Beranda / Romansa / Kekasih Rahasia CEO / Bab 201 - Bab 210

Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 201 - Bab 210

256 Bab

Aku Nggak Rela Kamu Nyium Cowok Random

Bjorka menegakkan duduk menyadari betapa pentingnya topik pembicaraan ini.Bjorka memang memiliki kakek yang berprofesi sebagai pengacara. Dan kakeknya itu juga memiliki firma hukum yang menampung banyak pengacara hebat. Bjorka tentu tidak akan keberatan menolong Rachel, tapi tentu saja Bjorka tidak bisa memutuskan sendiri.“Pertama-tama aku ikut prihatin atas musibah yang menimpa kamu. Aku sangat ingin membantu kamu, Ra, tapi aku nggak bisa mengambil keputusan sendiri. Aku harus membicarakannya dulu dengan kakekku itu,” ucap Bjorka memberi jawaban.“Tapi kira-kira kakek kamu bisa kan, Ka? Soal bayarannya nanti aku akan jual mobil.”Bjorka terdiam setelah mendengar kesungguhan Rachel. Gadis itu begitu baik dan sayang pada orang tuanya walaupun orang tuanya itu begitu laknat. Sungguh kasihan.“Maaf, Ra, mengenai hal tersebut aku juga nggak bisa memastikannya. Aku harus bicara dulu dengan dia,” jawab Bjorka mempertegas perkataannya tadi. “Kalau boleh aku tahu kenapa lawyer-nya Om Marvel
Baca selengkapnya

Larangan Keras Radev

“Ra, kenapa masih di sini? Udah ke toiletnya?”Rachel terkesiap ketika Bjorka menyentuh pundaknya dari belakang. Entah sudah berapa lama dirinya berdiri di sana menyaksikan ibunya yang asyik bermesraan dengan lelaki lain.Bjorka baru menyadari apa yang menarik perhatian Rachel sehingga gadis itu berdiri lama di sana. Tampak di sebuah meja Megan dan Andi sedang bercengkrama berdua bagaikan pasangan yang sedang kasmaran.“Tante Megan di sini juga?”Rachel mengedikkan bahu kemudian melangkah cepat menuju toilet. Bjorka ikut menarik kakinya dari sana. Tadi awalnya Bjorka juga ingin buang air, tapi langkahnya terhenti begitu saja saat menyaksikan Rachel berdiri termenung.Rachel tidak bicara sepatah katapun setelah mereka selesai makan dan meninggalkan restoran. Gadis itu mengarahkan pandangannya ke sisi kiri jendela mobil.Melihat sikap Rachel Bjorka jadi sungkan untuk mengajaknya bicara. Tapi ia tahu pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran adik sahabatnya itu.“Makasih, Ka,” lafal Rac
Baca selengkapnya

Permintaan Gathan

Radev baru saja melangkah keluar meninggalkan gedung kantor Axel. Ia baru selesai memberikan laporan bulanan pada pria itu mengenai perkembangan pengerjaan proyek yang ditanganinya.Baru saja masuk ke mobil dan menyalakan mesin, ia mendengar ponselnya berbunyi. Ada nomor tak dikenal tertera di layar yang membuatnya mengerutkan dahi. Berpikir itu bisa saja dari salah satu karyawannya di Lampung, Radev memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.“Halo.”“Dev, ini gue.”Radev memulihkan ingatannya mencari tahu siapa peneleponnya. Radev tidak begitu hafal suara orang-orang tanpa melihat langsung wajah mereka, kecuali orang-orang terdekatnya.“Ini siapa?” tanyanya kemudian.“Gathan.”Radev menegakkan duduk ketika tahu siapa yang meneleponnya. Pria yang tidak disukainya setelah ia tahu pria itu pernah mencoba mempermainkan Starla.“Ada apa?” tanya Radev dingin.“Bisa kita ketemu?”“Lo mau apa? Langsung bilang aja sekarang,” jawab Radev keberatan. Ia tidak ingin membuang-buang waktu untuk
Baca selengkapnya

