Home / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Kekasih Rahasia CEO: Chapter 221 - Chapter 230

256 Chapters

Mencoba Mengerti

“Ya udah sih, Ka, kalau kamu ada janji atau keperluan dengan yang lain nggak usah nganterin aku. Aku bisa kok pulang sendiri,” kata Nicole menengahi melihat Rachel yang sepertinya keberatan Bjorka pergi.“Nggak apa-apa, Nic, urusan yang itu nggak penting-penting amat kok, masih bisa nanti,” jawab Bjorka cepat. Ia tidak mau kehilangan kesempatan berharga bersama Nicole.“Beneran?”“Iya, beneran,” kata Bjorka meyakinkan lalu memandang pada Rachel. “Ra, tolong kamu handle ya.”Rachel menganggukkan kepalanya karena tidak mungkin menidakkan. Bjorka kemudian pergi dengan membawa Nicole setelah mereka berpamitan pada Rachel.Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka bertanya-tanya di dalam hati lalu berbisik dengan sesamanya. Mereka penasaran siapa gadis yang bersama Bjorka.Begitu Rachel keluar dari ruangan mereka langsung menanyakannya.“Ra, yang sama Pak Boss siapa sih?” tanya Caca, salah satu pekerja Lavender Management.“Model baru.” Rachel menyahut singkat.“Ikutan casting atau jalu
Read more

Warning

Radev sendiri yang membuka pintu saat Bjorka tiba di sana.“Happy banget lo kayaknya.” Itu hal pertama yang Radev katakan saat melihat wajah berseri-seri sang sahabat."Gimana nggak happy, setelah bertahun-tahun gue akhirnya ketemu Nicole.” Bjorka menjawab sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruko. Mereka lalu duduk berdua di kursi yang terdapat di sana.“Jadi namanya Nicole?” tanya Radev lagi. Selama ini ia hanya tahu bahwa Bjorka menanti cinta masa kecilnya tanpa pernah tahu siapa nama gadis itu.“Yup. Nicole. Nama lengkapnya Lady Nicola Aryadicta. Cakep kan namanya? Sama kayak orangnya.” Radev mengangguk mengiyakan. Ia memang tidak tahu bagaimana penampakan Nicole. Tapi ia yakin wanita idaman Bjorka itu pastilah secantik bidadari. Jika tidak bagaimana mungkin Bjorka sampai tergila-gila padanya. Satu hal yang Radev tidak mengerti sampai saat ini adalah entah hal lain apa yang dimiliki Nicole sehingga mengikat hati Bjorka. Namun satu hal yang Radev pelajari dari sang sahabat
Read more

Orang-Orang Memuakkan

Rachel membuka pintu apartemennya. Detik itu juga tubuhnya yang lunglai bertambah lesu ketika melihat ada ibu dan kakaknya di sana. Keduanya tampak sedang ngemil sambil nonton televisi. Begitu santai dan enjoy.Kulit-kulit kacang, bungkus coklat, dan entah plastik makanan apa lagi berserakan di atas meja hingga jatuh ke lantai. Semuanya membuat Rachel bertambah kesal. Ia tidak suka rumah yang berantakan."Udah pulang lo, Ra, kayak maling aja nggak ada suara, nggak ada tanda, nggak ada ngasih aba-aba," ujar Rai berceloteh saat menyadari kehadiran Rachel.Rachel ingin melawan kakaknya, mengatakan bahwa perempuan itulah yang tidak tahu sopan santun. Tapi karena tubuhnya terlalu lelah Rachel hanya diam dan memilih untuk mengabaikannya. Ia bermaksud melangkah ke kamar."Dari mana kamu jam segini baru pulang?" Kali ini Megan yang bertanya.Rachel terpaksa menghentikan langkah karena yang bertanya adakah Megan, ibunya."Abis kerja, Mi.""Kerja? Jadi baby sitter anaknya Radev?" sinis Megan k
Read more

