All Chapters of Balasan Untuk Suami dan Adik Madu: Chapter 61 - Chapter 70

94 Chapters

Bab 61 Permintaan

,POV WulanHari ini Ibu dan Mas Harun kembali ke rumah yang aku dan anak-anak tempati. Aku menyambut mereka seperti biasa. Menyalami tangan Mas Harun dan Ibu mertua. Memasukan baju kotor ke dalam mesin cuci. Melayani kebutuhan suamiku. Walaupun dengan sikap yang masih sama dinginnya. Setidaknya aku tetap menjalankan baktiku sebagai istri dan Ibu rumah tangga untuk keluarga kami. Waktu beranjak dengan sangat cepat. Setelah makan malam aku dan Mas Harun menemani anak-anak di lantai dua. Menonton TV bersama setelah si sulung sudah selesai belajar.“Besok aku dan Kak Lana mau ikut ke toko lagi Yah. Kita mau ketemu sama Tante Desi dan anak-anaknya.” Cerita Syifa pada Mas Harun. Aku berusaha mengatur raut wajah agar tidak terlihat kaget.Duh Syifa padahal niatnya aku akan ijin besok agar Mas Harun tidak banyak tanya. Benar saja dugaanku. Dia sudah melirik curiga. Tapi tidak bertanya apapun. Hanya menganggukan kepala saja pada Syifa. Lalu mengalihkan topik percakapan agar Syifa tidak membaha
Read more

Bab 62 Rencana Desi

“Benarkah? Bulek May bekerja di rumahmu?” Tanyaku tidak percaya. Desi lalu memperlihatkan foto Bulek May yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Sepertinya Desi mengambil foto itu diam-diam saat perhatian Bulek May sempat teralih.“Aku merasa sepertinya dia tidak murni bekerja sebagai asisten rumah tangga. Dia kerap kali memperhatikan kami dengan seksama. Saat pertama kali datang ke rumahku, dia bertanya beberapa hal yang cukup privasi setelah mendengar Mas Ardi membentak anak-anak kami. Bu May juga menanyakan tentang peranku di rumah sebagai Ibu rumah tangga. Bagaimana mengatakannya ya? Dia seperti sedang menilai rumah tanggaku dan Mas Ardi.” Perkataan Desi membuatku teringat jika semalam aku lupa memeriksa rekaman kamera CCTV di rumah Raya karena terlalu mengantuk. Bisa jadi alasan Bu May datang ke rumah Desi ada dalam rekaman kamera CCTV itu.Untungnya aku tidak pernah lupa meminta Lala menyimpan rekaman dari rumah itu setiap hari. Tentu saja dengan upah khusus hanya untuknya. Janga
Read more

Bab 63 Janji

Pekerjaan hari ini selesai dengan cepat. Setelah pulang dari toko hanya berkutat di rumah saja untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Karena Mas Harun tinggal di rumah ini saat jatahnya bersamaku, dia bisa memakai mobil saat bekerja untuk mengantarkan anak-anak ke sekolah. Sedangkan aku kadang mengendarai motor, kadang juga memesan taksi online. Kali ini aku menggunakan motor matic kami. Karena itulah saat pulang aku akan menjemput dengan naik motor. Sejak percakapanku dengan Desi kemarin, aku jadi lebih banyak berpikir, haruskan aku menceritakan tentang rekaman kamera CCTV yang diam-diam sudah terpasang di rumah kontrakan mereka.“Saranku lebih baik kamu ceritakan semua yang sudah kamu lakukan pada Mas Harun. Pasrahkan semuanya pada Allah jika seandainya dia akan berhianat lagi. Tidak perlu selalu memasang kamera CCTV atau memantau hpnya. Karena Allah selalu punya jalan untuk membuka bangkai yang di tutupi. Buktinya kita bisa mengetahui bangkai yang di sembunyikan suami tanpa perlu men
Read more