Di Bawah Perut Nggak Bisa Menunggu

Cemberut aja, Sayangku?” cetus Radev menyaksikan wajah memberengut istrinya. Mereka sudah naik ke lantai tiga lima menit setelah Megan pergi.“Mami kamu tadi marah sama aku, Dev.” “Mami bilang apa?” tanya Radev ingin tahu. Tadi saat datang Radev tidak mendengar secara utuh apa isi percakapan istri dan ibunya. Ia hanya mendengar Megan menyebut-nyebut kata baby sitter.Starla menghela napas lalu merebahkan kepala di atas pangkuan Radev. “Mami kamu menyalahkan aku karena aku hamil lagi. Dia bilang kamu lagi susah tapi aku malah nambah anak. Dia juga bilang apa aku nggak bisa melakukan hal lain selain menyulitkan kamu,” urai Starla apa adanya sesuai dengan yang dikatakan mertuanya tadi tanpa ada yang ditambah atau dikurangi. Starla tidak bermaksud mengadu domba. Ia hanya ingin terbuka pada Radev. Radev berdecal kesal. Maminya itu memang menyebalkan. Padahal mau Starla hamil berapa kali juga tidak akan ada hubungannya. Kecuali jika misalnya Radev meminta bantuan wanita itu untuk mengasuh
Baca selengkapnya

Fakta Yang Terungkap

Hari ini Radev dan Starla membesuk Ajeng di rumah sakit jiwa. Mereka berjanji bertemu dengan Gathan langsung di sana.Gathan tampak sudah menunggu di pelataran parkir rumah sakit. Entah sejak kapan. Tapi melihat betapa pedulinya Gathan pada Ajeng melebihi kepedulian orang tuanya sendiri membuat Radev dan Starla bertanya-tanya. Apa iya ada sepupu yang sesayang itu pada sepupunya. Sedangkan ikatan persaudaraan sesama saudara kandung kadang tidak sekuat itu.“Gathan baik banget ya, Dev, aku nggak nyangka kalau dia bakal sepeduli itu sama Ajeng, padahal cuma sepupu doang kan ya?” kata Starla berkomentar ketika menyaksikan Gathan dari jauh. Saat ini dirinya dan Radev masih berada di mobil.“Mereka memang sudah dekat dari dulu,” jawab Radev mencoba menyikapinya dengan wajar.Keduanya kemudian turun dari mobil. Gathan langsung menyongsong mereka. Pria itu merasa lega karena akhirnya Radev bersedia untuk datang seperti yang diinginkannya.“Thanks, Dev, akhirnya lo datang juga,” ucap Gathan p
Baca selengkapnya

Bertemu Cinta Masa Kecil

Hari ini Starla dan Radev bersiap-siap untuk menghadiri acara wisuda Rachel. Sementara Rachel-nya sudah pergi sejak tadi.“Kaka beneran jadi PW-nya Rachel nggak ya?” Starla menggumam sambil mengaplikasikan maskara di matanya.“PW apa?” Radev yang menggendong Bintang menoleh pada sang istri.“Pendamping wisuda, Dev. Jadi Rachel kan ada challenge sama temen-temennya. Masing-masing dari mereka harus bawa pasangan. Siapa yang nggak bawa akan kena hukuman. Jadi aku saranin minta tolong sama Kaka. Perasaan dulu aku udah cerita deh. Masa kamu lupa?” Starla melirik suaminya melalui kaca meja rias.“Masa?” Radev berkerut.Starla mengangguk.“Oh, mungkin aku lupa,” jawab Radev.“Memangnya Pak Radev mikirin apa sih, kenapa sampai lupa begitu?” goda Starla.“Mikirin kamulah, mikirin apa lagi memangnya? Iya kan, Nak? Yang ada di pikiran Papa kan hanya Mama.” Radev meminta dukungan pada Bintang yang berada di dalam gendongannya tapi tentu saja anak itu tidak akan tahu apa-apa.Starla mendelik melal
Baca selengkapnya

Sedihnya Hati Rachel

Rachel menatap ke sekelilingnya seperti orang bingung. Para wisudawan lain tampak begitu berbahagia. Ada yang berfoto bersama dengan keluarganya, wefie bareng kekasih, reuni dadakan karena bertemu teman lama yang ternyata saudara dari teman mereka, dan ada juga yang berbincang dengan sesamanya merancang masa depan.Rachel tidak tahu harus melakukan apa. Orang-orang sibuk dengan diri masing-masing. Semua pergi meninggalkannya. Mulai dari kakaknya, orang tuanya, dan sekarang lelaki yang disukainya.‘Pulang aja deh. Mau ngapain aku di sin? Mau jadi badut?’Rachel memutuskan untuk pergi dan menghibur dirinya sendiri. Orang-orang pastilah memiliki kesibukan masing-masing. Yang penting mereka sudah menunaikan janji untuk datang ke acaranya. Lalu apa lagi yang Rachel harap?“Ra!”Langkah kaki Rachel terhenti saat suara seseorang menahannya. Ketika Rachel menoleh ia mendapati Radev berdiri di dekatnya.“Lo ke mana aja sih, Dev? Gue pikir lo udah pulang.”“Sorry, tadi gue nemenin Starla ke toi
Baca selengkapnya