Hasutan

Rachel mulai waspada mendengar ucapan Megan padanya. "Namanya juga temen, Mi."Megan mengangguk-angguk. "Kalau yang Mami lihat kamu dan Kaka itu lebih dari temen.""Mi, aku--" Rachel hendak protes. Ia tahu persis apa yang akan dikatakan maminya itu."Sssstt, jangan potong dulu ucapan Mami.""Aku tahu apa yang akan Mami bilang.""Kamu ini sok tahu. Emang apa coba yang mau Mami bilang?""Mami pasti mau nyuruh aku deketin Kaka kan?" tatap Rachel tajam. Rachel teringat kata-kata Radev yang selalu menyuruh agar waspada pada ibu mereka.Senyum mengembang di bibir Megan mendengarnya. "Mami suka anak yang cerdas kayak kamu, Ra."Rachel mendengkus di dalam hati."Sudah sejak lama Mami menyukai persahabatan Kaka dan Radev. Lalu sekarang dengan kamu."Rachel tidak merespon. Sementara indra penglihatannya masih terpaku di wajah sang ibu dengan begitu lekat. "Setahu Mami yang namanya persahabatan itu susah senang bersama. Apabila salah seorang lagi susah maka yang lainnya akan membantu. Dan seba
Read more

Niat Yang Tertunda

Masih sepagian ini tapi Rachel sudah sampai di kantor Lavender Management.Tumit sepatunya berderap pelan dan terdengar begitu jelas dalam kesenyapan.Iya, ini memang masih terlalu pagi bagi Rachel untuk datang ke kantor. Tapi itu jauh lebih baik daripada ia tinggal di apartemennya lalu mendengarkan cerocosan ibunya yang terus memaksanya atau celotehan kakaknya yang tidak ada habisnya menyesali nasib yangmenimpa mereka.Semalam perdebatan Rachel dan Megan berlangsung begitu lama. Megan terus memaksa agar Rachel meminta bantuan pada Bjorka. Megan dengan segala cara pada akhirnya berhasil membuat Rachel menyerah. Gadis itu berjanji akan bicara dengan Kaka dan meminta bantuan padanya. Walau sebenarnya Rachel begitu malu. Ia tidak tahu akan menyembunyikan mukanya di mana saat bicara dengan Kaka nanti."Pagi Mbak Rachel, tumben pagi banget datangnya, Mbak?" sapa Yuni, salah satu office girl di kantor itu, ketika Rachel masuk dan menemukan Yuni sedang membersihkan ruangannya."Iya, Mbak, s
Read more

Menjalankan Misi

"Maaf mengganggu," ucap Nicole langsung ketika melihat bukan hanya ada Bjorka sendiri di ruangan tersebut tetapi juga ada Rachel."Nggak ganggu kok. Masuk, Nic." Bjorka yang menjawab.Melangkahkan kakinya, Nicole masuk ke ruangan Bjorka lalu duduk di kursi sebelah Rachel. Kedua gadis itu saling menyapa dan bertukar senyum.Dengan jarak sedekat ini Rachel menyadari bahwa Nicole sangat cantik dan juga tinggi. Presensi gadis itu membuat Rachel jadi insecure. Padahal sebenarnya Rachel juga good looking."Udah sarapan, Nic?" tanya Bjorka."Udah tadi di rumah.""Kirain kalau belum aku mau ajak kamu sarapan.""Udah kok, Ka."Bjorka mengangguk. Lelaki itu menatap ke layar iPad-nya sekilas kemudian kembali memberi atensinya pada Nicole."Nic, sekarang kita ke studio dulu. Ada job buat kamu.""Oke." Nicole mengangguk setuju.Lalu Bjorka kembali memandang Rachel. "Ra, kamu dan Neza koordinasi kerjasama kita sama Pak Erwin.""Siap," jawab Rachel sigap.Bjorka membawa Nicole keluar dari ruangannya
Read more

Bicara Berdua

"Keren banget tadi," kata itu terucap dari bibir Bjorka setelah photoshoot selesai dan Nicole keluar dari studio."Apanya?""Kamu. Udah kayak pro."Nicole menyunggingkan senyum tipis dari bibirnya meningkahi sanjungan Bjorka.Nicole memang sudah berbakat dari dulu. Hanya saja nasibnya belum beruntung. Ia sering mengikuti ajang modeling tapi belum pernah menang."Sebenarnya project iklan shampo ini bukan untuk kamu, Nic." Bjorka membuka percakapan setelah mereka duduk di salah satu spot strategis di salah satu restoran untuk makan siang."Oh ya?" tanggap Nicole."Setelah kupikir lagi dan berdasarkan pengamatanku kamu yang lebih cocok, Nic. Rambut kamu lurus dan bagus, hitamnya alami sejak dulu zaman kita masih sekolah. Intinya kamu adalah sosok yang paling tepat untuk membintangi Shine shampo. Sesuai dengan slogan mereka yaitu, hitam dan berkilau," terang Bjorka panjang lebar.Nicole memberi senyum tipisnya untuk Bjorka. "Thanks ya, Ka. Aku masih new comer tapi udah dapat project gede
Read more