Bab 64 Menemukan Bukti

POV DesiEmpat belas tahun membina rumah tangga bukanlah waktu yang sebentar. Ada banyak pasang surut kehidupan dalam rumah tanggaku dan Mas Ardi. Tidak hanya pertengkaran rumah tangga yang biasa. Apalagi Mas Ardi juga tipe suami patriarki yang selalu menuntut istri untuk ikut membantu mengerjakan pekerjaan rumah sekaligus merawat anak-anak. Tidak ada asisten rumah tangga kami yang awet bekerja karena sikap rewel Mas Ardi. Jadilah aku harus mengurus rumah besar ini sendiri sejak usia pernikahan kami menginjak delapan tahun.Sekian lama hidup dengan sikap Mas Ardi yang acuh membuat rasa cintaku padanya jadi luntur. Sama sekali tidak tersisa sedikitpun. Aku memilih bertahan demi anak-anak di tengah sakitnya menjalani rumah tangga ini. Walaupun mereka tidak dekat dengan Ayahnya, tapi secara materi aku masih membutuhkan uang Mas Ardi untuk membesarkan anak-anak. Asal dia tidak selingkuh dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga, aku bisa menahan semuanya. Itulah yang aku yakini selama in
Read more

Bab 65

Hal tidak terduga terjadi hari ini saat Bu May yang merupakan Bulek Wulan datang ke rumahku. Dia memang tidak tahu hubunganku dengan Wulan sebagai sahabat. Jadi, aku mempersilahkannya untuk masuk. Bu May menawarkan diri sebagai asisten rumah tanggga. Kebetulan sekali aku juga sedang membutuhkan bantuan untuk mengurus rumah."Kalian bisa diam nggak sih. Bikin aku kalah saja." Bentak Mas Ardi saat Bu May tengah bicara. "Maaf Yah." Jawab putra sulungku yang terdengar ketakutan.Padahal Mas Ardi sedang bermain game di dalam kamar utama. Sedangkan ketiga anallu yang lain bermain di kamar yang lain. Tapi, suara mereka yang keras bisa terdengar sampai kesini. Hatiku sakit mendengar bengakan Mas Ardi untuk anak-anak kami bisa terdengar oleh orang lain.Setiap jam sebelas siang, Mas Ardi memamb pulang ke rumah. Dia akan mengahbiskan waktu untuk bermain game di dalam kamar lalu makan siang. Baru berangkat ke kantor lagi."Maaf ya Bu jika harus mendengar teriakan suami saya." Kataku pada Bu May
Read more

Bab 66 Barang

“Aku nggak tahu. Mungkin tetangga yang iseng buang sampah di depan rumah kita kali. Sama seperti yang mereka lakukan dulu.” Kata Mas Ardi berkelit. Dia selalu bisa mengendalikan emosi dengan baik. Seolah barang-barang mahal yang d buang ini bukan miliknya.Memang dulu kami pernah bermasalah dengan tetangga yang suka membuang barang rusak di depan tong sampah rumah kami. Membuat pemandanhan di depan rumah jadi tidak sedap di pandang mata. Hingga banyak para pemulung sering berkerumun di depan rumah untuk mengambil barang-barang itu. Mas Ardi datang menemui mereka bersama Pak RT untuk menyelesaikan masalah itu. Tetangga kami sudah berjanji tidak akan membuang barang rusak dari tokonya ke depan rumah kami dan para warga yang lain lagi.Kalau sekarang ada barang-barang bagus yang justru di letakan di sini tentu saja aku tidak akan percaya. Dulu tetangga kami meletakan barang rusak karena dia punya toko service peralatan elektronik. Itu bisa di mengerti. Tapi, kalau barang-barang dari merk
Read more

Bab 67 Rencana Masa Depan

Karena Salma dan Salwa sudah tahu tentang pekerjaanku sebagai penulis novel online, mereka membantuku untuk lebih banyak menjaga adik-adiknya. Padahal aku sudah menolak. Tapi, si kembar tetap kekeh memaksa. Mereka bilang agar aku punya lebih banyak waktu mengetik novel saat Mas Ardi pergi atau hanya sedang bersama anak-anak. Pekerjaan ini sama sekali tidak terdeteksi oleh suamiku. Sehingga aku bisa melakukannya dengan nyaman tanpa perlu takut ketahuan.Hari ini aku akan bertemu lagi dengan Desi di toko untuk membuka hp rahasia milik Mas Ardi. Aku ingin tahu kegunaan hp itu. Karena Mas Ardi tetap bertukar pesan dengan Sarah menggunakan hp yang sehari-hari ia pakai. Agar Mas Ardi tidak curiga, saat sarapan aku tetap ijin untuk pergi. Membawa ketiga anak kami yang masih kecil bersamaku setelah pulang sekolah.“Memangnya mau kemana?” Tanya Mas Ardi memastikan."Pergi ke rumahnya Ratna. Hari ini dia ada acara empat bulanan. Aku akan datang bersama Maya." Jawabku berbohong. Mana ada acara
Read more

