang besar padanya. Aku memang sudah tidak pernah membuatkan kotak bekal lagi setelah menghadiri pernikahan kedua Mas Harun dengan Raya. Sebagai ungkapan rasa kecewaku padanya. Aku tidak bisa lagi seutuhnya menjalankan peran seutuhnya sebagai istri setelah penghianatan yang begitu menyakitkan. Namun, kini aku sengaja mengulangi kebiasaan lamaku untuk membuat Raya cemburu. Sekaligus untuk mengetahui apakah dia akan memilih makanan yang aku bawakan atau makanan yang sudah tersaji di rumah Raya.Teringat pesan yang aku kirim dengan Sinta saat kami tengah sarapan tadi. Untuk mencari tahu apakaj rencanaku berhasil atau tidak. [Apakah hari ini kamu akan berkunjung ke rumah Bulek May, Sin?]Drrtt…Tidak membutuhkan waktu lama bagi Sinta untuk membalas pesanku. [Iya mbak. Bapak yang menyuruh agar aku bisa bantu-bantu disana. Aku sambil bawa kerjaan di rumah. Istilah kerennya sih work from home.]Aku terkekeh pelan membaca pesan balas
Read more

Bab 38 Permintaan Ibu

Pagi ini Mas Harun pamit pada anak-anak akan pergi ke rumah Bulek May bersama Ibu. Mengingat jika Raya masih berduka pasca meninggalnya Paklek Dar. Maka Mas Harun dan Ibu akan menghabiskan waktu disana. Bukan di rumah kontrakan yang suda Entah bagaimana caranya rumah itu muat untuk di tinggali Ibu mertuaku juga. Mengingat disana hanya ada tiga kamar. Semuanya sudah di huni. Termasuk kedua adik laki-laki Raya. Entah Ibu atau kedua adik Raya yang tidur di dalam kamar. Mas Harun sama sekali tidak membahasnya denganku. Dan aku juga sama sekali tidak peduli.Berbeda dengan beberapa hari lalu dimana kepergian Mas Harun di iringi dengan isak tangis Syifa dan kemurungan Alana, kini anak-anak bisa mengantar Ayah mereka dengan riang. Walaupun hatiku masih terasa sangat pedih karena harus bebragi suami, aku tetap melambaikan tangan pada Mas Harun dan Ibu yang sudah masuk ke dalam mobil taksi online. Mas Harun tetap menepati janjinya untuk tidak memakai mobilku jika jatahnya bersama Raya. Wajah
Read more

Bab 39 Ancaman

Sejak telpon di tutup tadi aku memikirkan rencana untuk membuat Mas Harun kembali. Tidak dapat kupungkiri rasa cemburu yang menyusup dalam hati. Di sisi lain aku juga tidak ingin Mas Harun menukar jatahku dan Raya agar bisa menemani adik maduku itu dalam masa dukanya. Belum lagi dengan anak-anak yang pasti akan menanyakan keberadaan Ayah mereka. Alana yang sudah mengerti banyak hal akan kecewa lalu murung seperti dulu. Aku juga tidak akan bisa menjawab banyak pertanyaan Syifa yang kritis.Licik sekali Raya masih menggunakan cara ini untuk merebut perhatian Ayah dari anak-anak. Apalagi dia juga di dukung oleh keluarga Paklek Dar. Setahuku Raya tidak ingin terlalu dekat dengan mereka.Tapi, jika sudah berhubungan dengan hal buruk keluarga Paklek Dar memang akan kompak.Tiba-tiba sebuah ide terlintas dalam pikiranku. Mas Harun tidak akan bisa menolak permintaan anak-anak. Rasa ragu sempat terlintas. Apakah cara itu masih efektif? Mengingat Mas Harun sudah tinggal di rumah Bulek May selama
Read more

Bab 40 Adik Sepupu

Panggilan telpon langsung di matikan oleh Raya. Aku mencoba menghubunginya dengan hp Mas Harun lagi. Tapi, tidak kunjung di angkat. Hingga hp itu di ambil oleh suamiku. Dia memasukannya ke dalam tas kerja. Sepertinya dia sedang buru-buru berangkat kerja. Ya sudahlah. Toh aku sudah mengancam Raya. Dia tidak akan bisa berkutik jika Mas Harun benar-benar menceraikannya.“Ancaman yang bagus Lan. Aku bahkan tidak terpikir sama sekali.” Kata Mas Harun lega usai aku menelpon istri keduanya itu. Dia sudah bersiap pergi bekerja. Padahal waktu sudah menunjukkan jam delapan lewat. Apa Mas Harun akan bekerja di lapangan?“Ya memang harus seperti itu Mas. Aku akan melaporkan hal ini pada Paklek Narto. Agar beliau sendiri yang menghapus video zina itu dari hpnya Raya. Oh iya Mas. Inikan sudah jam delapan lewat? Kenapa baru berangkat kerja sekarang?” Tanyaku heran. Dia sendiri sudah mengambil kunci mobil yang ada di atas nakas.“Aku sudah ijin sama bos. Ini sekalian mau ninjau proyek di luar. Aku ak
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status