Sekadar Sahabat

Bjorka terdiam beberapa detik seakan sedang mencerna makna perkataan Rachel."Pinjam uang, Ra?" ujar Bjorka setelah terbangun dari ketermanguan.Rachel mengangguk malu. "Aku lagi butuh banget."Bjorka kemudian tersenyum menyadari ekspresi Rachel yang tegang. "Aku pikir ada apa. Mau pinjam uang aja kamu kayak berhadapan sama mafia." Bjorka menebar lagi senyumnya. Ekspresi Rachel masih sama. Tegang, takut dan malu. Rachel yakin Bjorka pasti terkejut ketika tahu nominal yang nanti disebutkannya."Kamu butuh berapa, Ra?" Bjorka bertanya kemudian."Dua ratus," jawab Rachel lirih."Astaga, mau pinjam uang dua ratus ribu aja kamu sampai setegang itu." Bjorka tertawa geli kemudian mengambil dompetnya dari saku celana. Lalu dikeluarkannya dua lembar uang berwarna merah dan memberikan pada Rachel.Rachel membatu di tempatnya berdiri sambil memandang nanar lembaran uang yang disodorkan Bjorka."Ra, ini." Bjorka keheranan lantaran Rachel masih belum mengambil uang yang berada di tangannya. "Ini
Read more

Dia Begitu Istimewa

"Nanti Kaka transfer jam berapa, Ra?" tanya Megan pagi itu ketika mereka sarapan bersama.Rachel bangun agak terlambat sehingga jadilah ia terjebak sarapan pagi bersama dengan ibu dan kakaknya."Belum tahu, Mi," jawab Rachel singkat sembari menyesap teh dari gelasnya pelan-pelan."Pokoknya nanti kalau dia sudah akan mentransfer kamu langsung suruh transfer ke Mami. Jangan ada yang dipotong sepeser pun." Dengan keras Megan mengingatkan.Asli kalau maminya ini bukan orang lain pasti sudah Rachel maki-maki. Bukannya berterima kasih dan bicara baik-baik malah ngegas."Emang Mami mau buka butik di mana sih?" "Ya belum tahu. Uangnya kan belum di tangan Mami.""Seharusnya Mami udah nentuin lokasi dulu sebelum ngerencanain buka butiknya.""Lo tenang aja, Ra. Gue tahu banyak lokasi strategis yang bikin laris. Gue jamin nggak sampe satu tahun udah balik modal." Kali ini Rai yang bicara. Perempuan itu begitu percaya diri. "Mudah-mudahan kalau begitu," tanggap Rachel."Kemarin si Kaka bilang ma
Read more

Hati Yang Hancur

Akhirnya Rachel benar-benar pergi menemani Bjorka ke rumah Nicole. Benak gadis itu tidak berhenti bertanya kenapa Nicole sebegitu istimewa bagi Bjorka. Lelaki itu bahkan ingin menjadikan Nicole sebagai bintang utama dalam manajemen mereka. Andai saja para talent yang lain tahu maka Rachel pastikan akan terjadi kecemburuan sosial di antara mereka.Tiba di rumah Nicole, ART membukakan pintu untuk mereka."Maaf, Bu, bisa bertemu dengan Nicole?" Bjorka yang bertanya."Non Nicole lagi sakit, Mas," jawab perempuan berusia kira-kira lima puluh tahunan itu."Nicole-nya sakit apa? Masih bisa ditemui kan, Bu?" Bjorka semakin cemas."Saya tanya dulu ya. Oh iya, saya bicara dengan Mas siapa?""Bilang aja Bjorka dan Rachel, Bi."ART Nicole masuk ke dalam rumah setelah menyilakan keduanya duduk di ruang tamu.Rachel memandang ke sekeliling ruangan. Sedangkan Bjorka duduk dengan gelisah. Rachel yang melihat itu mencoba menenangkan Bjorka."Santai, Ka. Aku yakin sakit Nicole nggak parah. Kalau parah
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status