Bab 68 Kemantapan

Selama bekerja di rumah ini, Bu May termasuk orang yang cekatan dan rapi. Dalam waktu tiga jam dia bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Kecuali memasak untuk sarapan keluarga kami. Selain itu, aku juga membantunya untuk memasak. Tidak sepenuhnya menyerahkan semua pekerjaan rumah pada asisten rumah tangga. Aku tidak mau menyerahkan tugas ini pada orang lain karena belum tentu masakannya akan cocok di lidah anak-anakku. Setelah pekerjaan rumah selesai, Bu May menyusulku ke dapur. Membantu sesuai dengan arahanku.“Pak Ardi itu sering pulang ke rumah waktu kerja ya Bu?” Tanya Bu May yang untuk ke sekian kalinya menanyakan tentang Mas Ardi. Aku heran padanya yang tidak bisa berakting senatural mungkin. Justru terlihat sekali jika Bu May sangat penasaran dengan Mas Ardi.“Iya Bu. Karena pekerjaannya kadang di lapangan jadi Mas Ardi memilih untuk pulang. Setiap siang dia akan pulang untuk istirahat dan bermain game.”“Pasti melelahkan sekali ya Bu. Untung saja Pak Ardi punya istri sepe
Read more

Bab 69 Mulai

Mas Ardi tengah sibuk bermain game di dalam kamar. Sedangkan aku sibuk memasak di dapur. Karena sudah ada Bu May yang bekerja sebagai asisten rumah tangga, maka pekerjaanku jadi lebih mudah. Wajahnya terlihat lelah sekali saat harus menyapu rumah dengan dua lantai ini."Minum dulu Bu. Kalau capek bisa istirahat." Ucapku begitu ia masuk ke dalam dapur untuk menyapu."Iya sebentar lagi Bu. Masih nanggung." Jawabnya tetap melakukan pekerjaan.Mas Ardi juga masuk ke dapur untuk mengambil minum. Wajahnya tampak memberengut kesal. Pandangannya marah saat menatapku. Aku mengabaikannya karena tidak ingin makan hati. Aku juga tidak mempedulikam tatapan Bu May yang mengawasi kami."Bisa nggak sih kamu suruh Raka dan Andi untuk diam. Mereka terlalu berisik sampai aku kalah main game." Kata Mas Ardi memuntahkan lahar amarahnya tanpa tahu tempat. Ia tidak segan-segan menghardikku di depan orang lain.Walaupun ini bukan yang pertama kalinya. Tetap saja terasa menyakitkan. Hatiku tidak sekuat itu un
Read more

Bab 70 Sahabat

“Ayo kita pergi sekarang Bu.” Bisik Raka menarik tanganku keluar. Aku menganggukan kepala lalu berjalan mengikuti anak-anak keluar. Entah apa yang sedang di pikirkan anak-anakku saat ini. Aku sama sekali tidak bisa menebak raut wajah Raka dan Andi yang jelas sudah mengerti dengan perkataan yang mereka dengar. Satu hal yang pasti, tidak nampai amarah di wajah mereka.Kami menunggu di teras hingga taksi online yang sudah aku pesan datang. Anak-anak naik lebih dulu. Aku duduk sambil memangku Tika. Kafe anak yang kami tuju lokasinya cukup jauh. Sengaja kami memilih lokasi disana agar Mas Ardi tidak mengunjungi kami jika sewaktu-waktu membutuhkanku. Tidak masalah jika dia nanti marah. Toh sudah ada Bu May yang ada di rumah.Begitu sampai ke kafe anak, sudah ada Wulan yang duduk di dalam. Alana dan Syifa sudah bermain di salah satu wahana. Andi segera menyusul mereka. Raka menggandeng tangan Tika untuk menyusul. Anak-anak sudah sangat tenang karena bisa bermain bersama teman sebaya. Wulan m
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status