Kebahagiaan Yang Sempurna

“Aaaa … sakit, Dev …” Rintihan menyedihkan itu meluncur dari mulut Starla. Bulir-bulir keringat sebesar jagung menyembul di pelipisnya.Di sebelah Starla Radev duduk mendampingi. Tangannya menggenggam hangat jemari istrinya itu. Radev mencoba tenang, tapi ia tidak bisa membohongi diri, bahwa jauh di dalam hatinya ia juga merasa sangat panik. Masalahnya, ini adalah pengalaman pertamanya mendampingi wanita melahirkan.Waktu begitu cepat berlalu dan begitu banyak yang terjadi. Tanpa terasa saat ini Starla sudah berada pada masa-masa pra persalinan. Selama kehamilannya yang kedua Radev tidak sekalipun meninggalkan Starla. Pria itu setia mendampingi istrinya dan memperlakukannya dengan begitu istimewa. Radev menebus segala yang telah hilang saat dulu Starla mengandung Bintang.Sejak kemarin malam Starla mengeluh kesakitan sehingga Radev memutuskan untuk membawa ke rumah sakit. Setibanya di sana dokter yang memeriksa Starla mengatakan bahwa mulut rahim baru membuka satu senti sehingga Sta
Baca selengkapnya

Akhir Cerita Mereka

Starla masih berada di rumah sakit. Hari ini satu demi satu orang-orang terdekat Starla dan Radev berdatangan membesuknya. Para tamu yang datang didominasi oleh kenalan Radev. Aneka bingkisan yang terdiri dari buah-buahan, makanan, buket bunga, sampai perlengkapan bayi berjejer mengisi ruangan Starla. Radev terlihat begitu bahagia atas kelahiran bidadari kecilnya. Sedangkan Bintang merasa cemburu pada adiknya. Bintang yang biasanya tidak banyak tingkah mulai tantrum. Setiap kali Radev ataupun Starla memegang baby Bianca maka Bintang akan bertingkah. Anak itu menggunakan berbagai cara, mulai dari minta digendong sambil menarik-narik baju Radev, sampai berguling-guling di lantai jika Radev tidak mau mengikuti keinginannya. Tidak peduli walaupun banyak orang di sekelilingnya. Contohnya saat ini. Bintang menangis sambil bergulingan di lantai saat melihat Radev menggendong Bianca sambil berbincang dengan kolega bisnisnya. “Bintang, ayo bangun, Nak, kalau tiduran di sini nanti bajunya bi
Baca selengkapnya

(Season 2: Bjorka & Rachel) Baper

Bjorka sudah menanti di luar saat langkah Rachel tiba di dekatnya. Rachel baru saja selesai mengunjungi Marvel. Meskipun belum merasa puas tapi ia terpaksa menyerah pada peraturan karena waktu kunjungan sudah habis.Bjorka yang tampak berbicara dengan seseorang langsung mengakhiri obrolannya saat melihat Rachel muncul lalu melangkah mendekati gadis itu.“Udah?” tanyanya.“Udah.” Rachel menyahut singkat.“Kenapa cuma sebentar?”“Waktu kunjungannya udah habis.”Saat itu mereka memang datang di beberapa menit terakhir sehingga tidak bisa terlalu lama.Bjorka melirik arloji di pergelangannya. “Lain kali kalau ke sini kayaknya jangan di saat-saat genting deh, Ra.”Rachel mengangguk. Mereka berjalan bersama menuju mobil Bjorka. Setelah menekan tombol unlock, Bjorka tidak langsung masuk. Ia membukakan pintu untuk Rachel dan menunggu sampai gadis itu masuk dan duduk di tempatnya.Setiap gerak-gerik Bjorka tidak satu kali pun lolos dari pantauan Rachel. Cara Bjorka bersikap, caranya berbicara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
26
DMCA.com Protection Status